Vaksin Anak/ Foto: Shutterstock
Dream - Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat lebih dari 1,7 juta anak Indonesia yang belum atau belum lengkap mendapatkan imunisasi rutin selama periode 2019-2021. Hal ini disebabkan Pandemi Covid-19 yang menghambat proses imunisasi.
Banyak orang tua yang tidak bisa atau bahkan enggan pergi ke fasilitas vaksinasi karena takut terpapar COVID-19. Dokter Prima Yosephine, MKM, selaku Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkap bahwa cakupan imunisasi dasar anak secara nasional mencapai 93%. Sementara tahun selanjutnya semakin menurun , yaitu tahun 2020 dengan angka 84,2%, dan tahun 2021 dengan angka 84,5%.
Melihat kemunduran ini, dr. Prima mengimbau masyarakat khususnya para orangtua untuk melengkapi imunisasi rutin pada anak untuk melindungi dari berbagai penyakit.
“ Imunisasi rutin ini sangat penting dan diperlukan bagi anak-anak agar mereka terlindungi dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus, kuman, bakteri, yang ada di sekitar kita termasuk di air yang tercemar,” ujar dr. Prima pada press conference Soklin Antisep “ Indonesia Sehat Berseri: Sehat, Bersih, Terlindungi” pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Tidak diimunisasi secara lengkap membuat anak lebih rentan terkena penyakit infeksi menular. Risiko outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) juga bisa terjadi karena sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi lengkap.
Dokter Priama juga menambahkan bahwa pemerintah terus melakukan upaya percepatan dan penguatan imunisasi rutin, diantaranya melalui penyebarluasan materi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) ke masyarakat melalui berbagai kanal media, mempermudah akses layanan imunisasi ke masyarakat melalui kebijakan Kementerian Kesehatan melakukan transformasi layanan primer dan juga melalui kolaborasi dengan lintas sektor terkait, baik dengan Kementerian/Lembaga, organisasi masyarakat, organisasi profesi maupun pihak swasta.
WINGS Group Indonesia melalui SoKlin Antisep bersama dengan UNICEF Indonesia, pada 19 Oktober 2022 kemarin meluncurkan Kampanye Indonesia Sehat Berseri. Kampanye mengajak masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta kesadaran orang tua untuk rutin membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan demi mendapatkan imunisasi rutin sesuai usia anak. Kampanye dilakukan di 11 provinsi di Indonesia yaitu Riau, Sumatera Barat, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
“ Berdasarkan laporan dan data dari Kementerian Kesehatan dan UNICEF Indonesia, kami memilih 11 provinsi tersebut karena melihat angka cakupan imunisasi di daerah itu masih belum maksimal. Dengan adanya kampanye SoKlin Antisep Indonesia Sehat Berseri ini kami ingin anak-anak Indonesia, generasi penerus bangsa, bisa mendapatkan perlindungan secara menyeluruh, kata Joanna Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care WINGS Group Indonesia dalam siaran persnya.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita
Dream - Anak-anak yang berusia 6 hingga 11 tahun dalam waktu dekat segera mendapatkan vaksinasi Covid-19. Rencananya, anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) akan diberikan vaksin di sekolah.
Vaksinasi ini sangat penting untuk perlindungan anak-anak di karena pandemi belum berakhir. Virus Covid-19 masih bisa sangat mematikan bagi anak, terutama yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
Penting untuk menyiapkan mental anak untuk divaksin, khususnya anak-anak yang sangat takut dengan jarum suntik. Beberapa anak bahkan mengalami gejala kecemasan hebat sebelum disuntik saking takutnya. Dalam kondisi tersebut sangat dibutuhkan pendampingan orangtua.
" Hampir semua anak memiliki beberapa tingkat kecemasan tentang suntikan, terutama jika pengalaman mereka sebelumnya dengan suntikan membuat stres," ujar Natasha Burgert, MD, seorang dokter anak di Kansas dikutip dari PopSugar
Untuk anak balita, menurut Natasha, justru tak terlalu cemas karena ingatan mereka soal suntikan tak begitu dalam dibandingkan anak usia 6 tahun ke atas. Menghadapi anak yang takut jarum suntik, memang cukup menantang. Orangtua diminta untuk menyiapkan mental sang anak dan membuatnya lebih tenang.
" Membuat pengalaman yang tenang dan positif dalam hal suntikan sangat penting pada anak kecil. Untuk orang dengan fobia jarum, kecemasan saat disuntik secara biologis bisa meningkatkan respons rasa sakit. Reaksi kimia ini meningkatkan sensasi rasa sakit langsung yang dialami orang tersebut dalam jangka pendek," kata Natasha.
Sebelum vaksinasi diberikan, penting untuk menyiapkan mental anak, terutama yang merasa sangat takut. Jangan meremehkan perasaan takut anak. Mereka butuh validasi atau pengakuan kalau memang perasaan takut yang dialami adalah hal nyata dan juga dialami banyak orang.
Natasha memberikan langkah penting yang bisa dilakukan orangtua saat anak takut jarum suntik. Penting untuk diterapkan agar si kecil lebih tenang saat vaksinasi Covid-19 nanti.
- Ceritakan fungsi utama vaksin
Anak yang masih berusia 6 tahun mungkin masih bingung dengan cara kerja vaksin dalam tubuh. Ceritakan dengan bahasa mereka kalau vaksin seperti 'senjata' dalam tubuh jika ada virus jahat. Perlihat juga bagaimana peneliti membuat vaksin lewat gambar atau video, biasanya anak lebih mengerti dengan bahasa gambar yang seru.
- Hindari fokus pada rasa nyeri
Ungkapkan juga pada anak bahwa memang dibutuhkan jarum untuk memasukkan 'senjata' vaksin dan rasa sakit adalah hal wajar. Semua orang juga harus divaksin dan mengalami rasa sakit tapi bisa diredakan dengan dikompres. Rasa sakit yang muncul adalah efek negatif yang sangat kecil, dibandingkan efek perlindungannya yang begitu besar. Fokuslah ceritakan efek vaksin dan bukan rasa sakitnya.
- Jangan jadikan jarum sebagai ancaman
Jangan pernah menggunakan jarum suntik dan dokter sebagai ancaman. Hal ini sangat berdampak pada kondisi psikologis mereka dan memicu kecemasan. Hindari mengungkapkan " jangan nakal nanti disuntik dokter" .
- Perlihatkan foto vaksin yang seru
Bbanyak sekali beredar di media sosial, anak-anak yang vaksin dan cukup berani. Bisa juga memperlihatkan foto orangtua saat vaksin. Perlihatkan pada mereka kalau tenaga kesehatan akan sebisa mungkin memberi suntikan dengan cara yang meminimalisir rasa sakit. Hal ini cukup bisa menenangkannya.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?