Vaksinasi
Dream - Masih banyak pihak yang menganggap kalau vaksinasi tak begitu penting bagi anak-anak. Malah ada juga yang berpendapat kalau vaksin merupakan hal berbahaya hingga ada istilah golongan antivaksin.
Penting diketahui kalau vaksinasi meningkatkan risiko terkena salah satu penyakit. Pembaruan tahunan untuk jadwal vaksin pada masa kanak-kanak dan remaja bertujuan untuk meningkatkan lagi efektivitasnya.
Ada dua vaksin yang sangat direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun, yaitu Tdap dan influenza. Vaksin dibutuhkan untuk perlindungan lebih bagi kesehatan tubuh, bukan hanya di masa kecil tapi juga sampai dewasa.
Alex Kemper, kepala divisi pediatrik perawatan primer di Rumah Sakit Anak Nationwide, mengatakan bahwa mengikuti jadwal yang direkomendasikan adalah cara terbaik untuk memastikan anak-anak memiliki kekebalan yang kuat terhadap penyakit tanpa jatuh sakit.
" Usahakan untuk selalu mematuhi jadwal vaksin yang dituliskan oleh dokter. Jadwal ini didasarkan pada data yang kuat dari berbagai penelitian yang melibatkan ribuan orang," ungkap Kemper.
Vaksin yang juga sangat penting bagi anak dan dewasa adalah vaksin influenza. Memang, tak semua strain flu bisa dicegah dengan vaksin ini, tapi setidaknya ada perlindungan lebih.
Vaksin flu sangat direkomendasikan untuk orang dewasa, terutama mereka yang kerap melakukan banyak perjalanan lintas negara, memiliki riwayat penyakit dan harus menjaga kondisi tubuh agar tidak semakin parah.
" Vaksinasi sejak bayi hingga dewasa seperti 'menabung benteng' dalam tubuh, saat penyakit bisa menyerang kapan pun tanpa kita sadari," kata Kemper.
Sumber: Healthline
Dream - Gerakan antivaksin ternyata tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga banyak negara termasuk negara barat seperti Amerika Serikat dan Inggris. Salah satunya karena anggapan kalau vaksin bisa memicu autisme pada anak terutama vaksi MMR (measles, mumps, rubella).
Sebuah penelitian baru saja membuktikan kalau vaksin MMr tak menyebabkan autisme. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti asal Denmark yang kemudian dipublikasikan di Annals of Internal Medicine.
Para peneliti menganalisis 657.461 anak yang lahir antara 1999 hingga 2010. Pada dekade berikutnya, sebanyak 6.517 anak-anak didiagnosis dengan autisme. Tetapi para peneliti tidak menemukan peningkatan risiko autisme di antara mereka yang menerima vaksin MMR, jika dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menerima imunisasi.
" Studi ini sangat mendukung bahwa vaksinasi MMR tidak meningkatkan risiko autisme, tidak memicu autisme pada anak-anak yang rentan, dan tidak terkait dengan pengelompokan kasus autisme setelah vaksinasi. Ini menambah studi sebelumnya melalui kekuatan statistik tambahan yang signifikan," tulis tim peneliti.
Para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang dianggap berisiko tinggi, termasuk mereka yang memiliki saudara kandung dengan autisme, tidak lebih mungkin mengalami gangguan setelah menerima vaksin.
Studi ini didanai bersama oleh Kementerian Kesehatan Denmark dan Yayasan Novo Nordisk, perusahaan farmasi yang tidak memproduksi vaksin MMR. Keyakinan bahwa vaksin MMR meningkatkan risiko autisme berasal dari studi tahun 1998 yang gagal berdasarkan hanya 12 pasien dan dilakukan oleh seorang dokter yang kemudian ditemukan memiliki data palsu.
Meskipun salah, kepercayaan tersebut memiliki dampak nyata. Memicu gerakan anti-vaksin internasional yang telah berkontribusi pada banyak wabah campak dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini hanya satu dari sekian banyak penelitian yang mengonfirmasi kalau vaksin MMR tak memicu autisme.
Jadi, tak perlu takut lagi untuk memvaksin buah hati, terutama vaksin MMR.
Sumber: Huffingtonpost
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik