Shuttestock
Dream - Selama pandemi Covid-19, rutinitas berubah tidak pasti. Anak-anak diharuskan bersekolah dari rumah untuk waktu yang cukup lama. Saat sudah mulai beradaptasi dan merasa nyaman sekolah di rumah, anak harus kembali ke sekolah saat angka pandemi turun beberapa waktu lalu.
Lalu saat mereka sudah merasa senang bertemu dengan teman-teman seperti biasanya. Varian omicron masuk ke Indonesia, dan anak-anak terpaksa harus kembali belajar dari rumah.
Perubahan inkonsistensi kondisi sehari-hari tidak hanya memiliki dampak kepada anak tapi juga orangtua.
“ Hal ini menyebabkan orang tua menjadi kesulitan untuk memprediksi situasi yang nantinya akan terjadi, oleh karena itu penting bagi setiap orang tua untuk bisa mentolerir hal-hal yang tidak pasti serta dapat membangun komunikasi yang lebih terbuka pada anak,” jelas Psikolog Anak & Co-Founder TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima pada konferensi virtual Lazada Kembangkan Social Skills di Era Social Distancing, Rabu 23 Februari 2022.
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi anak. Jangan sampai dalam situasi yang tidak pasti ini, anak tidak ada tempat bercerita dan mencurahkan perasaannya.
“ Kalau ada perubahan drastis pada anak misal biasa tidak suka marah marah jadi suka marah-marah hal ini harus jadi perhatian,” tambah Saskhya.
Banyak hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mendukung anak tetap berkembang di situasi tidak pandemi ini. Ayah dan ibu harus bekerjasama dalam hal ini.
“ Sesuaikan ekspetasi dan pembagian tugas selama pengasuhan anak. Misal kita maunya anak jalan-jalan, ada jam yang harus disesuaikan antara suami dan istri,” jelas Saskhya.
Saskhya menambahkan bahwa suami dan istri harus atur pembagian tugas.
“ Misal untuk kegiatan yang loncat-loncatan bisa sama ayahnya. Nanti yang lebih soothing dan belajar sama ibu. Jadi ekspetasi pembagian tugas sama,” tambahnya.
Ajak anak untuk roleplay dan lebih sering berinteraksi bersama anggota keluarga. Bermain peran atau pura-pura jadi tokoh jahat dan baik, anak biasanya sangat senang.
“ Misal roleplay, ini buat anak jadi lebih santai dan mereka jadi latihan menempatkan diri, jika jadi penjual bagaimana jadi guru bagaimana, biarkan anak main dan belajar bersosialisasi,” kata Saskhya.
Banyak metode belajar online yang bisa menjadi sarana untuk anak mengasah kemampuan.
“ Banyak eksplorasi kegiatan online. Sebenarnya banyak program yang bisa membantu. Jika nyaman, ada private offline yang dilakukan dengan protokol ketat yang bisa membantu. Di era digital tentu jadi lebih mudah,” jelas Saskhya.
Memahami kebutuhan orangtua untuk mendapatkan dukungan penuh dalam menjalankan perannya. Lazada bersama dengan Babyologist kembali menghadirkan serangkaian seminar edukasi parenting melalui Lazada Baby & Kids Festival di bulan Februari ini.
" Hal ini kami lakukan untuk menjadikan para orang tua semakin berdaya dalam memberikan upaya terbaiknya untuk keluarga. Kerja sama ini juga turut menggandeng berbagai brand ternama serta para ahli, mulai dari dokter anak, psikolog sampai dengan konselor keluarga dengan membawakan topik yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan orang tua saat ini,” kata Lia Kurtz, VP FMCG Lazada Indonesia pada kesempatan yang sama.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN