Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kebiasaan menjenguk kerabat atau teman yang baru melahirkan memang sangat baik. Biasanya, tamu yang datang ikut mendoakan bahkan juga membawa buah tangan baik untuk ibu maupun bayi.
Sayangnya, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, menjenguk bayi baru lahir bisa jadi 'mematikan. Seperti kasus yang terjadi di Pamekasan. Seorang bayi yang lahir pada saat Idul Fitri mengalami sesak napas akut, pneumonia atau radang paru.
Akibat kondisi yang sudah parah itu lah, nyawa sang bayi tidak dapat ditolong, tepat saat ia sudah berumur 40 hari. Bayi tersebut ternyata positif covid-19. Orangtuanya setelah diperiksa negatif Covid-19.
Dikutip dari Merdeka.com, diduga sang bayi tertular dari tetangga dan kerabat yang menjenguk dan menciuminya. Belajar dari kasus tersebut, bagi Sahabat Dream yang baru saja melahirkan, sebaiknya jangan ragu untuk menolak jika ada tamu datang ingin menjenguk bayi.
Alasan kesehatan bisa digunakan atau bilang saja ibu dan bayi sedang tak enak badan sebagai 'penolakan' halus. Bayi baru lahir sistem imunnya sangat lemah. Bukan hanya risiko tertular Covid-19, virus dan bakteri lain pun bisa dengan mudah membuatnya jatuh sakit.
Untuk menjaga kekebalan tubuhnya, tetap rutin berikan air susu ibu, karena ASI tinggi antibodi yang bisa melindungi bayi dari penyakit. Bila di rumah ada yang sakit, minta selalu kenakan masker dan tidak berada di dekat bayi.
Dalam situasi sekarang, orangtua harus ekstra tegas untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir. Selalu cuci tangan dengan sabun atau sedikan hand sanitizer, jika ingin menyentuh dan menggendong bayi.
Masih banyak cara untuk menengok bayi. Bisa melalui video call, mengiriminya kado lewat kurir atau mendoakan dari jauh. Ingat, kesehatan dan keselamatan adalah yang utama.
Dream - Kematian anak di Indonesia karena virus Covid-19 begitu tinggi, bahkan disebut-sebut tertinggi di Asia Tenggara. Padahal sebelumnya kasus Covid-19 pada anak kabarnya hanya menunjukkan gejala ringan yang bisa membaik dengan cepat.
Penting diketahui, anak yang terkena COvid-19 akan menularkan virus secara lebih agresif. Hal ini karena anak cenderung sulit menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kesehatan diri dan harus selalu diawasi orangtua.
Lalu haruskan anak menjalani tes Covid-19? " Dianjurkan agar hanya pasien simptomatik yang diuji. Ini termasuk pasien anak dengan gejala COVID-19 yang konsisten - demam, sesak napas, batuk," kata Dr. Bessey Geevarghese, pakar penyakit menular anak di Ann & Robert H Lurie Children's Hospital di Chicago.
Untuk di Indonesia sendiri, tes Covid-19 baik yang rapid maupun swab test diprioritaskan pada mereka yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19.
Jika memang anak memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19 atau menunjukkan gejala demam, batuk, sesak dan diare, jangan ragu untuk segara melakukan tes. Konsultasikan dengan dokter anak agar mendapat keputusan terbaik.
Jika anak memiliki gejala dan juga memiliki kondisi medis yang mendasarinya, pertimbangkan untuk melakukan tes. " Pada anak yang mengalami masalah imunitas (penyakit autoimun) atau memiliki kondisi medis yang mendasari (asma, kondisi jantung) mungkin perlu diuji karena mereka berisiko untuk penyakit yang lebih parah," kata Dr. Geevarghese.
Namun, ada kalanya tes mungkin diperlukan tanpa gejala. Ada beberapa pengecualian di mana pasien tanpa tanda-tanda dan gejala khas COVID-19 dapat diuji.
" Seperti sebelum operasi atau sebelum masuk rumah sakit," kata Gary Procop, MD, direktur Mikrobiologi Molekuler, Mikologi, Parasitologi, dan Virologi.
Rekomendasi untuk tes Covid-19 tergantung pada keadaan anak dan keluarga. Gejala, riwayat medis, kontak sakit, dan kedekatan dengan individu yang berisiko tinggi semuanya memainkan peran dalam membuat keputusan ini. Konsultasikan dengan dokter anak secara detail untuk membuat keputusan yang tepat.
Sumber: Parents
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib