Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Anak-anak memang sebaiknya tidak diberikan ponsel pribadi yang bisa ia gunakan setiap saat. Jika memang memberikannya gadget harus dengan syarat ketat, dan batasan yang jelas. Jangan sampai berlebihan dan kebablasan.
Satu lagi kasus kesehatan mata anak, baru saja terjadi di Hefei, China. Seorang anak berusia 9 tahun dilaporkan mengalami masalah mata serius setelah bermain mobile game selam 10 jam dalam sehari.
© Dream
Dikutip dari Oriental Daily, dokter sebenarnya telah memperingatkan bocah tersebut untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi bermain mobile game. Namun saat liburan musim panas sekolah, kebiasaan buruknya malah semakin menjadi
Ayah anak laki-laki itu mengatakan bahwa ketika dia tidak memperhatikan, putranya akan sering mengambil ponselnya dan bermain game selama berjam-jam. Sang ayah lalu menyadari kalau anak lelakinya jadi sering memicingkan mata.
© Dream
Kabarnya anak tersebut sampai mengalami juling. Dokter lalu memeriksa dan menjelaskan, pemakaian gadget pada anak tersebut membuat matanya mengalami rabun jauh, yaitu ketika bola mata terlalu panjang, sehingga sulit fokus saat melihat benda jauh.
Pemakaian gadget yang berlebihan juga bisa meningkatkan risiko mata silindris pada anak. Untuk itu, sangat penting bagi orangtua mengontrol penggunaan gadget pada anak-anak.
© Dream
Dream - Minus pada mata anak akan sangat berdampak pada aktivitasnya sehari-hari. Baik itu saat belajar di kelas maupun bermain dengan teman-temannya. Memakai kacamata jadi solusi utama untuk mengatasi masalah ini.
Jika kondisi anak minus, pastikan buah hati selalu memakai kacamata. Jika jarang atau tak memakai kacamata, bisa memicu mata malas atau amblyopia. Yaitu kondisi saat otak cenderung ‘mempekerjakan’ salah satu mata saja. Kondisi minus pun bisa jadi bertambah parah.
© Dream
" Kalau sering melepas kacamata, mata anak jadi lelah dan malas untuk bekerja normal. Sehingga setiap ada objek yang tidak terlihat, pasti badannya bergerak mendekat atau menjauh. Akibatnya, ukuran kacamata bisa melonjak banget," kata Nashril Ihsan, dokter Spesialis mata di Klinik Utama Mata JEC Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Anak yang mengalami peningkatan ukuran kacamata yang drastis akibat 'mata malas', masih mungkin untuk terobati. Tapi, pengobatan tersebut sayangnya belum tersedia di dalam negeri.
© Dream
" Sebenarnya bisa diobati dengan terapi tetes atropine. Tapi belum diterapkan di Indonesia dan masih diteliti di Singapura. Tetes atropine diklaim akan bisa mencegah minus anak supaya tidak berkembang tinggi," ujar Nashril.
Untuk itu ia menyarankan agar anak bermata minus selalu memakai kacamata. Hal yang tak kalah penting adalah memeriksakan secara rutin ke dokter mata.
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025


Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya