Bidan
Dream - Pandemi membuat banyak perubahan dalam aspek kehidupan, terutama dalam hal kesehatan. Kini sudah banyak aplikasi konsultasi dokter yang membuat pasien bisa berkonsultasi di mana pun hanya menggunakan ponsel pinter.
Kini ada juga aplikasi Bidanku yang merupakan platform konsultasi untuk ibu hamil dan bidan yang dikembangkan oleh Halodoc. Dikembangkan sejak pertengahan 2021, Bidanku telah digunakan oleh bidan-bidan di berbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua.
“ Halodoc ini hanya sebuat alat, alat yang bisa digunakan para bidan agar memudahkan bidan dalam berkomunikasi dengan pasiennya, bersama IBI (Ikatan Bidan Indonesia) bisa memberikan informasi lebih baik dan meningkatkan kualitas bidan," ujar Jonathan Sudharta, CEO & Co-Founder Halodoc, dalam acara virtual Transformasi Digital Bantu Jaga Kesehatan Ibu & Anak, pada Kamis 3 Februari 2022.
Menurutnya, peranan bidan dalam membantu menjaga kesehatan ibu dan anak di Indonesia sangat penting, di mana penyebaran jumlah dokter dan fasilitas kesehatannya belum merata. Aplikasi Bidanku hadir sebagai asisten digital yang memudahkan praktik bidan.
Dalam aplikasi ini tersedia fitur pengingat kunjungan, mempermudah administrasi, rencana kontrasepsi dan ringkasan kesehatan pasien yang tercatat secara digital serta rangkuman data anak pasien lengkap.
Aplikasi Bidanku juga menjadi salah satu dukungan Halodoc pada program Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan.
“ Bidan menjadi profesi yang unik dan spesifik dalam membangun generasi yang berkualitas karena bidan bisa fokus pada kesehatan reproduksi perempuan, perencanaan keluarga, hingga kesehatan bayi dan balita. Di Indonesia sendiri, tercatat ada 5,5 juta ibu hamil dan 80% diantaranya dipantau oleh bidan. Platform digital akan mempermudah tugas bidan," ujar Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes., Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Sementara itu, bidan juga dinilai memiliki peran penting dalam membantu fokus pemerintah mengentaskan stunting di Indonesia. Data Litbang Kemenkes menyebut Indonesia masih memiliki prevalensi stunting pada anak sebesar 30%.
Laporan Amanda Putri Ivana
Dream - Kehamilan memang membuat perubahan signifikan pada tubuh ibu. Salah satunya adalah hormon HCG (human chorionic hormone) yang membuat ibu hamil menjadi mual, hingga muntah serta pusing. Bukan hanya saat pagi, tapi bahkan seharian.
Dikutip dari KlikDokter, hormon beta HCG dalam tubuh dapat meningkat dua kali lipat setiap minggu, terutama di masa awal kehamilan. Hormon tersebut juga akan mencapai puncak ketika pagi hari.
Ada juga ibu hamil yang tak mengalami keluhan tersebut. Saat hamil, keluhannya sangat sedikit atau bahkan tak muncul sama sekali. Penasaran mengapa? Berikut alasannya.
1. Tubuh Lebih Siap dengan Naiknya Hormon Beta HCG
Sekitar 30 persen ibu hamil dilaporkan tidak mengalami morning sickness. Jika tidak morning sickness di awal-awal kehamilan, kemungkinan tubuh ibu memiliki kemampuan untuk mengantisipasi peningkatan kadar hormon beta HCG dengan baik. Tubuh pun tidak akan kaget ketika hormon tersebut meningkat dua kali lipat setiap pekannya pada trimester pertama kehamilan.
Kemungkinan lain dari tidak munculnya gejala morning sickness adalah rendahnya kadar beta HCG dalam tubuh. Kadar beta HCG yang rendah bisa menjadi salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan saat kehamilan hingga menyebabkan keguguran.
Sahabat Dream tidak perlu khawatir mengenai rendahnya kadar HCG di dalam tubuh. Akan tetapi, disarankan juga untuk tidak menganggap remeh kadar HCG yang rendah. Supaya kesehatan ibu dan janin terpantau dengan baik, sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan.
Munculnya mual dan muntah saat hamil diduga berkaitan dengan pola diet ibu sebelum hamil. Ibu yang melakukan diet vegetarian atau semi vegetarian sebelum hamil umumnya memiliki kecenderungan untuk tidak mengalami morning sickness pada masa awal kehamilan. Kendati begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hubungan antara diet vegetarian dan morning sickness saat hamil.
4. Janin Berjenis Kelamin Pria
Tidak mengalami morning sickness juga berkaitan dengan jenis kelamin janin di dalam kandungan. Menurut sebuah penelitian epidemiologi di Jepang, ibu yang mengandung janin berjenis kelamin perempuan berisiko lebih tinggi untuk mengalami morning sickness. Hal ini berlaku ketika dibandingkan dengan ibu yang hamil janin berjenis kelamin laki-laki.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik