Anak Hilang Di Area Publik/ Foto: Shutterstock
Dream - Berada di area publik, banyak sekali orang sambil membawa anak kadang harus dilakukan orangtua. Dalam kondisi ini hal apapun bisa terjadi. Termasuk anak yang penasaran, tiba-tiba melepaskan gandengan tangan dan berlari.
Hanya hitungan detik saja anak luput dari pandangan mata di area publik, tentu saja membuat kita panik. Kita pun langsung mencarinya di seluruh sudut. Saat mencari si kecil yang hilang dari pandangan, sebagian orangtua cenderung diam dalam kepanikan dan berharap langsung menemukannya.
Faktanya tak selalu demikian. Anak bisa berlari jauh, kebingungan atau mungkin kondisi terburuk. Pemilik akun Tiktok @jesmartini membagikan trik yang harus langsung dilakukan orangtua ketika anak hilang dari pandangan.
" Jika berada di taman hiburan, kebun binatang, mal, apa pun itu, dan melihat sekeliling dan anak tidak lagi bersama, yang ingin Anda lakukan adalah mulai mencari mereka,” ungkap Jess dalam video TikTok yang diunggahnya.
Cari segera anak dengan memanggil namanya. Bukan diam saja. Jelaskan pada orang sekitar kalau ayah/ bunda mencari anak dengan deskripsi yang detail. Mulai dari warna rambut, pakaian, sepatu, hingga tanda lahir yang terlihat.
“ Jangan diam-diam mencari mereka. Cari dengan fokus dan yang saya maksud mulai meneriakkan deskripsi anak," kata Jess.
Jess mengatakan bahwa ia pernah kehilangan putranya di depan umum, dan teknik yang terlihat " keras" itulah yang menyelamatkannya. Dia menggambarkan apa yang dia lakukan untuk menemukan putranya.
" Ini akan terdengar seperti ini: 'Saya mencari anak laki-laki, usia lima tahun, rambut cokelat pendek, mata cokelat, kaos Nike merah, celana pendek hitam, sepatu hitam'."
Dia menjelaskan bahwa kuncinya adalah terus mengulangi deskripsi anak dengan keras dan jelas sehingga orang-orang di sekitar mendengar. Hal ini akan membuat kemungkinan lebih cepat untuk menemukan anak yang hilang dari pandangan.
Orang-orang sekitar akan membantu menyadari ciri yang disebutkan. Mereka juga cenderung melihat sekeliling untuk membantu.
@jesmartini This is a MUST watch for any parent or caregiver- What to do if your child ever goes missing in a public place #momsoftiktok #psa #staysafe #safety #f ♬ original sound - Jess martini
Dream - Anak remaja memiliki level emosi yang memang kadang naik turun. Terutama pada anak yang mengalami pubertas saat hormonnya sedang tak stabil. Dalam kondisi hal ini orangtua kerap mengalami kebingungan dan komunikasi jadi lebih sulit.
Remaja memang sudah bisa menyampaikan perasaannya dengan jelas dan kemarahannya tampak sangat nyata. Dikutip dari KlikDokter, jika salah menanganinya, bisa-bisa kemarahan tersebut malah merugikan dirinya serta orang lain.
Remaja pun kadang belum mempertimbangkan dan menyadari mana yang salah dan mana yang benar. Lalu bagaimana menghadapinya? Ada beberapa hal yang bisa orangtua terapkan saat anak remaja sedang emosi.
1. Hargai privasinya
Dilansir Psychology Today, remaja memandang kamar mereka sebagai “ kastil” yang terhubung dengan kepribadian mereka. Bila anak remaja kini lebih sering di kamar, terutama bila keadaan emosinya sedang tidak stabil, sebaiknya jangan langsung membuka pintu kamarnya untuk masuk. Ketuklah terlebih dulu dan mintalah persetujuan apakah ini waktu yang tepat bagi Anda untuk masuk ke dunianya.
Dengan begitu, mereka tidak akan tersulut emosinya karena merasa terganggu dan akan lebih menghargai orangtua, karena juga menghargai privasi dirinya. Setelah diizinkan masuk, jangan paksa mereka untuk langsung berbicara. Akan lebih mudah prosesnya bila orangtua menggunakan pendekatan seperti “ remaja” juga. Misalnya, bisa terlebih dulu menunjukkan ketertarikan terhadap benda-benda unik yang menjadi pajangan di kamar mereka untuk mencairkan suasana.
Terkadang sebagai orang dewasa, orangtua langsung merespons dengan nada yang agak tinggi ketika mendengar keinginan remaja yang menurut kita tidak masuk akal. Bila terus-menerus seperti itu, si remaja akan merasa tidak dihargai dan bersikap melawan dengan cara membentak.
Selama ini dia juga mencontoh orangtuanya yang selalu memotong pembicaraan dan membentak dirinya kala ada sesuatu yang tak sesuai dengan pemikiran. Daripada langsung memotong dan merespons negatif, sebaiknya dengarkan dulu keluh kesahnya, barulah meresponsnya dengan baik. Seperti memberi pertimbangan dan penilaian yang tidak memojokkan. Dengan begitu, ia sekaligus bisa belajar memilih mana yang baik dan mana yang tidak untuk dirinya sendiri.
Remaja yang sedang emosi akan mudah meledak saat melihat lawan bicaranya menampilkan bahasa tubuh yang menantang, misalnya bertolak pinggang, menunjuk, melipat tangan di dada, atau mendongak. Jarak yang terlalu dekat juga bisa membuatnya semakin marah. Jadi, sebaiknya tampilkan bahasa tubuh yang netral saja dan atur jarak.
4. Setelah emosi lebih stabil, luangkan waktu bersamanya
Remaja yang sering marah-marah sebenarnya membutuhkan kasih sayang yang ekstra. Hanya saja, karena adanya gengsi remaja, yang ditunjukkan oleh mereka justru menarik diri. Karena itu, orang dewasa mesti lebih mengatur atau mengendalikan egonya dengan cara meluangkan waktu lebih terhadap mereka, terutama terkait kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
“ Orang tua juga perlu memantau aktivitas anak remajanya, baik di sekolah, lingkungan luar sekolah, dan di rumah,” kata dr. Nadia dari KlikDokter.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi