Pemeriksaan Balita/ Foto: Shutterstock
Dream - Kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia naik drastis selama Januari 2022 hingga Oktober 2022. Hal ini tak dipungkiri memunculkan kekhawatiran di kalangan orangtua.
Pasalnya, tim dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) masih mencari tahu penyebab utama gangguan gagal ginjal yang perburukannya terjadi sangat cepat ini. Untuk di Jakarta sendiri, menurut data resmi yang dipublikasi oleh Dinas Kesehatan Jakarta di akun Instagram @dinkesdki, kasus gagal ginjal anak akut paling banyak terjadi pada balita.
Jumlahnya dari periode Januari hingga Oktober 2022 mencapai 37 kasus. Sementara di usia 5 hingga 18 tahunnya terjadi 5 kasus.
Penyebab gangguan ginjal akun misterius tersebut ada beberapa yang sudah diketahui. Antara lain karena infeksi leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, MISC/ long Covid19, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella dan e.coli.
" Data surveilans kematian DKI Jakarta tidak ada kenaikan tren kematian pada balita dan anak di DKI Jakarta pada tahun 2022 dan tidak ada kenaikan kematian pada balita dan anak dikarenakan gagal ginjal akut," tulis keterangan dari Dinkes DKI.
Dinkes juga meminta orangtua jika anak mengalami demam, diare, muntah dan frekuensi buang air kecilnya berkurang dalam 12 jam, harus segera dibawa ke dokter. Semakin cepat gangguan gagal ginjal terdeteksi, semakin baik perbaikan penyakit.
Dream - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beberapa waktu lalu mengungkap peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Peningkatannya cukup signifikan sekitar 100 kasus sejak Januari 2022.
Dikutip dari KlikDokter, gagal ginjal akut adalah kondisi menurunnya fungsi ginjal secara mendadak. Ginjal tiba-tiba berhenti menyaring limbah dan racun dari dalam darah. Organ ini juga berhenti membuang kelebihan cairan dari dalam tubuh.
Fungsi ginjal secara menyeluruh pun ikut terganggu, termasuk dalam mengatur tekanan darah, keseimbangan elektrolit, dan pH (tingkat asam basa dalam tubuh). Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran banyak orangtua. Ketahui fakta-faktanya.
1. Belum Diketahui Penyebab Pastinya
Disampaikan dr. Henny Adriani, Sp.A(K) dari IDAI, perkembangan penyakit gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak di Indonesia terjadi sangat cepat dan mendadak.
Penyakit ginjal yang lebih banyak menyerang anak berusia di bawah 6 tahun ini juga bisa memburuk dengan cepat. Karena karakteristiknya tersebut, IDAI menjuluki penyakit ini sebagai gangguan ginjal akut progresif atipikal.
“ Kami masih mempelajari apa penyebabnya, sambil melakukan terapi pada anak-anak yang sudah mengalami kondisi tersebut,” ujar dr. Henny dalam YouTube channel IDAI.
Penyakit ginjal misterius pada anak memiliki gejala yang hampir mirip dengan kondisi gagal ginjal akut pada umumnya. Sebagian besar anak pengidap gagal ginjal misterius mengalami gejala awal, berupa demam dan diare. Pada beberapa anak, gejala disertai dengan batuk dan pilek.
Perkembangan dan perburukan penyakit ini kemudian berlangsung sangat cepat. Tingkat keseringan anak buang air kecil mendadak berkurang secara drastis.
Normalnya, anak pipis tiap 3-4 jam. Anak pengidap gagal ginjal akut misterius baru bisa pipis setelah 6 jam atau lebih, bahkan si kecil bisa tidak mengeluarkan urine sama sekali.
Dokter Henny mengatakan produksi urine yang berkurang menandakan bahwa ginjal sudah mengalami kerusakan. Pada kondisi ini, fungsi ginjal sudah berkurang hingga 50 persen.
“ Ketika ginjal rusak, tubuh anak kemudian membengkak serta napasnya cepat dan dalam. Lalu, ada gangguan elektrolit atau kejang karena tekanan darah tinggi atau kadar natrium dalam darah turun drastis,” ujar dr. Henny.
Kendati penyebab penyakit ginjal misterius pada anak belum diketahui secara pasti, dr. Henny menduga kondisi ini mungkin berkaitan dengan COVID-19. Pasalnya, kasus gagal ginjal misterius banyak dialami anak berusia di bawah 6 tahun. Kelompok usia ini belum memperoleh vaksinasi COVID-19 sehingga belum kebal terhadap infeksi virus corona.
Dokter Henny menduga gagal ginjal misterius bisa dialami anak yang pernah terinfeksi coronavirus sebelumnya maupun yang baru saja terinfeksi. Meski begitu, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengonfirmasi dugaan COVID-19 sebagai penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak.
Dokter Henny menyarankan orangtua untuk mengenali gejala awal gagal ginjal akut misterius pada anak. Hal ini agar anak bisa segera mendapat penanganan jika mengalaminya.
“ Mama dan Papa harus memperhatikan produksi air kencing si kecil apabila memiliki anak, terutama di bawah usia 6 tahun yang mengalami demam, diare, gangguan saluran napas, serta muntah,” pesannya.
Selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik