Atalarik Syach (Foto: Youtube Atalarik Syach)
Dream - Pesinetron Atalarik Syach meminta maaf karena dianggap meresahkan masyarakat. Bermula unggahannya yang dinilai tidak mematuhi aturan pemerintah karena masih menjalankan sholat Jumat di masjid.
" Assalamualaikum wr wb, saya Atalarik Syach ingin menyampaikan permohonan maaf saya yang sebesar besarnya, kepada seluruh umat muslim se-Tanah Air atas perkatan saya yang membuat tersinggung atau kecewa," ujar Atalarik dalam chanel youtubenya Atalarik Syach.
Menurut mantan suami Shania Marwah ini, ia bukan sengaja tidak mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak beribadah di rumah. Justru menurut Atalarik, di saat kondisi yang seperti ini, dengan memperbanyak ibadah merupakan cara yang terbaik.
" Saya ini lagi menggebu-gebunya ingin melaksanakan solat berjamaah. Karena ingin memiliki keyakinan yang lebih terhadap Allah SWT. Saya lebih yakin lagi tidak takut terhadap virus corona, tapi lebih takut terhadap Allah SWT," imbuhnya.
Menurut Atalarik seharusnya masjid tidak ditutup, namun bisa dilakukan pemeriksaan ketat untuk orang yang akan beribadah. Seperti jika memasuki supermarkter atau pasar-pasar yang memberlakukan pemeriksaan ekstra jika ingin masuk ke dalam.
" Saya cuma berpikir tempat ibadah yang ada bukan cuma masjid, bisa melakukan perlindungan agar jamaahnya bisa melangsungkan ibadahnya dengan aman dan tenang. Seperti pembagian hand sanitizer bisa bikin ruangan sterilisasi, atau hanya membuka satu puntu akses masjid. Dan para jamaah bisa dilakukan termal scan bisa bawa masker sendiri, sajad sendiri bersalaman nggak wajib kan," katanya.
Dengan kondisi seluruh Masjid yang harus ditutup, Atalarik mengaku sedih karena tempat untuk beribadah dan berdoa justru malah ditutup.
" Saya merasa miris dan sedih melihat masjid banyak ditutup padahal kita semua berharap sekali wabah corona bisa berlalu," tuturnya.
Unggahan Atalarik Syach (Instagram @ariksyach)
Di akhir pernyatannya, lagi-lagi Atalarik meminta maaf jika ada perkataannya yang menyinggung banyak orang.
" Saya memohon permaafan saya diterima kalau ada perkataan saya yang tersinggung mohon dimaafkan lahir dan batin. Semoga saya tidak melakukan kesalahan yang sama," katanya.
Dream - Sholat Jumat termasuk salah satu ibadah inti dalam Islam. Ibadah ini berlaku wajib bagi pria muslim, tetapi sunah bagi muslimah. Bisa dibilang, Sholat Jumat mengandung konsekuensi sangat besar untuk orang yang sengaja melalaikannya.
Lazim kita mendengar seorang Muslim yang dengan sengaja meninggalkan Sholat Jumat sebanyak tiga kali tanpa alasan yang dibenarkan, dia bisa dikategorikan sebagai seorang kafir.
Sejak wabah corona melanda di bulan Maret yang lalu, banyak masjid tidak menyelenggarakan Sholat Jumat atas imbaun pemerintah dan ulama di seluruh dunia. Ini dimaksudkan untuk mencegah potensi jemaah tertular wabah virus corona.
Di Indonesia sendiri, sejumlah masjid diketahui tidak menyelenggarakan ibadah Sholat Jumat minimal dua kali. Jemaah diimbau sholat di rumah dan menggantinya dengan Sholat Zuhur.
Tetapi, masih banyak orang yang ragu dan khawatir menjadi kafir jika meninggalkan Sholat Jumat di tengah virus corona. Apakah benar hukum status kafir berlaku bagi mereka yang meninggalkan Sholat Jumat tiga kali di tengah wabah virus corona seperti sekarang?
Ada baiknya menyimak penjelasan seorang dai, Ustaz Khalid Basalamah. Dia membuat video penjelasan mengenai masalah ini dan diunggah kembali oleh akun Instagram @makassar_iinfo.
Dalam video tersebut. Ustaz Khalid mengatakan ancaman kafir ditetapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW kepada mereka yang tahawun atau bermalas-malasan. Yaitu mereka yang meninggalkan Sholat Jumat tanpa uzur dan hanya karena malas.
" Tapi ini ada uzur, ini lain, insya Allah tidak ada hitungannya," kata Ustaz Khalid.
Sampai lebih dari tiga kali meninggalkan Sholat Jumat karena menghindari virus corona, Ustaz Khalid menilainya tidak ada masalah. Sebab, cara tersebut merupakan bagian dari menerapkan perintah Rasulullah untuk mengindari bahaya.
" Jadi kita tidak boleh menyusahkan orang. Anda kalau masuk ke masjid sementara Anda tidak sadar menyebarkan corona kepada mereka atau Anda tertimpa (terkena virus corona), kan jadi masalah," kata Ustaz Khalid.
Lebih lanjut, Ustaz Khalid meminta umat Islam tidak perlu khawatir.
View this post on Instagram
Dream - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nazaruddin Umar, menjelaskan tidak dilaksanakannnya Sholat Jumat tidak hanya terjadi saat ini akibat virus corona. Rasulullah Muhammad SAW pernah meniadakan Sholat Jumat akibat hujan deras dan banjir.
" Kata Rasulullah, jangankan flu (Covid-19) sebesar ini, hujan besar saja Rasul menganjurkan untuk sholat di rumah," ujar Nazaruddin, di Jakarta, Jumat 20 Maret 2020.
Nazaruddin meminta umat Islam untuk mematuhi imbauan Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, dan fatwa Majelis Ulama Indonesia untuk ibadah di rumah selama dua pekan ini.
Dia mengaku segera melakukan pendalaman begitu mendapat imbauan dan mengetahui fatwa tersebut. Nazaruddin akhirnya menyatakan imbauan tersebut baik bagi umat di tengah ancaman wabah virus corona.
Selanjutnya, Nazaruddin mengatakan Umat Islam tetap bisa melaksanakan ibadah dan mengganti Sholat Jumat dengan Sholat Zuhur. Dia pun mengimbau umat untuk bisa memperbanyak ibadah selama di rumah.
" Ini sangat penting dan buat para lelaki yang tak Sholat Jumat hari ini untuk beribadah di rumah, memperpanjnag ibadahnya seperti mengaji, wirid, dan berdoa," kata Nazaruddin.
(Sumber: Liputan6.com/Fachrur Rozie)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media