Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Menjauhkan anak dari paparan gadget cukup sulit dilakukan bagi orangtua. Apalagi, kini kita mengandalkan gadget di hampir semua kesempatan. Padahal paparan gadget berlebihan bisa berakibat buruk pada anak.
Kondisi tersebut juga akan mengurangi aktivitas fisik, interaksi dengan orangtua, perkembangan otak, bahkan nutrisi anak. Untuk mengurangi paparan gadget pada coblah terapkan organic parenting atau pola asuh organik untuk mengontrol gadget serta kehidupan serba cepat.
Organik selama ini identik dengan makanan. Sebenarnya organik bersifat lebih umum dan bisa diterapkan sebagai gaya hidup, termasuk pengasuhan anak.
" Pola asuh organik berarti nggak hanya makanan. Semua aspek tumbuh kembang anak diarahkan lebih natural. Konsumsi, aktivitas dan interaksi anak dengan orangtua didekatkan dengan alam," ungkap Ayoe Soetomo, sorang psikolog klinis dalam acara bincang-bincang 'Pola Asuh Orangtua Millenial' di Plataran Hutan Kota, Jakarta Pusat, Kamis 23 Januari 2020.
Konsep organic parenting ini dipengaruhi oleh tiga aspek, antara lain fisik, kognitif dan sosial emosi. Untuk memulainya, bisa dengan memperbanyak aktivitas di luar rumah. Seperti olahraga, berkemah, atau sekadar jalan-jalan. Hal ini agar anak lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan dan alam.
" Banyak sekali yang bisa dilakukan. Banyak alternatif makanan maupun cara komunikasi dengan anak agar lebih dekat dengan alam. Sebagai ibu, harus cermat pilih produk organik untuk keluarga dan bisa membaca diagram nutrisi," kata Ayoe.
Mulailah dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan alami untuk meningkatkan pertumbuhan sel otak, terutama saat golden age. Ajak anak untuk berinteraksi di lingkungan alam, seperti berlari di luar ruangan, melompat, berjalan di atas rumput dan lain-lain.
" Ini bisa memicu stimulasi keseimbangan, kekuatan tubuh juga lebih optimal dan interaksi anak dan orangtua meningkat," tuturnya.
Orangtua juga harus mencontohkan bagaimana mengelola emosi dengan baik. Pasalnya, anak akan belajar hal dari contoh yang mereka lihat sehari-hari.
Dream - Sebagian besar orangtua merasa kalau tanggung jawab pada anak sudah tercukupi jika kebutuhan sandang, pangan dan papan tersedia. Hal tersebut merupakan pemahaman yang kurang tepat.
Anak-anak juga membutuhkan kehangatan, perhatian dan kebutuhan emosi lainnya yang selalu mereka cara dari ayah dan ibunya. Bila kebutuhan emosinya tak terpenuhi, anak bisa bersikap buruk.
Ia menjadi rewel, sulit diatur, hingga mengamuk tak terkendali. Kondisi ini harus segera diatasi dengan menghabiskan waktu yang berkualitas bersama anak. Justru itulah yang wajib jadi prioritas dan seringkali dilupakan orangtua.
" Sesuatu yang didambakan anak adalah perhatian penuh orangtuanya, tanpa gangguan apa pun. Biasanya anak akan mengajak bermain mainan favoritnya, orangtua sebaiknya menanggapi dengan baik. Bermain bersama anak dengan fokus tanpa memegang ponsel atau melakukan aktivitas lain," kata Amy McCready, seorang pakar pengasuhan anak, seperti dikutip dari Pop Sugar.
Cukup habiskan waktu 10 hingga 15 menit untuk fokus mendengarkan anak, memberi perhatian dan bermain dengannya setiap hari. Menurut Amy dalam durasi waktu tersebut, kebutuhan perhatian anak sudah bisa terpenuhi.
" Pastikan orangtua memang menghadirkan fisik dan terutaman perhatian dan pikirannya pada anak. Ingat, anak selalu bisa merasakan jika orangtua tidak fokus dengan mereka dan hal itu akan membuatnya sedih," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan saat anak-anak tidak mendapat perhatian dengan cara-cara positif, mereka cenderung bersikap baik. Bermain dan berdialog dengan anak setiap hari harus dibiasakan.
Orangtua dan anak akan saling mengenal satu sama lain. Ayah dan ibu pun akan belajar banyak tentang minat anak, apa yang disukai dan tidak disukai. Hal ini akan memperkuat ikatan, kualitas hubungan dan membentuk kesehatan emosi yang lebih baik.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu