Ayah Dan Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Sosok orangtua bagi anak memiliki dampak yang sangat besar. Bukan hanya dalam hal pemenuhan materi, tapi juga kebutuhan psikologis dan juga yang terpenting adalah sebagai contoh nyata dalam menjadi seorang muslim/ muslimah.
KH. Bahauddin Nursalim atau dikenal dengan Gus Baha, mengingatkan para orangtua untuk selalu mendidik anak sesuai dengan tuntunan Alquran dan para Nabi. Dikutip dari SanadMedia.com, orangtua agar memandang anak bukan hanya sebatas status ikatan keturunan saja.
(Gus Baha)
Anak merupakan pewaris dan penerus kalimat tauhid di dunia ini. Maka dari itu ketika seorang anak sudah bisa membaca “ Allahu akbar”, mau menirukan sujud beserta bacaannya saat shalat, ini sudah luar biasa dan harus dipertahankan.
Hal yang juga dilakukan Gus Baha saat mendidik anak adalah selalu mengasihi dan tidak mengekang anak. Beliau menekankan agar anak jangan sampai dibentak dan dimarahi.
Sikap selalu melarang dari orangtua bisa membuat anak mencari sumber kenyamanan dan kebahagiaan di luar keluarganya. Menurut Gus Baha, didikan para Nabi terdahulu, yaitu memberikan kelonggaran kepada anak-anaknya tapi mengawalnya dengan Tauhid dan nilai Islam.
“ Minimal seorang anak jangan sampai kecewa dengan bapakanya," ujar Gus Baha.
Gus Baha pun menceritakan saat punggung Nabi Muhammad SAW dinaiki oleh kedua cucunya, Hasan dan Husein, saat sholat. Nabi tetap diam dan tidak memarahi kedua cucunya.
Nabi tahu ada sesutau yang spesial pada sosok kedua cucunya itu, yaitu pewaris kalimat tauhid. Sehingga kalimat itu dijadikan abadi pada keturunan-keturunannya.
Artinya: “ Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).” [QS. Az-Zukhruf 25:28]
Beliau juga mengingatkan agar orangtua jangan sampai bertindak kasar dan memukul anak. Menurut Gus Baha, hal itu bisa membawa sial.
" Bagaimana bisa memukul ketika saya selalu ingat bahwa ia adalah umatnya Nabi Muhammad SAW yang kelak akan menjadi penerus agama Islam," ungkapnya.
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Menjaga kesehatan mental anak sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, banyak orangtua tak terlalu memperhatikan aspek tumbuh kembang psikologis anak.
Fokus perhatianya lebih pada memenuhi kebutuhan gizi, materi, dan akademik. Terkait hal ini sebenarnya Islam memberikan tuntunan bagi para orangtua untuk menjaga kesehatan buah hatinya.
Apa saja? Dikutip dari SanadMedia, berikut ulasannya.
Pilih Pasangan Hidup yang Baik
Kepedulian dan perhatian Islam terhadap kesehatan psikologis anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan. Islam mendorong laki-laki memilih calon ibu yang saleha bagi anaknya (calon istrinya). Begitu pula wanita didorong agar memilih calon ayah yang saleh bagi anaknya (calon suaminya). Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “ Wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
“ Jika ada yang datang kepada kalian hendak meminang, seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Karena jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan juga kerusakan yang meluas.” (HR. At-Tirmidzi)
Alquran mengkritik orang-orang jahiliyah ketika bayi yang terlahir perempuan, mereka menyambutnya dengan penuh kesedihan dan rasa pesimistis. Sikap tersebut terhadap lahirnya anak perempuan termasuk perkara yang diharamkan. Allah SWT berfirman:
Artinya: “ Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) wajahnya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 58-59)
Beberapa orangtua memperlakukan anak-anak mereka secara berbeda (pilih kasih). Hal ini tentunya akan sangat berdampak negatif pada kondisi psikologis anak bahkan hingga dewasa.
Oleh karena itu Islam memerintahkan agar orang tua bersikap adil kepada anak-anaknya dalam hal pemberian maupun interaksi dan perlakuan yang mencerminkan rasa kasih sayang.Diriwayatkan dari Al-Hasan, ia berkata:
Artinya: Suatu ketika Rasulullah saw. sedang berbincang-bincang dengan para sahabat. Tiba-tiba ada seorang anak kecil laki-laki datang menghampiri ayahnya yang berada di tengah-tengah kaum, lalu sang ayah mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di atas paha kanannya.
Tidak lama kemudian, datanglah putrinya dan menghampirinya, lalu ia mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di tanah.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “ Bisakah kamu mendudukkannya di atas pahamu yang lain (kiri)?”
Lalu lelaki tersebut mendudukkannya (memangkunya) di atas pahanya yang lain. Kemudian Nabi bersabda: “ Sekarang kamu telah berbuat adil.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya dalam An-Nafaqah ‘ala Al-‘Iyal).
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia