Ovulasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Beberapa pasangan sudah menjalani pemeriksaan kesehatan dan kesuburan. Hasilnya kondisi tubuh dalam keadaan baik, begitu pun kesehatan reproduksi, baik calon ibu maupun calon ayah.
Pada beberapa kasus, ketika kesehatan reproduksi sangat baik tapi ternyata kehamilan tak kunjung terjadi. Hal ini dalam istilah kedokter dikenal dengan istilah infertilitas/ ketidaksuburan idiopatik (unexplained infertility). Persentase pasangan yang mengidap infertilitas jenis ini mencapai angka 10 persen.
" Infertilitas idiopatik merupakan keadaan ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, namun tetap tidak bisa hamil," kata dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, RS Pondok Indah IVF Centre, dalam keterangan resminya.
© Dream
Walaupun penyebab dari infertilitas tidak dapat diketahui, namun bukan berarti pasangan dengan infertilitas idiopatik tidak dapat memiliki keturunan. Tingkat kehamilan secara spontan pada pasangan ini bahkan lebih tinggi daripada pasangan dengan penyebab infertilitas yang lainnya.
Penelitian menunjukkan angka kehamilan secara spontan terjadi sebanyak 13-15 persen pada percobaan tahun pertama, dan meningkat menjadi 35 persen pada percobaan tahun berikutnya. Akan tetapi, angka kehamilan secara spontan terus menurun dengan durasi infertilitas lebih dari tiga tahun dan pada pasangan yang wanitanya berusia di atas 30 tahun.
" Ada beberapa cara untuk mencapai kehamilan pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik, bisa dengan manajemen ekspektatif," ungkap dr. Gita.
© Dream
Manajemen ekspektatif yaitu melakukan hubungan teratur 1-2 hari sekali pada masa subur (10-17 hari setelah hari pertama haid terakhir). Cara ini dapat dilakukan pada pasangan dengan usia wanita di bawah 35 tahun dan usia pernikahan di bawah 2 tahun.
Cara lainnya adalah inseminasi intrauterine. Merupakan metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma yang sudah ditingkatkan kualitasnya langsung ke dalam rongga rahim. Cara ini akan meningkatkan keberhasilan kehamilan dengan meniadakan faktor serviks dan antibodi antisperma yang sering dikaitkan sebagai penyebab infertilitas idiopatik.
Program bayi tabung juga bisa jadi solusi bila kehamilan tidak juga didapatkan setelah kegagalan dengan inseminasi intrauterine. Program bayi tabung merupakan Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) di mana pembuahan sel telur oleh sel sperma terjadi di luar tubuh wanita (in vitro), kemudian embrio hasil pembuahan ditempatkan kembali ke dalam rahim.
Keberhasilan program bayi tabung pada pasangan yang mengalami infertilitas idiopatik mempunyai angka keberhasilan yang cukup tinggi yakni 30-40 persen," kata dr Gita.
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
© Dream
Dream - Masalah kesuburan bukan hanya dialami oleh kaum perempuan. Para pria juga bisa mengalaminya. Salah satu masalah yang kerap mengundang rasa penasaran dan pertanyaan adalah soal kondisi sperma yang encer.
Seperti salah satu pertanyaan dalam program konsultasi kesuburan #DreamTestPack. Pertanyaan tersebut berisi seputar kondisi sperma pasangan yang dirasa encer dan dianggap bisa menghambat kehamilan.
Dokter Upik Anggraheni P. SpOG, Konsultan Fertilitas dari RS Pondok Indah IVF Center memberikan penjelasan. Menurutnya, dalam istilah medis tak ada ada sperma encer. Kualitas sperma hanya bisa diketahui dari pemeriksaan analisa sperma di laboratorium
" Sperma encer itu adalah bahasa awam, mungkin didefinisikan sebagai sperma yang jumlahnya kurang atau pergerakannya kurang atau bentuk normalnya kurang. Sperma encernya harus diketahui secara pasti lebih dahulu maksudnya apa. Apakah jumlahnya, pergerakannya atau bentuknya, semua itu hanya bisa dilihat dengan analisa sperma," ujar dr. Upik.
© Dream
Pada pasangan yang sedang menantikan buah hati dan ingin menjalani program hamil, penting untuk melakukan pemeriksaan kesuburan. Pemeriksaan ini salah satunya adalah analisa sperma. Calon ayah diminta untuk mengeluarkan sperma yang bakal dianalisa jumlahnya, bentuk dan pergerakannya.
Hindari melakukan kesimpulan sendiri terkait kondisi sperma. Jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter spesialis kesuburan untuk mengetahuinya.
" Ada juga pasien yang selalu berpikir sperma suaminya konsistensinya tidak kental sehingga dikatakan encer padahal itu tidak membuktikan kesehatan sperma secara objektif. Dari analisis sperma, akan didapatkan jumlah, bentuk dan pergerakannya. Setelah itu dokter akan mengevaluasi masalahnya," ungkap dr. Upik
© Dream
View this post on Instagram
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
Advertisement
5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian