Anak Main Tanah/ Foto: Shutterstock
Dream - Semua orangtua ingin memberikan pengalaman terbaik bagi anak-anak mereka. Salah satu pengalaman tersebut adalah dengan memberikan kesempatan untuk bermain di alam terbuka, termasuk di tanah.
Bermain di tanah bisa menjadi pengalaman yang bermanfaat bagi anak-anak loh Sahabat Dream. Selain memberikan kesempatan untuk bersenang-senang bermain di tanah juga bisa membantu perkembangan fisik, mental, dan emosional anak.
Ada banyak manfaat dari bermain di tanah yang dapat membantu anak-anak menjadi pribadi yang lebih sehat dan berkembang dengan baik. Berikut beberapa manfaatnya yang Dream rangkum dari Diadona.id.
Saat bermain di tanah, anak-anak diharuskan untuk menggali, menggenggam, menumbuk, dan membentuk tanah. Aktivitas ini dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
© Shutterstock
Meningkatkan Kreativitas
Tanah adalah medium yang sangat fleksibel dan memungkinkan anak untuk menggunakan imajinasi mereka secara maksimal. Dengan bermain di tanah, anak-anak dapat mengembangkan kreativitas dan kemampuan untuk berpikir out-of-the-box.
Bermain di tanah dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan anak-anak. Aktivitas fisik dan kegiatan di alam terbuka juga dapat membantu memperbaiki suasana hati anak-anak dan memperkuat kesehatan mental mereka.
Meningkatkan Keterampilan Sosial
Bermain di tanah dapat membantu anak-anak dalam membangun hubungan sosial dengan teman sebayanya. Anak dengan teman sebanyanya dapat belajar berbagi, berkolaborasi, dan bekerja dalam tim sehingga hal ini tentu akan membantu buah hati untuk meningkatkan keterampilan sosialnya.
Bermain di tanah dapat membantu anak-anak memahami dan menghargai alam. Mereka dapat mempelajari tentang tanah, tumbuhan, dan hewan serta belajar bagaimana mereka saling berinteraksi dalam ekosistem yang kompleks.
Secara keseluruhan, bermain di tanah memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain di tanah dan mengeksplorasi alam sekitar mereka.
(Sumber: Diadona)
Dream - Rasa cemas bisa muncul kapan pun, bukan hanya pada orang dewasa tapi juga anak-anak. Pada anak yang sudah lancar bicara dan bisa berkomunikasi dengan baik, kecemasan yang dialami akan bisa disampaikannya secara lisan pada orangtua atau yang dekat dengannya.
Lalu bagaimana dengan anak yang belum bisa menjelaskan perasaannya? Rasa cemas akan muncul pada perubahan sikap dan perilakunya. Misalnya saat harus ulangan di sekolah, pindah ke lingkungan baru, menghadapi masalah dengan temannya, kecemasan yang muncul bisa jadi sikap yang negatif tapi anak tak bisa mengungkapnnya.
" Pada saat anak alami kecemasan, sistem amigdala yang berperan dalam mengenali dan merespon emosi menjadi lebih aktif. Akibatnya anak menjadi lebih sensitif terhadap situasi yang dianggap berpotensi berbahaya, sehingga meningkatkan rasa takut atau cemas yang dirasakan anak," ungkap psikolog Irma Gustiana profesional pendiri klinik Ruang Tumbuh dalam Instagramnya @ayankirma.
Ia menjelaskan, kecemasan hebat akan membuat anak jadi lebih waspada di berbagai situasi. Banyak orangtua yang tak menyadari ketika level kecemasan anaknya begitu tinggi.
" Penting bagi orang tua untuk memperhatikan tanda kecemasan anak yang mungkin seringkali dianggap sesuatu yang biasa," ungkap Irma.
Menurut Irma ada beberapa tanda yang patut diwaspadai pada anak. Bila muncul tanda-tanda ini bisa jadi level kecemasan anak sangat tinggi terhadap sesuatu. Cobalah untuk mencari pemicunya, dan bila memang butuh bantuan jangan ragu untuk mengajak anak berkonsultasi dengan psikolog. Berikut tanda-tanda anak mengalami kecemasan yang sering terabaikan orangtua.
1. Mudah marah
Anak menjadi mudah marah-marah, tersinggung dan cenderung reaktif pada banyak hal.
2. Banyak bertanya dan berulang kali pada hal yang sama
Rasa cemas yang dialami membuat anak cenderung terus menerus bertanya untuk menenangkan diri.
3. Selalu meminta validasi dari apa yang diketahuinya
Mencari validasi atau penguatan dari orang lain ini karena anak cemas cenderung merasa ada yang salah dengan dirinya.
4. Sering mengeluh sakit
Keluhan sakit pada anak mungkin sering didengar orangtua. Jika memang ada gejala fisik dokter mungkin akan langsung mengetahuinya. Bila setelah diperiksa secara fisik ternyata tak ada masalah, bisa jadi anak mengalami kecemasan hebat. Biasanya anak akan mengeluh sakit perut, sakit kepala atau nyeri anggota tubuh lain dan berulang.
Nenek Solati, Pergi Haji di Usia 94 Tahun Hasil Nabung Upah Pijat Bayi
5 Produk yang Bikin Riasan Alis Jadi Memikat
Mendamaikan Anak-anak yang Bertengkar Keutamaannya Seperti Sedekah
Berani Mix Motif dan Warna Menyala, Look Indah Nada Puspita Jadi Seru
Anak-anak Ada di Saf Pertama Sholat Jamaah, Bolehkah Memintanya Pindah?
10 Potret Wajah Asli Artis Tanpa Makeup, Inara Rusli Bikin Netizen Iri, Mulus Bak Boneka Porselen!
Awaludin Syarif Abdulah - Menjaga Dan Mengembangkan Keberlanjutan Keuangan Haji (BPKH Talks)
Doa Sebelum Belajar di Sekolah beserta Adabnya Menurut Islam
10 Potret Jessica Klopper, Kakak Rebecca Klopper yang Ikut Disorot, Lebih Hot & Cantik Abis!
Sultan Abis, Penampakan Pagar Rumah dari Deretan Motor Bekas
Natasha Rizky Akhirnya Buka Suara Soal Hubungan Desta dengan Gege Elisa