Bergelar PhD, Ibu Ini Bingung Lihat PR Anaknya yang Masih TK

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 24 Maret 2020 12:03
Bergelar PhD, Ibu Ini Bingung Lihat PR Anaknya yang Masih TK
Mungkin ini yang juga dialami para ibu di luar sana.

Dream - Seluruh negara, kini menerapkan social distancing demi mencegah penularan virus Covid-19. Belajar di rumah pun diterapkan di tiap tingkat pendidikan. Orangtua pun mau tak mau turun tangan mendampingi anak-anaknya mengerjakan tugas dari sekolah.

Nissa Ren Cannon, seorang ibu asal California, Amerika Serikat, curhat soal tugas sekolah anaknya yang masih duduk di taman kanak-kanak (TK). Sang anak mendapat tugas dari sekolah berupa memasangkan gambar. Nissa pun bingung bagaimana mengerjakannya karena instruksinya tidak jelas.

" Saya memiliki gelar PhD, dan saya tidak bisa mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan pada lembar kerja TK ini," tulisnya

 

Terdapat kejanggalan dalam lembar kerja ini. Instruksi yang diberikan sangat tidak jelas apakah menyuruh untuk memasangkan suatu benda dengan yang lainnya atau memasangkan benda sesuai dengan posisi, sehingga membuat Ibu yang bergelar PhD tersebut menyerah.

" Saya mungkin atau mungkin tidak menghabiskan lebih banyak waktu memikirkan hal ini hari ini daripada pekerjaan saya yang sebenarnya," lanjutnya

Pengguna twitter yang lainpun juga ikut memberikan jawaban mereka pada kolom reply. Tetapi pada umumnya mereka juga tidak paham dengan soal tersebut.

Salah satu akun @TrauBunt, menemukan kunci jawaban soal tersebut, namun masih saja membuat yang lain mempertanyakan dari jawaban tersebut.

Tweet ini menjadi viral dan sekaligus menantang netizen ikut berpikir dalam menyelesaikannya. Apakah Sahabat Dream bisa membantu tugas anak TK tersebut?

Laporan Cindy Azari

1 dari 4 halaman

Anak Mulai Minta ke Sekolah? Bisa Tiru Penjelasan Ini

Anak Mulai Minta ke Sekolah? Bisa Tiru Penjelasan Ini © Dream

Dream - Banyak anak, terutama usia sekolah dasar (SD) merasa bingung karena mereka tak kunjung kembali ke sekolah, padahal sedang tak liburan. Bermain di luar rumah pun sangat dibatasi.

Pertanyaan 'mama, papa, kok aku nggak boleh sekolah sih?' bisa saja muncul. Lalu bagaimana menghadapinya? Penting untuk memberi penjelasan soal social distancing (penjagaan jarak sosial) di saat sekarang di mana penularan Covid-19 begitu tinggi.

Jelaskan bahwa sekarang sedang ada penyakit bernama covid-19, penyakit berbahaya yang menular lewat percikan ludah dan sentuhan. Untuk itu sangat penting menjaga jarak satu sama lain agar penularan penyakit bisa ditekan.

 

2 dari 4 halaman

Bisa Gunakan Gambar

Bisa Gunakan Gambar © Dream

Sementara, untuk ke sekolah, kita perlu bertemu banyak orang di jalan. Lalu saat di kelas, duduk berdekatan dengan teman. Hal tersebut bisa meningkatkan kemungkinan penularan Covid-19 secara lebih cepat.

Bisa juga menjelaskan melalui gambar pada anak yang lebih kecil. Biasanya mereka akan lebih mengerti. Momen ini juga bisa dijadikan pelajaran penting bagi anak untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri.

Penjelasan selengkapnya baca Diadona.id

3 dari 4 halaman

Peringatan Dokter, Tidak Sekolah Jangan Bawa Anak Jalan-jalan

Peringatan Dokter, Tidak Sekolah Jangan Bawa Anak Jalan-jalan © Dream

Dream - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai arahan Presiden Jokowi, memutuskan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Langkah tersebut diambul untuk mengurangi penularan virus corona (Covid-19).

Selama dua pekan, mulai dari 16 Maret 2020 kemarin, anak-anak diharuskan belajar di rumah, tak boleh ke ruang publik yang ramai orang. Tugas diberikan dari sekolah baik melalui email atau situs belajar online. Dengan tidak bersekolah, anak diminta berkegiatan di rumah dan tak keluar ke ruang publik, terutama yang ramai orang.

Orangtua harus benar-benar paham hal ini, karena pemerintah sedang menerapkan social distancing (menjaga jarak fisik) demi menekan laju penyebaran virus corona (Covid-19). Jangan berpikir untuk membawa anak ke mal, pusat keramaian atau area publik lainnya untuk berjalan-jalan.

" Kita sudah melakukan sekolah ditutup, kantor-kantor, pemerintahan juga tidak perlu masuk, juga ditutup. Namun kesempatan ini bukan diartikan (karena) tidak sekolah, tidak ke kantor, tapi jalan-jalan," kata dokter spesialis anak Hartono Gunardi di Jakarta, dikutip dari Liputan6.com.

 

4 dari 4 halaman

Covid-19 Bisa Saja Tanpa Gejala

Covid-19 Bisa Saja Tanpa Gejala © Dream

Hartono meminta orangtua dan anak untuk tetap tinggal di dalam rumah selama dua minggu. Tidak perlu keluar tanpa alasan yang jelas atau darurat. Salah satu alasan mengapa seseorang perlu menjaga jarak fisik dari orang lain adalah karena tidak semua orang yang terkena COVID-19 menunjukkan gejala.

" Jadi harus disampaikan, dua minggu ini, jangan dipakai untuk jalan-jalan. Apalagi bawa anak-anak mengunjungi keluarga di luar kota, di luar Jakarta. Nanti kita bisa menyebarkan virus ini kemana-mana," kata Hartono menambahkan.

Menurut Hartono, pembatasan jarak sosial jika dilakukan dengan baik bisa menekan penyebaran virus corona. " Jadi social distancing ini atau dalam bahasa Indonesianya pembatasan sosial ini berjalan dengan baik, maka efektivitasnya bisa mirip dengan lockdown," ujarnya.

Laporan Giovani Dio

Beri Komentar