Psikolog Jelaskan Alasan Anak Baru Bergerak Setelah Diteriaki

Reporter : Mutia Nugraheni
Minggu, 29 Mei 2022 11:00
Psikolog Jelaskan Alasan Anak Baru Bergerak Setelah Diteriaki
Penting untuk diketahui para orangtua.

Dream - Orangtua memang selalu mengingatkan anak-anak untuk bangun pagi, membereskan buku pelajaran, mengerjakan PR, dan kewajiban lainnya. Saat memberi tahu anak, seringkali pada awalnya ayah bunda menggunakan intonasi yang lembut dan persuasif.

Saat anak tak kunjung bergerak untuk segera melakukan tugasnya, biasanya suara semakin meninggi hingga berteriak. Sahabat Dream sering mengalami ketika menghadapi buah hati?

Jika iya, pastinya sangat menguras emosi dan melelahkan. Samantha Elsener, seorang psikolog, menjelaskan mengapa anak baru bergerak ketika mendengar orangtuanya berteriak atau ketika emosinya mulai naik.

" Prinsipnya gini, anak tuh akan terus melakukan apa yang dirasa berhasil bagi dirinya. Jadi kalau terus ingetin anak, manggil anak dengan penuh kasih sayang terus menerus mengingatkan anak, tapi di akhiri dengan teriak atau marah-marah ke anak di sini terjadi pengkondisian di mana anak berpikir, " oh aku gak perlu dengerin orangtuaku di saat pertama kali" ," ujar Samantha dalam akun Instagramnya @samanta.elsener.

 

1 dari 1 halaman

Coba Lakukan Hal Ini

Coba Lakukan Hal Ini © Dream

Menurut Samantha, hal ini seperti siklus. Anak sudah merasa kalau saat diberi tahu pertama kali, maka akan ada peringatan selanjutnya. Jadi ia masih bisa menunda hingga " teriakan" muncul.

" Kalau parents mau menghentikan siklus ini yang pertama dilakukan adalah set boundaries, sehingga anak tahu jelas apa yang perlu dia lakukan dan bisa konsisten melakukannya," kata Samantha.

Bagaimana caranya? Ada tiga hal yang penting dilakukan menurut Samantha.

Concrete: Jelaskan apa saja kegiatannya, detail aktivitas yang harus dilakukan, fungsi utama dan gunanya dan semua harus dijelaskan ke anak

Clear: Aktivitas harus dijelakan waktunya, di mana, materialnya apa, butuh jarak tempuh berapa lama, dan detail lainnya agar jelas

Consistent: Terus-menerus diulang untuk mencapai konsistensi. Jadi perlu dibuat jadwal dan aturannya, termasuk jika tak dilakukan konsekuensinya yang harus diterima.

" Buat jadwal dan aturannya disepakati bersama anak, ya, parents," pesan Samantha.

 

Beri Komentar