Dream - Banyak sekali cerita dan curhatan di media sosial soal hubungan mertua perempuan dan menantu perempuan yang tidak akur. Beberapa kasus bahkan sampai berujung perceraian.
Mertua kadang bersikap terlalu ingin mengatur, sementara sang menantu merasa terus ditekan dan dipaksa untuk menuruti. Hubungan keduanya memanas, sementara si anak lelaki tidak bisa bersikap tegas.
Menurut Anas Satriyo, seorang psikolog keluarga, salah satu pemicu hal tersebut adalah keterikatan emosional yang berlebihan antara ibu anak lelaki yang berlanjut hingga dewasa.
" Bisa menganggu pembentukan batasan sehat (healthy boundaries) dalam pernikahan anak laki-laki dengan istrinya," ungkap Anas.
Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor psikologis dan dinamika keluarga yang terjadi sejak masa kecil anak laki-laki. Salah satu hal yang memicu batasan tak sehat dan harus dihindari para ibu, menurut Anas, adalah menceritakan masalah relasi pernikahan pada anak lelaki yang masih kecil.
" Curhat tentang suami ke anak sejak otaknya masih anak-anak, itu BAHAYA banget. Dampak jangka panjangnya bisa mengganggu kemampuan anak laki-laki di usia dewasa untuk menjalin relasi pernikahan yang sehat dengan istrinya, mengganggu kemampuan anak laki-laki di usia dewasa untuk seimbang menjalani berbagai peran di usia dewasa," ungkap Anas.
Kelak, saat anak lelaki sudah di usia dewasa, ia akan memiliki banyak peran. Sebagai pasangan, pekerja, atasan, pemimpin, ayah dan bukan hanya peran sebagai " anak ibu" saja.
Dalam situasi ini dari pengalaman Anas, banyak juga anak yang tak mendapat sosok ayah yang utuh dalam pengasuh dan dampaknya sangat signifikan dalam tumbuh kembang emosi. Sehingga, anak dipaksa mengambil peran sang ayah dalam keluarga.
" Di pengalaman sebagai psikolog anak saya menangani masalah emosi, perilaku dan kesehatan mental anak yang TERDAMPAK dari relasi pernikahan orangtua yang setelah kami telusuri karena ketidakmampuan ayahnya untuk menjalani peran dengan sehat sebagai Suami dari istrinya dan sebagai ayah untuk anak," ungkap Anas.
Bila dibiarkan, anak lelaki akan memiliki peran yang dominan yang " anak ibu" dan ini sangat tidak sehat bagi kehidupan pribadinya. Kuncinya, menurut Anas adalah membuat keseimbangan peran dan batasan hubungan yang sehat antara ibu dan anak lelaki.
Sumber: Anastasia Satriyo, M.Psi
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR