Nycta Gina (Foto: Instagram Nyta Gina)
Dream - Rizna Nycta Gina atau yang lebih akrab disapa Nycta Gina, sudah dikaruniai dua anak dari pernikahannya dengan Rizky Kinos. Saat melahirkan anak pertamanya, Panutan Adhya Semesta, Gina sempat mengalami baby blues.
“ Aku sempat baby blues pas anak pertama, kalau anak aku nangis aku ikutan nangis, jadi panik,” ujar Gina di acara Kick-Off 8th Cussons Bintang Kecil, Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa 8 Oktober 2019.
Perubahan hormon, rutinitas baru dan mengurus bayi memang kerap membuat ibu kewalahan dan mempengaruhi kondisi psikologis ibu. Gina juga mengalami hal tersebut.
memang.
Tetapi berkat dukungan dari suami serta orangtua dan mertuanya, ia dapat melewatinya.
“ Orangtua dan mertua aku care banget,” ujar Gina.
Setelah melahirkan anak kedua, Lembar Putih Trinycta, Gina dan Kinos tetap mengurus kedua anaknya tanpa bantuan pengasuh. Hal ini karena menurut mereka, keduanya masih bisa bergantian. Namun Gina tak memungkiri kalau anaknya sudah agak besar, ia akan menggunakan baby sitter.
“ Kalau buat aku pribadi mungkin kalau anak-anak sudah gedean dikit nanti pakai suster. Aku gak munafik, aku bukan strong woman yang bisa ngerjain semuanya,” ungkapnya.
Laporan Alfisalima Putri
Dream - Kehamilan membuat kehidupan seorang perempuan berubah drastis. Sederet persiapan harus dilakukan sebelum bayi lahir, belum lagi menyiapkan fisik dan mental. Perubahan hormon pun terjadi secara cepat.
Akumulasi hal tersebut membuat ibu hamil dan setelah melahirkan rentan mengalami depresi. Menurut laporan New York Times, satu dari tujuh wanita mengalami depresi selama atau setelah melahirkan.
Demi mencegah hal tersebut, United States Preventive Services Task Force merekomendasikan para calon ibu untuk melakukan konseling saat kehamilan. Bukan hanya berkonsultasi dengan dokter kandungan tetapi juga psikolog atau mereka yang berkompeten.
Mengikuti support group atau 'kelas' untuk orangtua baru. Konseling diketahui bisa menurunkan risiko depresi secara signifikan dan bisa mendeteksi level risiko depresi parah yang mungkin dialami ibu.
" Kita harus melakukan sesuatu bagi para ibu sebelum mereka mengalami depresi," ujar Karina Davidson, salah satu anggota United States Preventive Services Task Force, seperti dikutip dari Cafemom.
Menurut data World Health Organization (WHO), 10 persen hingga 13 persen ibu di seluruh dunia mengalami masalah mental dan depresi. Pada banyak kasus, kondisi tersebut bisa memicu bunuh diri, penelantaran dan kekerasan pada anak, hingga menghambat tumbuh kembang baik fisik dan mentalnya.
Jadi, jangan segan untuk melakukan konseling sebelum melahirkan. Berbagi kekhawatiran menghadapi perubahan hidup serta tanggung jawab besar, akan sangat membantu ibu menurunkan risiko depresi.
Dream - Banyak orang beranggapan kalau setelah bayi lahir ke dunia, pasti ibu akan sangat berbahagia. Namun kenyataannya tak selalu demikian. Justru di hari-hari pertama setelah bersalin, ibu sangat berisiko mengalami depresi.
Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan FKUI-RS Ciptomangunkusumo, Andon Hestiantoro, ada beberapa faktor yang membuat ibu baru melahirkan rentan depresi. Kemungkinan pertama, ibu mengalami masalah dengan persalinannya.
" Misalnya dia melahirkan dengan alat bantu seperti vakum atau dengan operasi caesar. Nah, ibu itu kadang tidak siap dengan karena berpikirnya akan melahirkan normal," kata dr. Andon dalam sebuah diskusi bersama Bayer memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia.
Faktor kedua adalah perubahan hormon yang terjadi pada tubuh ibu sesudah melahirkan. Pada saat persalinan hormon progesteron dan estrogen berada di titik paling rendah.
" Hormon itu diperlukan untuk memperkuat suasana hati dan mood untuk mencegah depresi," jelas Andon lagi.
Ketika ibu memperlihatkan gejala depresi, konsumsi kontrasepsi hormon diperlukan. Bisa dengan suntik atau mengonsumsi pil KB menyusui (Progestin Only Pil/POP). Fungsinya untuk menaikkan hormonnya seperti disampaikan pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Klinik Yasmin RSCM ini.
Ibu yang depresi membuat bayi yang baru dilahirkan jadi tidak mendapat perhatian penuh. Hal ini bisa saja mengganggu tumbuh kembang bayi seperti disampaikan Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia Emi Nurjasmi.
Itu sebabnya, dukungan berbagai pihak diperlukan oleh ibu untuk meminimalisasi kemungkian terkena masalah kejiwaan usai melahirkan. Hal yang juga sangat penting adalah dukungan suami.
" Justru pendampingan saat persalinan hingga keberhasilan ASI eksklusif itu perlu dukungan suami," kata Emi.
Jika sudah mendapat dukungan penuh dari keluarga, tapi ibu baru melahirkan menunjukkan gejala depresi, segera kontak psikolog atau psikiater untuk membantu.
Sumber: Benedikta Desideria/ Liputan6.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN