Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Ramadan jadi bulan yang dinanti seluruh umat muslim di dunia. Segala pengampunan dan berkat diturunkan di bulan suci ini. Sebisa mungkin kita selalu memotivasi buah hati melakukan banyak ibadah, baik wajib maupun sunah saat Ramadan.
Termasuk puasa, tarawih, membaca Alquran dan sebagainya. Seringkali saat kita memotivasi anak untuk beribadah dengan memberinya hadiah atau menjanjikan sesuatu. Apakah hal ini dibenarkan?
Dikutip dari BimbinganIsam.com, sebenarnya motivasi hadiah pada anak untuk beribadah boleh dilakukan tapi juga dibarengan dengan penjelasan soal kewajibannya kelak dan 'hadiah' dari Allah SWT. Selalu hubungkan persepsi anak-anak dengan Allah Ta’ala.
Misalkan, siapa yang puasa dan tarawih maka baginya surga, kemudian ia juga akan mendapatkan hadiah dari orangtua. Ingatkan juga dan motivasi selalu kepada anak-anak bahwa amalan sholeh yang hanya mengharap keuntungan dunia (semisal hadiah), sungguh akan sangat merugi. Hal ini karena mengingat keumuman firman Allah Ta’ala dalam surat Hud ayat 15-16:
© Bimbingan Islam
Artinya: “ Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16).
Bagi orangtua atau wali dari anak hendaknya sudah mengajarkan sejak dini hal-hal yang diperlukan anak ketika ia baligh nanti. Hendaklah anak sudah diajarkan akidah yang benar mengenai keimanan kepada Allah, malaikat, Al Qur’an, Rasul dan hari akhir. Begitu pula hendaknya anak diajarkan ibadah yang benar. Anak semestinya diarahkan untuk mengerti shalat, puasa, thoharoh (bersuci) dan semacamnya.
Perintah yang disebutkan di atas adalah pengamalan dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut in.
Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
© Bimbingan Islam
Artinya: “ Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka“ . (HR. Abu Daud, no. 495. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Selengkapnya baca di sini.
Dream - Ibadah puasa saat Ramadan begitu istimewa bagi umat muslim. Bukan hanya karena pahalanya begitu besar, tapi juga mengajarkan kita untuk mengontrol nafsu diri sendiri.
Hal itulah yang paling sulit, menahan emosi dan tidak berlebihan. Kita harus senantiasa berlatih agar kualitas ibadah puasa terus membaik. Begitu juga bagi anak-anak.
Penting untuk melatih anak berpuasa sejak dini. Awalnya mungkin tak mudah karena anak-anak masih sangat aktif dan kerap haus serta lapar. Belum lagi marah-marah ketika keinginannya tak dituruti.
Anak memang belum wajib berpuasa, tapi sebaiknya tetap dilatih. Terutama ketika sudah berusia 7 tahun. Dikutip dari SanadMedia.com, kewajiban berpuasa sama dengan kewajiban solat, sesuai dengan hadist Rasulullah.
© SanadMedia
Artinya: “ Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”
Dalam nazam Imrithi juga dikatakan :
© Sanad Media
Artinya: Dan pukullah anak ketika memasuki umur sepuluh, dan perintahlah mereka sholat saat mereka umur tujuh tahun.
Dalam mengajarkan anak berpuasa, orangtua memang membutuhkan kesabaran dan selalu memberi semangat. Ulama Al-Azhar Maulana Syeikh abdul Aziz Syahawi memberikan langkah-langkah untuk melatih anak berpuasa. Layak untuk diikuti, yaitu:
1. Memberikan edukasi kepada anak bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu dari rukun Islam yang harus dikerjakan dan sarana untuk membersihkan diri
2. Memberikannya hadiah yang disukainya sebagai motivasi untuk lebih baik apabila sanggup mengerjakan puasa
3. Melatih anak haruslah dengan bertahap, dengan mengajak berpuasa setengah hari dan berangsur hingga sanggup penuh untuk menjalankannya
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream - Menjaga kesehatan mental anak sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, banyak orangtua tak terlalu memperhatikan aspek tumbuh kembang psikologis anak.
Fokus perhatianya lebih pada memenuhi kebutuhan gizi, materi, dan akademik. Terkait hal ini sebenarnya Islam memberikan tuntunan bagi para orangtua untuk menjaga kesehatan buah hatinya.
Apa saja? Dikutip dari SanadMedia, berikut ulasannya.
Pilih Pasangan Hidup yang Baik
Kepedulian dan perhatian Islam terhadap kesehatan psikologis anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan. Islam mendorong laki-laki memilih calon ibu yang saleha bagi anaknya (calon istrinya). Begitu pula wanita didorong agar memilih calon ayah yang saleh bagi anaknya (calon suaminya). Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
© Sanad Media
Artinya: “ Wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari)
Beliau juga bersabda:
© Sanad Media
“ Jika ada yang datang kepada kalian hendak meminang, seseorang yang kalian ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Karena jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan juga kerusakan yang meluas.” (HR. At-Tirmidzi)
Alquran mengkritik orang-orang jahiliyah ketika bayi yang terlahir perempuan, mereka menyambutnya dengan penuh kesedihan dan rasa pesimistis. Sikap tersebut terhadap lahirnya anak perempuan termasuk perkara yang diharamkan. Allah SWT berfirman:
© Sanad Media
Artinya: “ Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) wajahnya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah ia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 58-59)
Beberapa orangtua memperlakukan anak-anak mereka secara berbeda (pilih kasih). Hal ini tentunya akan sangat berdampak negatif pada kondisi psikologis anak bahkan hingga dewasa.
Oleh karena itu Islam memerintahkan agar orang tua bersikap adil kepada anak-anaknya dalam hal pemberian maupun interaksi dan perlakuan yang mencerminkan rasa kasih sayang.Diriwayatkan dari Al-Hasan, ia berkata:
© Sanad Media
Artinya: Suatu ketika Rasulullah saw. sedang berbincang-bincang dengan para sahabat. Tiba-tiba ada seorang anak kecil laki-laki datang menghampiri ayahnya yang berada di tengah-tengah kaum, lalu sang ayah mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di atas paha kanannya.
Tidak lama kemudian, datanglah putrinya dan menghampirinya, lalu ia mengusap-usap kepalanya dan mendudukkannya di tanah.
Maka Rasulullah saw. bersabda, “ Bisakah kamu mendudukkannya di atas pahamu yang lain (kiri)?”
Lalu lelaki tersebut mendudukkannya (memangkunya) di atas pahanya yang lain. Kemudian Nabi bersabda: “ Sekarang kamu telah berbuat adil.” (HR. Ibnu Abi Ad-Dunya dalam An-Nafaqah ‘ala Al-‘Iyal).
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Rapi dan Cetar, Trik MUA Pasang Fake Eyelashes Rapi di Mata Oriental
Airport Style Nagita, Pakai Kaus Oblong Sambil Geret Koper Rp259 Juta
Jenita Janet Rela Kehilangan Pekerjaan Usai Berhijab: Saya Ikhlaskan karena Hidup Lebih Tenang
Tetap Memikat, Makeup Pengantin dengan Lipstik Nude
Mix and Match Kemeja Oversized Jadi 3 Outfit Berbeda
Manfaat Sholawat Nariyah dan Bacaannya yang Sangat Baik Diamalkan setelah Sholat Fardhu
Viral Gadis Garut Dinikahi Oppa Korea yang Tampan, Keluarga Pria Alami Culture Shock Saat Resepsi!
Potret Penampakan Rumah Menolak Digusur, Posisinya di Luar Nalar Bikin Geleng-Geleng Kepala!
Detik-detik Rebecca Klopper Minta Maaf usai Video Miripnya Viral
7 Gaya 'Hot' Nia Ramadhani Pakai Baju Transparan di Depan Mertua, Netizen: Sungguh Sempurna!