Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Masalah gangguan ginjal selama ini identik dengan orang yang sudah berumur atau dewasa. Sebenarnya, anak-anak juga bisa mengalami gangguan ginjal. Hal ini diungkapkan oleh tim dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Reza Pahlevi dan dr Henny Andriani, SpA(K) dan Youtube channel resmi IDAI.
Dokter Henny juga mengungkap fakta yang cukup mencengangkan. Di Indonesia, pada 2022 ini kasus gagal ginjal akut pada anak melonjak drastis.
" Kasusnya tiba-tiba melonjak tinggi 2 bulan terakhir ini. Di seluruh Indonesia itu, muungkin ada sekitar 100 lebih, dari Januari, puncaknya dua bulan terakhir, lebih banyak dari yang biasa kita temukan," kata dr. Heni.
Menurut dr. Heni hal tersebut membuat IDAI membentuk tim untuk melakukan investigasi. Pasalnya, dalam kasus yang banyak ditemui pada pasien, gagal ginjal terjadi secara tiba-tiba, urine yang keluar sangat sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Perburukan pasien juga terjadi sangat cepat.
" Membuat kami sebagai dokter anak terutama yang bergerak di bidang ginjal, itu jadi suatu hal yang tak biasanya," kata dr. heni.
Dokter Heni pun menjelaskan gejala para pasien anak yang datang sebelum terdeteksi gagal ginjal akut, yang paling sering adalah demam dan diare. Beberapa anak juga mengalami masalah pernapasan seperti batuk dan pilek.
Untuk penyebabnya, ternyata belum diketahui secara detail. Gangguan ginjal ini kerap disebut gangguan ginjal akut misterius, sementara istilahnya dalam dunia kedokteran adalah gangguan ginjal akut progresif atipikal.
" Penyebabnya sampai saat ini belum kita ketahui, masih kita pelajari," kata dr Heni.
Dokter Heni pun berpesan pada orangtua, jika anak mengeluhkan sakit saat buang air kecil, disertai demam atau jumlah urinenya turun drastis, segera periksakan diri ke dokter. Jangan menganggap sepele keluhan anak saat berkemih.
Dream - Masyarakat Indonesia masih banyak yang percaya dan mengandalkan bahan dan metode tradisional yang untuk redakan keluhan penyakit pada anak-anak. Salah satunya adalah mengerok bayi dengan bawang merah saat mengalami gejala batuk, pilek atau demam.
Bawang merah dipercaya bisa meredakan keluhan tersebut karena efek hangatnya. Cara ini masih banyak dilakukan hingga kini, dan ternyata efeknya bisa berbahaya.
Mengapa? Dokter S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), spesialis anak, lewat akun Instagramnya @dr.andreas.spa, mengungkap kalau mengerok anak dengan bawang merah, bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi yang berujung infeksi.
" Yang kita tahu bawang merah itu bahan iritasi sehingga pada kulit bayi yang masih sensitif bisa menyebabkan iritasi kemerahan dan luka. Nah, yang tadinya untuk menghilangkan demam atau mengurangi demam justru malah menyebabkan infeksi karena mengakibatkan luka yang disebabkan oleh kerokan tersebut," kata dr. Andreas.
Ia mengingatkan para orangtua untuk menghindari mengerok bayi dengan bawang mewah. Pasalnya, kondisi kulit bayi bisa malah bermasalah dan cara tersebut tak terbukti bisa meredakan gejala flu pada anak
" Hati-hati ya, karena apa? kulit bayi masih sangat sensitif. Bijak-bijak ya untuk menerima informasi yang berhubungan untuk anak, jangan sampai salah langkah," pesannya.
Dream - Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan menggunakan uang koin saat membungkus pusar bayi baru lahir. Luka pusar bayi sebelum copot sempurna memang agak terbuka dan hal itu sangat wajar.
Koin yang ditempel kemudian dililit gurita, dimaksudkan agar di kemudian hari bayi tak mengalami pusar bodong. Benarkah demikian? Sayangnya kebiasaan ini tidak tepat dan malah bisa berbahaya bagi bayi.
" Meletakkan koin pada pusar sama sekali tidak efektif untuk mengatasi pusar bodong yang dalam dunia medis dikenal pula sebagai hernia umbilikalis. Sebab, pusar bodong pada dasarnya disebabkan oleh otot perut bayi yang belum menutup sempurna," kata dr. Muhammad Isman S., dikutip dari KlikDokter.
Terkadang, kondisi tersebut juga menyebabkan usus tidak sengaja masuk ke dalam celah. Penggunaan koin atau benda apa pun tidak efektif untuk mencegah bodong atau pun hernia pada bayi baru lahir.
Selain tidak bermanfaat sama sekali, menempelkan koin pada pusar bisa menyebabkan bayi mengalami masalah kulit. Pasalnya, bayi baru lahir memiliki kulit yang sangat lembut dan sensitif.
Sentuhan benda-benda asing, seperti koin, berpotensi mengiritasi kulit bayi. Selain itu, penggunaan koin juga dikhawatirkan dapat memicu infeksi. Koin yang tak steril berpotensi menyebabkan kuman masuk ke dalam pusar.
Penting diingat hernia umbilikalis alias pusar bodong bukanlah penyakit berbahaya. Umumnya, gangguan ini tidak menimbulkan gejala lain dan bisa sembuh dengan sendirinya ketika si kecil memasuki usia 2-3 tahun.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?