Dream - Muda, tampan, berbakat dan juga penghafal Al Quran. Kehadiran sosok pemuda yang satu ini mungkin menjadi angin segar di tengah gersangnya `padang pasir` dunia film Islami. Dialah Hamas Syahid Izzudin.
Lahir di Bengkulu pada tanggal 11 Maret 1992, Hamas memulai karir sebagai pemain film dakwah (Tausiyah Cinta dan Ketika Mas Gagah Pergi). Ketertarikannya di bidang seni peran bermula saat dirinya bermain teater di bangku sekolah dulu.
Namun demikian, keinginan Hamas menjadi pemain film bukan semata-mata hanya untuk popularitas saja. Hamas mengungkapkan keinginannya untuk dapat berdakwah melalui dunia seni peran.
Tak hanya itu, Hamas juga dikenal sebagai penghafal Al Quran. Saat ini, Hamas tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair), semester 6.
Bagaimana? Penasaran kan seperti apa sosok pemuda yang dijuluki sebagai 'calon suami-able' ini? yuk simak foto-fotonya (Ism, Foto : Instagram/hamas.syahid)
Kehadiran Hamas Syahid semakin mewarnai dunia perfilman Indonesia. Salah satu penampilan Hamas bisa dilihat di film Tausiyah Cinta.
Hak Cipta © DREAM.CO.IDAdvertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk