Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto `Mengapa Presiden Cuma Satu`? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan

Reporter : Reni Novita Sari
Kamis, 2 Maret 2023 22:12

Dream – Masih ingat sosok bocah SD yang tanya ke Presiden Soeharto ‘Kenapa Presiden Cuma Satu? Ya, di masa kepemimpinannya, Soeharti acap kali mengadakan 'Gelar Nusantara Anak Indonesia' atau Gelantara, sebagai peringatan Hari Anak Nasional di Istana Negara, Jakarta.

Acara itu mempertemukan anak-anak di setiap kota dalam rangka mewujudkan bibit-bibit persahabatan sejak dini. Dalam momen tersebut, satu per satu bocah SD melontarkan pertanyaan polosnya masing-masing. Ada satu anak yang menarik perhatian Soeharto maupun khalayak umum. Dia bernama Hamli.

Dengan polosnya, Hamli bertanya pada Soeharto, “ Mengapa Presiden di Indonesia cuma satu? Padahal Indonesia sangat luas?" . Pertanyaan Hamli itu sontak mengundang gelak tawa semua orang. Sayangnya sosok Hamli kini tak pernah terdengar lagi kabarnya. Penasaran seperti apa sih nasibnya sekarang? Simak potretnya berikut ini!

Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan

Dalam momen bertajuk 'Temu Wicara Presiden Soeharto' ada seorang anak SD yang diketahui bernama Hamli ikut memberikan pertanyaan pada Pak Harto. "Nama saya Hamli dari Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai. Saya mau tanya, mengapa Presiden di Indonesia cuma satu? Padahal Indonesia sangat luas," tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Hak Cipta Foto: YouTube/HM Soeharto
1/5
Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan
Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan
Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan
Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan
Masih Ingat Anak SD yang Dulu Tanya ke Pak Harto Mengapa Presiden Cuma Satu? Ternyata Nasibnya Memprihatinkan
Beri Komentar