Ilustrasi
Dream - Anak-anak yang menggunakan tangan kiri secara dominan untuk kegiatan sehari-hari selalu mengundang rasa penasaran. Orangtua sudah membiasakan untuk menggunakan tangan kanan, tapi anak tetap terus menggunakan tangan kirinya dan justru lebih luwes.
Kondisi kidal dialami oleh 10% orang di dunia ini. Namun masih sering kita temui bahwa kidal dianggap buruk karena tidak sesuai sama ajaran norma maupun agama, terutama pada anak-anak.
Jawaban yang paling sering terdengar adalah karena adanya perbedaan antara fungsi otak kanan dan otak kiri. Padahal sebenarnya, bukan itu penyebabnya.
Penelitian Sebastian Ocklenburg, Judith Schmitz, dan Onur Gunturkun dari Ruhr University Bochum, bersama rekan dari Belanda dan Afrika Selatan, menemukan bahwa kidal terjadi karena adanya aktivasi gen di sumsum tulang belakang janin asimetris di dalam rahim.
Perbedaan segmen kiri dan kanan sumsum tulang belakang inilah yang mengontrol gerakan tangan dan kaki yang dominan. Mereka menyimpulkan bahwa sifat asimetris dari sumsum tulang belakang bisa dipengaruhi oleh perubahan ekspresi gen.
Meski begitu sebenarnya janin telah memilih tangan dominannya sejak dalam kandungan. Hal ini karena otak (korteks motorik) dan sumsum tulang belakang janin belum terhubung sampai minggu ke-15.
Penjelasan selengkapnya baca di Diadona.id
Dream - Merangkak merupakan tahapan penting dalam perkembangan bayi dan balita. Untuk itu, usahakan membantu si kecil melewati masa-masa merangkak dengan baik.Bayi biasanya mulai merangkak pada usia antara 4 dan 6 bulan.
Proses belajar merangkak menjadi hal yang cukup rumit namun di saat yang sama juga terasa mudah. Sebenarnya merangkak adalah perkembangan alami pada bayi yang terjadi saat bayi sudah siap.
Beberapa bayi mengalami keadaan di mana dia berguling lebih cepat tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk merangkak. Dikutip dari Diadona.id, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar bayi cepat merangkak.
Kurangi penggunaan walker dan bouncers
Langkah pertama agar bayi lebih cepat merangkak sendiri adalah dengan mengurangi penggunaan walker dan bouncers. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa bayi yang jarang dibiarkan di lantai membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan yang dibutuhkan saat merangkak.
Bayi lebih cepat mempelajari cara merangkak saat dia melihat orangtua atau saudaranya melakukannya. Bayi bisa meniru gerakan dan berusaha untuk merangkak. Orangtua juga bisa memancingnya dengan mainan agar dia mau bergerak ke arah mainan itu.
Siapkan ruang yang rapi, bersih, dan nyaman agar bayi bisa bermain dengan bebas di lantai dengan aman. Lantai tanpa karpet adalah tempat terbaik bagi bayi agar dia bisa bergerak dengan bebas.
Selengkapnya baca di sini.
Laporan Audila Rima Ndani/ Sumber: Diadona.id
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker