Makanan Bayi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kebersihan jadi hal yang tak boleh ditawar saat menyiapkan makanan untuk si kecil. Bayi di bawah satu tahun sangat rentan dengan virus dan bakteri. Jangan sampai anak mengalami mual hingga diare karena makanan terkontaminasi kuman.
Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah cuci bahan masakan di bawah air mengalir. Kedua, pisahkan talenan sayur dan buah, dengan talenan untuk memotong bahan mentah seperti ayam, daging, atau ikan.
Usahakan untuk menyediakan tiga atau empat talenan. Pisahkan dengan talenan yang digunakan untuk mengolah masakan orang dewasa. Bersihkan sebelum dan sesudah menggunakan.
Ketiga, selalu cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. Tangan merupakan pembawa kuman yang utama, pastikan selalu dalam keadaan bersih terutama saat menyiapkan dan menyuapi si kecil.
Keempat, sajikan sesuai dengan porsi makanan anak. Jika tak habis langsung buang. Jangan simpan sisa makanan di suhu ruang. Bakteri akan dengan mudah tumbuh, dan bisa memicu infeksi pencernaan.
Kelima, tentukan waktu pemberian makanan. Jangan menyuapi lebih dari 45 menit. Makanan sudah tidak segar, si kecil pun biasanya sudah tak mau lagi.
Untuk makanan semi padat seperti buah-buahan, bisa menggunakan food feeder berjaring agar si kecil bisa mudah menggenggam, tak berantakan dan bersih.
Sumber: Parents
Dream - Masih banyak orangtua yang tak menyadari kalau anaknya mengalami masalah kekurangan gizi gizi, sampai pada level terkena stunting. Stunting sendiri adalah masalah kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Efeknya berupa gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Bukan hanya berdampak fisik tapi juga kemampuan kognitif.
Kekurangan gizi ini,, baru akan nampak setelah anak berusia 2 tahun. Salah satu satu penyebabnya adalah pemberian menu makanan pendamping ASI (MPASI) yang kurang tepat.
Hal tersebut diungkapkan dr. Agnes dalam YouTube Channel Meet Dokter Agnes, seorang spesialis anak. Menurutnya, menu saat memberikan MPASI harus memperhatikan unsur mikronutrien dan makronutrien.
" Katanya MPASI tunggal itu adalah makanan pendamping ASI yang disarankan WHO dan diberikan pada dua minggu pertama. Padahal WHO tak pernah memberikan statement seperti itu," kata dr Agnes.
Makanan pendamping ASI tunggal ini contohnya hanya memberikan satu makanan tertentu saja selama dua minggu. Misalnya hanya pisang, avokad atau apel. Padahal ini tidak tepat.
" Menu MPASI, kandungan zat gizinya harus sama dengan ASI, seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral," pesan dr. Agnes.
Lemak seringkali terabaikan saat pemberian MPASI. Padahal lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi.
Untuk sumber lemak dan protein, menurut dr. Agnes bisa didapatkan dari avokad atau kacang-kacangan, tapi disarankan dari sumber hewani. Seperti ikan, daging atau ayam. Ia juga menyarankan untuk memadukan menu MPASI rumahan dengan menu makanan bayi kemasan.
Pasalnya, makanan bayi kemasan sudah terfortifikasi, yaitu mendapat zat besi tambahan yang bisa memenuhi kebutuhan bayi per hari. Jadi kebutuhan zat gizi bayi terpenuhi secara optimal.
Bukan hanya vitamin dari sayuran dan buah saja, karena dianggap sehat. Tapi juga asupan protein dan zat besi yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya.
Advertisement
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget