Kontraksi Datang, Ini yang Terjadi di Rahim Ibu

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 28 September 2018 08:11
Kontraksi Datang, Ini yang Terjadi di Rahim Ibu
Ada kalanya kontraksi muncul sebelum waktu yang diperkirakan dan bukan pertanda persalinan.

Dream - Hamil selama sembilan bulan, hal yang paling dinanti para ibu tentunya proses persalinan. Proses tersebut tak bisa dilepaskan dengan tanda yang begitu nyata yaitu kontraksi rahim.

Kontraksi merupakan sinyal paling nyata dari proses persalinan, jika terjadi di tanggal-tanggal hari perkiraan lahir (HPL). Tapi ada kalanya kontraksi muncul sebelum waktu yang diperkirakan dan bukan pertanda persalinan.

Lalu, apa yang terjadi pada tubuh ibu saaat terjadi kontraksi? Rasa kencang di perut bagian bawah, makin lama makin terasa dan intensif, seperti keram saat datang bulan tapi berkali-kali lipat level nyerinya.

Hal tersebut merupakan gambaran kondisi rasa nyeri yang dialami ibu saat mengalami kontraksi. Sebelum persalinan, ibu akan mengalami hal ini atau sering disebut sebagai kontraksi palsu atau braxton hicks.

" Kontraksi palsu sebenarnya kondisi saat otot-otot rahim 'berlatih' sebelum memasuki proses persalinan, saat kerja otot akan semakin aktif," kata Paul du Treil, M.D., dokter kandungan Touro Infirmary, seperti dikutip dari Parents.

Kontraksi merupakan mekanisme tubuh membantu bayi keluar dari rahim. Otot-otot di sekitar rahim akan bergerak dan bekerja ketika bayi sudah waktunya keluar.

" Rahim mengelilingi bayi, dan ketika otot-otot rahim berkontraksi, itu membantu kemajuan persalinan," kata Bart Putterman, M.D., dokter kandungan dari Texas Children's Pavilion for Women.

Kontraksi rahim yang terus menerus, konsisten dengan intensitas meningkat akan membuat posisi bayi yang semula berada di dalamnya, masuk ke jalan lahir. Demi membuat bayi lebih cepat keluar, ibu akan dibimbing tenaga medis agar mengatur napas dan mengejan.

Tubuh perempuan memang sudah memiliki mekanismenya sendiri ketika janin yang berada dalam rahim sudah matang. Tapi ada kalanya kontraksi tak kunjung muncul ketika usia bayi sudah cukup umur. Kondisi ini harus dikonsultasikan secara intensif dengan dokter.

Beri Komentar