Kabar Baik, Puasa Bisa Bantu Tingkatkan Kualitas Sperma

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 13 April 2022 14:12
Kabar Baik, Puasa Bisa Bantu Tingkatkan Kualitas Sperma
Berpuasa ternyata bisa meningkatkan kinerja organ reproduksi.

Dream - Ibadah puasa membuat pasangan tak bisa berhubungan intim kapan pun dan hanya pada malam hari saja. Bagi pasangan suami istri yang sedang menjalani program hamil di Ramadan kali ini, ada kabar baik.

Berpuasa ternyata bisa meningkatkan kinerja organ reproduksi. Tingkat PH dan alkalin dalam tubuh cenderung lebih seimbang saat berpuasa dan itu dapat meningkatkan fungsi berbagai organ tubuh.

Dengan tidak makan dalam waktu lama, berbagai jenis bakteri dan virus tidak akan mampu menginfeksi sel-sel berbahaya seperti sel kanker untuk bertahan hidup. Selain itu, puasa memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat, memungkinkan terjadinya detoksifikasi dan berbagai kotoran yang dapat membahayakan kesehatan.

Hal ini, dikutip dari HaloDoc.com, bisa berdampak positif pada kualitas sperma. Secara spesifik berikut alasan puasa baik bagi kesehatan reproduksi pria. Apa saja?

 

 

1 dari 5 halaman

Sirkulasi darah menjadi lebih lancar

Sirkulasi darah menjadi lebih lancar © Dream

Hal ini membuat kemampuan ereksi organ vital pria menjadi semakin baik. Alasannya karena saat berpuasa, kadar kolesterol jahat dan baik berimbang dalam tubuh, sehingga hambatan di pembuluh darah berkurang dan membuat sirkulasi darah lancar.

Berdampak positif pada proses spermatogenesis
Ini merupakan proses pembentukan sel spermatozoa. Semakin baik proses spermatogenesis, semakin maksimal produksi sperma berkualitas. Kadar hormon testosteron pada pria juga terjaga dengan baik selama puasa.

Puasa membersihkan organ hati dan aliran darah
Hal ini jelas berdampak positif bagi pasangan suami istri yang sedang melakukan program bayi tabung. Alasannya karena aktivitas berpuasa mampu membantu proses pembuangan racun dalam tubuh, yang berpotensi menghambat keberhasilan program bayi tabung yang sedang dijalani. Ketika racun terbuang, hormon di dalam tubuh mencapai kadar yang seimbang dan pada akhirnya membantu peningkatan persentase keberhasilan program.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

2 dari 5 halaman

Menguak Kualitas Sel Sperma Berdasarkan Usia

Menguak Kualitas Sel Sperma Berdasarkan Usia © Dream

Dream - Masalah kesuburan bisa terjadi pas siapa pun, termasuk kaum pria. Salah satu penyebab kehamilan tak kunjung terjadi adalah level kualitas sperma yang sangat rendah.

Ada dua faktor penting yang sangat memengaruhi kesuburan pria, yaitu jumlah sperma dan pergerakannya menuju sel telur. Bagaimana dengan pertambahan umur pria?

Dikutip dari KlikDokter.com, dokter Reza Fahlevi menjelaskan, kualitas sperma terbaik pria berada pada masa reproduksi, yaitu dari usia 20-40 tahun. Sel sperma tetap bisa membuahi sel telur walaupun pria tersebut sudah berusia 60 tahun.

Hanya saja, jumlah sperma dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Umumnya jumlah sperma rata-rata sekitar 40-300 juta per ml air mani. Jumlah sperma dikatakan rendah bila di bawah 10 juta per ml air mani.

 

3 dari 5 halaman

Kondisi Andropause

Kondisi Andropause © Dream

Dalam studi di Journal Andrologia, puncak volume air mani berada pada usia 30-35 tahun. Sementara, volume terendah pada usia 55 tahun. Kemampuan pergerakan (motilitas) sperma juga dapat berubah seiring bertambahnya usia.

Motilitas yang paling baik terjadi pada usia sebelum 25 tahun, dan mengalami penurunan pada usia 55 tahun. “ Saat pria sudah berumur tua (lebih dari 60 tahun), kualitas spermanya akan menurun dan jumlahnya juga menurun karena adanya istilah andropause,” ujar dr. Reza.

Andropause adalah kondisi di mana pria mengalami penurunan kadar testosteron akibat proses penuaan. Kondisi ini mirip dengan menopause pada wanita. Pada menopause, penurunan hormon estrogen pada menopause terjadi secara signifikan dan mendadak.

Meski begitu, tidak semua pria mengalami andropause. Dalam hal pertambahan umur, pada sebagian pria, juga belum tentu berdampak pada kualitas sperma. Penting diingat, kualitas sperma atau peluang pembuahan tidak selalu ditentukan oleh usia, melainkan banyak faktor.

Penjelasan selangkapnya baca di sini.

4 dari 5 halaman

Pemicu Oligospermia, Saat Jumlah Cairan Sperma di Bawah Normal

Pemicu Oligospermia, Saat Jumlah Cairan Sperma di Bawah Normal © Dream

Dream - Masalah kesuburan bisa dialami siapa saja, termasuk kaum pria. Adanya masalah kesuburan biasanya baru diketahui setelah menikah, dan tak kunjung terjadi kehamilan.

Dalam situasi tersebut penting bagi calon ayah dan ibu untuk segera memeriksakan diri. Salah satu pemeriksaan penting adalah analisis sel sperma. Jika hasilnya menunjukkan jumlah sel sperma sedikit atau di bawah normal bisa jadi calon ayah mengalami oligospermia.

Dikutip dari KlikDokter.com, umumnya setiap kali ejakulasi, pria normal akan mengeluarkan cairan sperma sebanyak 2-5 mL, dengan jumlah sperma hidup adalah 15 juta sel sperma tiap mL.

Oligospermia merupakan istilah medis yang dipakai untuk menggambarkan keadaan di mana jumlah cairan ejakulat yang dihasilkan sedikit. Istilah ini seringkali dikacaukan oleh oligospermia di mana jumlah sperma yang dihasilkan < 20 juta / ml cairan ejakulat. Normalnya jumlah sperma berkisar antara 20 juta/ml hingga 120 juta/ml.

Hasil tersebut bisa terlihat saat seorang pria melakukan pemeriksaan analisis sperma di laboratorium. Lalu apa pemicu utama oligospermia?

1. Infeksi pada Organ Reproduksi
Infeksi yang menyerang organ reproduksi pria biasanya berpengaruh pada kualitas dan produksi sperma yang mereka hasilkan. Misal, adanya jaringan parut yang terinfeksi pada saluran reproduksi bisa menjadi penghalang keluarnya sperma saat melakukan ejakulasi.

2. Adanya Antibodi terhadap Sperma
Kondisi ini tidak terjadi pada semua pria, karena hanya ada di beberapa kasus. Saat tubuh pria menghasilkan antibodi terhadap sperma mereka sendiri, sperma tersebut dianggap menjadi sesuatu yang aneh dan terasa asing, jadi harus dimusnahkan.

 

5 dari 5 halaman

3. Adanya Ketidakseimbangan Hormon

3. Adanya Ketidakseimbangan Hormon © Dream

Sistem reproduksi pria saling berhubungan dengan hormon yang mereka miliki. Jadi, ketika hormon berada dalam kondisi yang tidak seimbang, tentu hal ini akan berimbas pada ketidakseimbangan pembentukan sperma.

4. Adanya Ejakulasi Retrograde
Dalam kondisi ini, biasanya sperma tidak bisa keluar saat ejakulasi. Sel sperma justru berbalik menjadi ke arah kandung kemih. Sehingga saat ejakulasi, tidak akan ada sperma yang akan dikeluarkan.

Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami ejakulasi retrogade, bisa dengan mengecek urine yang dikeluarkan. Perhatikan apakah urine berwarna putih keruh atau tidak. Urine yang keruh dapat menandakan bahwa ada kandungan sperma di dalamnya.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar