Ngeri, Ada Kasus IUD Lubangi Kandung Kemih

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 31 Januari 2021 10:33
Ngeri, Ada Kasus IUD Lubangi Kandung Kemih
Penting untuk memeriksakan secara rutin satu kali dalam setahun.

Dream - Seorang wanita berusia 47 tahun mengeluh muncul darah di urinenya. Ia pun memeriksakan diri ke dokter dan dilakukan beberapa analisis termasuk foto rontgen dan USG untuk mencari penyebabnya.

Cukup mengagetkan, ternyata darah di urinenya disebabkan oleh alat kontrasepsi IUD (Intrauterine Device) tembaga yang ia gunakan 10 tahun sebelumnya. Alat tersebut memicu lubang di kandung kemih kandung kemihnya.

Menurut dokter, IUD tersebut secara bertahap " mengikis" melalui rahim dan ke dalam kandung kemih. Kasus komplikasi ini termasuk yang sangat jarang terjadi. Hal ini menurut laporan yang diterbitkan dalam Journal Case Reports in Women's Health edisi Januari 2021.

IUD di kantung kemih

" Bagi dokter, kasus ini menunjukkan bahwa adanya erosi IUD ke dalam kandung kemih, meskipun jarang, adalah mungkin. Tetap harus dipertimbangkan sebagai penyebab gejala munculnya dalam urine," dr. Nicholas Faure Walker, ahli bedah urologi di Rumah Sakit King's College, London, yang memimpin penelitian, dikutip dari Live Science.

 

1 dari 5 halaman

Lakukan Pemeriksaan

Lakukan Pemeriksaan © Dream

Penting bagi perempuan mengetahui risiko yang mungkin muncul dalam penggunaan IUD. Sebenarnya IUD cukup aman, dibutuhkan kontrol minimal satu kali dalam setahun untuk memeriksa posisinya.

IUD adalah salah satu kontrasepsi efektif yang dimasukkan ke dalam rahim dan bisa bertahan hingga 12 tahun. Ada IUD hormon dan IUD tembaga. IUD tembaga dibungkus dengan kawat tembaga, yang melepaskan ion-ion dan mencegah pembuahan dengan mengganggu gerakan sperma.

Hal tersebut membuat rahim secara umum tidak ramah terhadap sperma. Menurut penelitia, ketika dokter memasukkan IUD, yang biasanya berbentuk T, ada sekitar 1 dari 1.000 risiko yang akan melubangi rahim atau kandung kemih.

2 dari 5 halaman

Jaga Kontrasepsi Tetap Efektif Selama Pandemi Covid-19

Jaga Kontrasepsi Tetap Efektif Selama Pandemi Covid-19 © Dream

Dream - Perencanaan kehamilan idealnya dilakukan secara matang dan penuh pertimbangan. Bukan hanya alasan kesehatan tapi juga psikis, ekonomi dan kondisi lingkungan. Kontrasepsi dalam bentuk apapun bisa membantu pasangan untuk membuat perencanaan kehamilan dengan baik.

Dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, apalagi karantina di rumah selama hampir 3 bulan, banyak pasangan yang mengalami 'kebobolan'. Hal ini memang sulit dihindari karena seharian bersama pasangan di rumah saja.

Sebenarnya ada trik untuk membuat kontrasepsi berjalan dengan baik. Bagaimana caranya? Simak trik dari DKT Indonesia.

1. Gunakan kontrasepsi yang paling mudah didapat
Di saat seperti ini, kontrasepsi sangat dibutuhkan seiring meningkatnya kebutuhan kedekatan pasangan suami istri. Pemerintah sudah mengeluarkan imbauan agar pasutri dapat menggunakan metode kontrasepsi modern untuk mencegah kehamilan di masa Pandemi COVID-19 ini.

Hal ini karena perempuan yang mengalami kehamilan memiliki sistem imun yang rentan, sehingga bisa menambah potensi penularan COVID-19 bagi diri sendiri dan orang lain, serta untuk mengatasi ketidak-pastian ekonomi yang berpengaruh terhadap perencanaan keluarga.

Banyak jenis kontrasepsi yang bisa digunakan. Jika biasanya harus suntik atau menggunakan IUD ke dokter atau bidan, untuk sementara bisa gunakan kondom atau pil yang mudah didapat.

 

 

3 dari 5 halaman

2. Lakukan telemedicine

2. Lakukan telemedicine © Dream

Bila memang membutuhkan rekomendasi dan konsultasi seputar kontrasepsi dan kesehatan reproduksi, jangan segan untuk melakukannya secara online. Seperti DKT Indonesia yang membuka layanan konsultasi online dengan tenaga Kesehatan bidan dan juga dokter, melalui layanan bebas pulsa 0800-1-326459 atau Whatsapp ke 0811-1-326459 pada hari Senin hingga Jumat pukul 08.00–17.00 WIB.

Konsultasi akan membuat pasangan bisa memilih kontrasepsi yang tepat dan nyaman baik untuk suami dan istri. Bisa juga memanfaatkan layanan medis online di aplikasi.

 

4 dari 5 halaman

3. Manfaatkan Postpil jika terlanjur

3. Manfaatkan Postpil jika terlanjur © Dream

Apabila sudah terlanjur melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan alat kontrasepsi, bisa menggunakan Postpil atau Kontrasepsi Darurat paling lama 120 jam atau 5 hari setelah melakukan hubungan seksual. Istri bisa mendapatkan Postpil di apotek terdekat dengan menyertakan resep dokter terlebih dahulu.

5 dari 5 halaman

Pemakai Kontrasepsi Spiral Wajib Periksa Rutin, Ini Alasannya

Pemakai Kontrasepsi Spiral Wajib Periksa Rutin, Ini Alasannya © Dream

Dream - Penggunaan alat kontrasepsi Intrauterine Device (IUD) atau lebih dikenal dengan spiral, jadi pilihan banyak perempuan terutama bagi ibu yang masih menyusui. Alat kontrasepsi ini pasalnya tak akan mempengaruhi hormon yang bisa menurunkan produksi ASI.

Tak seperti alat kontrasepsi hormon, seperti suntik, pil atau patch. Penggunaanya cukup sekali saja dan tak perlu berulang. Presentase kegagalannya juga kecil, tapi ada syaratnya. Ibu yang memakai IUD atau spiral wajib kontrol secara rutin.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Boy Abidin, tidak sedikit dari pemakai IUD yang kebobolan atau hamil. Hal ini karena kondisi rahim berubah.

" Ukuran IUD atau spiral memang dibuat berdasarkan rata-rata rahim, jadi kan ukurannya sama untuk semua wanita. Sedangkan ukuran rahim wanita berbeda. Jadi kalau dipasang di rahim yang cukup besar, bisa jadi IUD nya kurang efektif," ujar Boy.

Selain itu, spiral yang bergeser juga dapat menyebabkan kehamilan. Spiral yang bergeser ini bisa diakibatkan karena haid yang menggumpal dan berlebih.

" Kalau ada haid yang bergumpal atau deras, ya itu ikut aliran darah haid. Pada saat haid kan rahim ada gerakan kontraksi untuk mengeluarkan darah haid, nah itu juga biasanya ikut terbawa gerakan itu," ujar Boy.

Banyak juga perempuan yang memakai spiral tidak menyadari bahwa alat kontrasepsinya terlepas. Oleh karena itu, perhatikan kondisi spiral saat haid.

Boy mengingatkan, bagi ibu yang menggunakan spiral, pemeriksaan rutin adalah hal wajib. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan enam bulan atau setahun sekali. Ini dilakukan untuk melihat posisi IUD apakah masih efektif.

" IUD kan sekarang bentuknya huruf T ya, jadi meskipun dia lompat-lompat, jungkir balik, dan segala macem sih sebenernya dia gak akan bergeser," ungkapnya.

Laporan: Keisha Ritzska Salsabila

 

Beri Komentar