Infeksi Saluran Kemih Pada Anak, Ketahui Gejalanya

Reporter : Cynthia Amanda Male
Senin, 3 April 2023 18:48
Infeksi Saluran Kemih Pada Anak, Ketahui Gejalanya
Perhatikan kebersihan tubuh dan toilet saat anak buang air.

Dream - Gangguan kesehatan di saluran kemih cukup jarang disadari. Padahal, saluran kemih dan pencernaan rentan infeksi akibat masuknya bakteri E.coli.

Penyebabnya pun beragam, mulai dari makanan yang dikonsumsi, memakai pakaian dalam terlalu ketat, hingga kotornya sanitasi di wc atau pembersihan area sensitif kurang maksimal setelah buang air.

Semua hal tersebut bisa menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) pada dewasa maupun anak-anak, jadi orangtua pun harus memperhatikan kebersihan, pakaian dalam yang digunakan, serta konsumsi makanan anak.

Ibu harus waspada apabila melihat beberapa gejala pada anak seperti demam, tubuh sangat lesu, mudah marah, sulit makan, serta kulit dan area mata menguning. Bisa jadi, anak mengalami infeksi saluran kemih.

Dilansir dari Times of India, anak yang mengalami ISK juga mengeluarkan gejala spesifik, seperti nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering mengompol, sakit perut, dan juga kencing berbau tidak sedap serta keruh.

Untuk mengurangi risiko ISK pada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti minum air cukup, memperhatikan kebersihan toilet dan popok, menghindari pakaian yang ketat, dan menggunakan air hangat di punggung atau perut untuk mengurangi rasa sakit. Apabila gejalanya sudah parah, konsultasi pada dokter agar diberi antibiotik.

Laporan: Hany Puspita Sari

1 dari 5 halaman

Dokter Ungkap 3 Penyebab Anak Mengemut Makanan

Dream - Aktivitas makan pada balita tak selalu berjalan mulus. Ada kalanya mereka sangat tak bersemangat dan mengemut makanannya cukup lama.

Makanan yang disuap ke mulutnya tak kunjung dikunyah dan ditelan. Hal ini membuat durasi makan jadi sangat lama. Kondisi ini kerap membuat orangtua khawatir, karena takut nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya tidak optimal.

Bila anak mengemut makanan terus-menerus, tentunya bisa berdampak negatif pada tumbuh kembangnya. Mengemut makanan ini bisa terjadi karena banyak hal.

Dokter Kanya Ayu, spesialis anak, lewat akun Instagramnya @momdoc.id, menjelaskan tiga penyebab anak mengemut makanan. Yuk, cari tahu Ayah Bunda.

Anak

1. Tidak ada batasan waktu makan

Masih banyak orangtua yang berorientasi pada volume/ jumlah makanan tertentu yang harus dihabiskan oleh si anak. Sehingga orangtua akan menunggu berapa lama pun agar makanan tersebut dapat dihabiskan. Hal ini menyebabkan anak makan berlama-lama bahkan bisa lebih dari satu jam.

" Sebaiknya dihentikan kebiasaan tersebut. Gunakan batasan waktu 30, maksimal 45 menit," kata dr Kanya.

 

 

 

2 dari 5 halaman

2. Distraksi

Gangguan di sekitar anak saat makan juga bisa membuat anak usia baita jadi mengemut makanan. Seperti, mainan, televisi, gadget baik untuk menonton film, lagu, bahkan sekadar iklan TV dan radio. Juga kegiatan orang dewasa/ saudaranya di sekitar.

" Ada yang menganggu konsentrasi anak sehingga dia terpecah fokusnya antara makan dan gangguan di sekitarnya. Sebaiknya, hindari distraksi," ungkap dr. Kanya.

Tak Disangka, Anak Makan Berantakan Punya Efek Positif

3. Makanan kurang menantang

Makanan yang kurang menantang dan menyenangkan baik dari segi rasa, tekstur, suhu, tampilan dan bentuk juga membuat anak mengemut makanan. Bosan karena kurang variasi jenis makanan bisa sebakan anak menjadi tidak tertarik terhadap makanan di piringnya. Saat disuapi, ia malas-malasan dan mengemutnya.

" Kurang menantang dan menyenangkan dan bosan karena makanan yang disajikan hanya itu-itu saja," kata dr. Kanya.

3 dari 5 halaman

Buah Hati Suka Mainkan Makanannya, Bisa Jadi Tanda Anak Pintar

Dream - Pada anak tertentu, saat disediakan makanan, mereka bukan melahapnya tapi selalu dimainkan. Ada yang memindahkan, memutarnya, menaruhnya di atas kepala atau meremasnya sampai hancur.

Hal itu pastinya membuat pusing ayah dan bunda di rumah. Biasanya hal ini terjadi pada anak balita yang masih belajar makan. Situasi makan memang jadi sangat berantakan, tapi sebenarnya hal itu juga merupakan pertanda baik.

Mengapa? Berikut alasannya dikutip dari KlikDokter.com.

Proses Belajar dan Bermain
Pada usia 5-6 tahun, itu merupakan masa-masa penting untuk perkembangan sensori anak. Sebab pada masa tersebut, anak melakukan eksplorasi dengan mengembangkan kemampuan panca indera mereka. Salah satunya adalah eksplorasi rasa dan sentuhan, merasakan, dan membedakan berbagai tekstur melalui makanan.

Tanda Anak Pintar
Ternyata, anak-anak yang makan dengan berantakan berpotensi menjadi pembelajar yang lebih baik dan lebih cepat di masa mendatang. Journal Developmental Science mengamati 72 balita yang diberikan oatmeal, saus apel, dan susu.

Hasilnya, anak-anak yang mengotori tangan mereka dengan ketiga makanan tersebut ternyata mampu mempelajari kata-kata dengan lebih cepat daripada yang makannya rapi.

 

4 dari 5 halaman

Tidak Suka dengan Makanan yang Dibuat

Makanan yang dirasa sudah cukup enak oleh orang dewasa, belum tentu berlaku sama untuk anak-anak. Ketika si anak lebih banyak meremas dan melempar makanannya ketimbang memasukkannya ke dalam mulut, itu bisa saja menandakan ia dia kurang berselera dengan makanan yang orang tua buat.

Sedang Tidak Lapar
Meski sudah jam makannya, ada kalanya anak masih merasa kenyang, apalagi jika sebelumnya sempat minum susu atau menikmati camilan manis. Memberikan makanan lain kepada anak yang masih kenyang, akhirnya dianggap sebagai menawarkan sebuah mainan. Maka tidak heran jika anak malah memainkan makanannya atau menjadikan makanan tersebut eksperimen.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.

5 dari 5 halaman

Beri Komentar