Instagram @santi_setyaningsih.
Dream - Komunikasi antara anak dan orang bisa dilakukan dengan cara apapun. Bukan hanya melalui bahasa verbal tapi juga bahasa isyarat. Pengalaman Santi Setyaningsih dan suaminya yang merupakan penyandang tuli, membesarkan putranya yang normal, membuat banyak orang salut.
Mereka begitu sabar mengajarkan anaknya yang masih balita untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Hal ini membuat mereka bisa berkomunikasi dengan baik sehari-hari.
" Yang inisiatif untuk belajar bahasa isyarat itu kami sebagai orangtua Tuli. Tapi kami juga mendidik anak kami belajar bahasa Indonesia, verbal/lisan dll, tidak hanya bahasa isyarat saja. Tentu itu bukan hal mudah bagi kami, karena tidak hanya mencakup perkembangan bahasa tapi aspek sosial/kemandirian dan lain lain," tulis Santi dalam akun Instagramnya @santi_setyaningsih.
Putranya yang masih kecil kini sudah bisa berkomunikasi dengan kedua orangtuanya dengan bahasa isyarat. Lewat beberapa video, ia memperlihatkan interaksi putranya dengan bahasa isyarat. Bocah lucu itu sangat pintar dan langsung mengerti apa yang dikatakan orangtuanya.
Hal ini membuat Santi tak kesulitan dalam mendidiknya putranya yang normal. Menurutnya, tak perlu ragu akan kemampuan orangtua tuli dalam mendidik anak-anaknya.
" Jangan meragukan bahwa orangtua tuli tidak bisa mendidik anak mereka dengan baik, tapi naluri mereka sebagai orangtua tuli itu sama dengan orangtua dengan di luar sana. Sama-sama bisa merasakan bagaimana menjadi orangtua dan memberikan apa saja yang terbaik buat anak," ungkapnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Dream - Kewajiban mencari nafkah kerap kali membuat para ayah tak bisa menghabiskan banyak waktu bersama buah hatinya. Pergi bekerja ketika anak masih tidur dan pulang saat anak sudah terlelap di malam hari.
Hal ini kadang membuat anak-anak merasa sedih. Seperti yang dialami Li Yanxi, yang tinggal di Suzhou, Jiangsu, China. Anak perempuan berusia 7 tahun ini menangis terisak melakukan video call dengan ayahnya.
Ia khawatir dengan sang ayah yang bekerja terlalu keras. Yanxi memang dikirimkan tempat penitipan anak musim panas dan rutin melakukan video call dengan sang ayah.
Yanxi terus memanggil " Ayah" sesaat sebelum matanya mulai dipenuhi air mata. Saat gurunya menghiburnya, Li mengatakan kepadanya bahwa dia merindukan ayahnya dan mengkhawatirkannya.
“ Kenapa kamu merindukan ayahmu? Sudah berapa lama sejak terakhir melihatnya?” tanya guru dalam video.
Li kemudian menangis dan menjelaskan bahwa dia khawatir tentang ayahnya.
" Saya khawatir dia bekerja terlalu keras dan menjadi terlalu lelah."
Gadis itu menjelaskan bahwa ibunya adalah ibu rumah tangga dan ayahnya sering bekerja lembur sebagai tukang listrik. Dia menambahkan bahwa dia bekerja antara jam 4 dan 5 pagi setiap hari dan berharap dia bisa tetap sehat.
Menanggapi reaksi putrinya, Mingxing sang ayah berharap hal yang sama kepada putrinya. “ Saya berharap putri saya akan sehat dan bahagia setiap hari,” katanya.
Rekaman saat ayah dan anak ini melakukan video call rupanya diunggah di Weibo, media sosial yang populer di China. Video percakapan penuh keharuan dan sangat manis ini viral dan ditonton sebanyak 2,7 kali.
Lihat videonya di sini.
Advertisement
Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat
Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19
Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya
Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet