Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Memberi nafkah, pendidikan dan segala fasilitas untuk anak merupakan kewajiban orangtua. Anak merupakan titipan dan amanah dari Allah SWT, untuk itu kita pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga sebaik-sebaiknya.
Saat anak beranjak remaja dewasa, seringkali muncul perdebatan dan adu argumen. Dalam situasi seperti ini, pastikan lisan selalu terjaga.
Jangan sampai orangtua mengucap dan mengungkit-ungkit pemberian yang telah kita berikan pada anak. Apalagi sampai menagih dan meminta mereka untuk 'membayarnya' kembali.
Dikutip dari Muslim.or.id, mengungkit-ungkit pemberian merupakana bentuk penyakit dan maksiat lisan (lidah). Seperti tertulis dari surah Albaqarah ayat 264:
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian batalkan (pahala) sedekah kalian dengan mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti (yang diberi)" .
Dan perbuatan suka mengungkit-ungkit pemberian menunjukkan kurangnya iman orang tersebut. Karena dalam ayat di atas, Allah Ta’ala awali dengan “ Wahai orang-orang yang beriman … “ . Dengan kata lain, tuntutan atau konsekuensi dari keimanan kepada Allah Ta’ala adalah tidak melakukan hal yang demikian itu.
Dalam Albaqarah ayat 262, Allah SWT juga mengingatkan, dengan tidak mengungkit pemberian maka balasannya adalah pahala.
Artinya: “ Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Untuk itu hati-hatilah dalam menjaga lisan, terutama di depan anak sendiri. Sebisa mungkin berusahalah untuk ikhlas dalam mengasuh anak karena Allah SWT. Bukan karena imbalan dan berharap anak akan membalasnya. Apalagi sampai mengungkit-ungkitnya karena akan sangat menyakiti.
Diriwayatkan dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Artinya: “ Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih" .
Abu Dzar berkata lagi, “ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sampai tiga kali. Abu Dzar berkata, “ Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
Artinya: “ Orang yang melakukan isbal (memanjangkan sarungnya sampai melebihi mata kaki, pent.), orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu.” (HR. Muslim no. 106)
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Doodle Art Indonesia, Tempat Ngumpul para Seniman Doodle
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
BCA dan Entitas Raih Laba Bersih Rp43,4 Triliun hingga Kuartal III 2025
Mentereng! Penampakan Jam Tangan Suami Nikita Willy Senilai Rp9 Miliar