Mainan Klasik Lebih Bisa Bangkitkan Imajinasi Buah Hati

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 13 Mei 2020 08:02
Mainan Klasik Lebih Bisa Bangkitkan Imajinasi Buah Hati
Simpan dulu mainan elektronik dan gadget si kecil untuk sementara.

Dream - Banyak sekali mainan elektronik yang kini dijual di pasaran. Belum lagi games di gadget atau tablet yang sangat diminati anak-anak. Bahkan ada permainan elektronik yang diklaim bisa membantu meningkatkan kemampuan tertentu dari anak.

Memang sulit untuk menghindar mainan seperti itu. Apalagi jika si kecil melihat anak lain memainkannya dan ingin memilikinya. Mainan tersebut sangat mudah menghibur anak.

Sayangnya, mainan tipe tersebut cenderung membuat anak menjadi pasif. Tidak seperti permainan klasik, yaitu menyusun balok, puzzle, main lompat tali, atau permainan berkelompok yang merangsang seluruh panca indera anak.

" Arti dari permainan sebenarnya adalah pengalaman langsung. Itulah sebabnya mainan kuno memiliki nilai permainan lebih daripada apa yang dilihat di rak akhir-akhir ini," kata Kimberly Bezaire, profesor pendidikan anak usia dini di George Brown College di Toronto, dikutip dari Todays Parent.

 

1 dari 5 halaman

Mainan Klasik

Mainan Klasik © Dream

Bermain dengan permainan sederhana bisa merangsang kesempatan anak untuk belajar dan mengembangkan diri. Permainan klasik di sini adalah permainan yang tak menggunakan baterai, atau bunyi-bunyian elektronik lainnya. Seperti bermain puzzle susun, monopoli, berkegiatan di luar ruangan, dan masih banyak lagi.

Seperti contoh ketika si kecil bermain puzzle susun. Mereka akan membangun sebuah menara dan menemukan sebab dan akibat ketika si kecil merobohkan menara tersebut.

" Mainan tradisional akan memberikan respons dari si kecil secara langsung. Dan mereka bisa menyesuaikan diri dari respons tersebut," ungkap Kimberly.

 

2 dari 5 halaman

Penyesuaian Respons

Penyesuaian Respons © Dream

Hal yang dimaksud dengan penyesuaian respons adalah, anak-anak mungkin akan membangun sebuah lagi, atau gedung lainnya yang ada di imajinasi mereka di waktu yang selanjutnya.

Mainan lainnya adalah bermain peran menjadi seseorang yang memiliki profesi pekerjaan seperti dokter, kasir, penjual makanan, dan lain sebagainya. Permainan ini bisa melatih imajinasi mereka. Anak bisa belajar untuk bekerja sama, menyesuaikan ide-ide mereka untuk bekerja dengan orang lain, dan menyelesaikan masalah.

Selengkapnya baca di Diadona.id.

3 dari 5 halaman

Mainan Terlalu Banyak, Ternyata Bisa Berdampak Buruk Bagi Anak

Mainan Terlalu Banyak, Ternyata Bisa Berdampak Buruk Bagi Anak © Dream

Dream - Mainan memang tak bisa dilepaskan dari anak-anak. Saat pergi ke pusat perbelanjaan, mereka pastinya merengek minta mainan kesukaannya.

Tanpa disadari, mainannya sampai bertumpuk sampai berkardu-kardus. Padahal tak semuanya dimainnya, hal ini karena anak-anak mudah sekali bosan.

Paling hanya satu atau dua mainan yang selalu dimainkannya. Mulai sekarang, sebaiknya lebih selektif saat membelikan mainan untuk anak.

Mereka sebenarnya tak membutuhkan mainan yang banyak. Anak-anak justru lebih membutuhkan pengalamam baru yang seru dan memenuhi rasa ingin tahunnya. Lagipula, terlalu banyak mainan juga bisa berdampak buruk baginya.

 

4 dari 5 halaman

Imajinasinya kurang berkembang

Imajinasinya kurang berkembang © Dream

Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak ternyata menghabiskan banyak waktu hanya dengan 3 mainan saja. Hal ini membuktikan bahwa anak tak perlu memiliki banyak mainan untuk bersenang-senang.

Banyak mainan justru mengurangi rentang perhatian anak dan membuat mereka nggak mengembangkan kemampuan imajinasi. Hal ini bisa mengakibatkan anak sulit berkonsentrasi dan kesusahan menentukan pilihan di masa depan.

 

5 dari 5 halaman

Menjauhkan hubungan anak dan orang tua

Menjauhkan hubungan anak dan orang tua © Dream

Penelitian di Oxford mengungkapkan bahwa memberikan mainan pada anak bisa mengurangi waktu anak bersama dengan orangtua. Menurut penelitian ini, anak menunjukkan lebih banyak perkembangan emosional dan sosial jika mereka sering berinteraksi dengan orang tua mereka.

Psikolog pun setuju dengan pernyataan ini dan menambahkan bahwa membangun hubungan orang tua dan anak yang kuat bisa meningkatkan kecerdasan emosi pada anak. Hal ini sangat menguntungkan untuk kondisi mental dan kemampuan mereka.

Selengkapnya baca di Diadona.id

Beri Komentar