Dream - Media sosial seringkali jadi wadah curhatan para menantu perempuan yang memiliki hubungan tak akur dengan ibu mertuanya. Banyak bermunculan cerita viral yang berisi cerita para menantu yang dianggap seperti orang asing dan selalu salah.
Beberapa cerita bahkan sampai berakhir menyedihkan, yaitu perceraian. Hubungan mertua dan menantu ini bisa dibilang cukup kompleks, seperti juga membangun hubungan dengan orang baru.
Idealnya kedua belah pihak sama-sama berusaha untuk saling mengerti.
Sayangnya, proses untuk membuat hubungan yang awalnya orang asing lalu jadi keluarga karena pernikahan ini tak selalu berjalan mulus. Dikutip dari KlikDokter.com survei menujukkan tiga dari empat pasangan mengaku bentrok dengan mertua.
Lalu, 60 persen menantu perempuan merasa tidak bahagia akibat pergesekan ini. Sementara, ibu mertua sering merasa dikucilkan dari kehidupan anaknya oleh menantu perempuan.
Ibu ini merasa masih ‘berhak’ dalam kehidupan anak laki-lakinya. Tak hanya berhenti di situ, ibu mertua terkadang merasa khawatir kehidupan anaknya tidak sebaik saat sebelum menikah.
Ada banyak alasan yang sebabkan hubungan ibu mertua dengan menantu perempuan tak akur. Sejak tahun 50-an, banyak peneliti yang menemukan fakta bahwa sebanyak 75 persen perempuan mengaku kurang atau tidak menyukai ibu mertua mereka. Berikut beberapa alasannya:
1. Tetap Dianggap Orang Asing
Pernikahan di budaya Asia, termasuk Indonesia, dianggap bukan hanya menyatukan dua individu yaitu suami dan istri, tapi juga keluarga besar. Saat ada anggota keluarga baru yaitu menantu yang baru menikah masuk, seringkali tak mudah.
Butuh penyesuaian, adaptasi budaya serta kebiasaan yang kerap 'bentrok'. Hal ini kemudian membuat menantu suka dianggap seperti orang asing dan sulit untuk diterima.
Sosok perempuan dalam keluarga umumnya lebih berperan menentukan kehidupan sosial keluarga. Saat pria menikah dan membentuk keluarga baru, ibu dan istrinya bisa berselisih untuk mendapat posisi ini.
Terlebih lagi jika suami dan istri masih tinggal dengan mertua, terkadang percekcokan ini tidak dapat terhindarkan. Saat membuat keputusan sendiri dan tak melibatkan mertua kerap dianggap lancang.
Beda Kebiasaan dalam Mengurus Anak
Ibu mertua cenderung memperhatikan menantu perempuannya mengurus rumah tangga sampai mendidik cucunya. Sering muncul perbedaan pola asuh, yang kemudian menjadi konflik. Dalam hal ini, sebenarnya dibutuhkan peran suami sebagai penengah agar konflik tak makin meruncing.
Sumber: KlikDokter.com