Pandji Pragiwaksono. (Foto: Cuplikan Video YouTube)
Dream - Setelah kecolongan dengan UU KPK, masyarakat kembali kecewa dan protes soal Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) yang kontroversial.
Dari mahasiswa, dosen, pelajar, hingga artis semuanya menyuarakan protes. Mereka menggelar demo atau menulis status di media sosial untuk mengingatkan Presiden dan DPR soal RKUHP yang terlalu mengatur privasi warga.
Meski pada akhirnya Presiden Joko Widodo menunda pengesahan RKUHP, tetap saja banyak netizen yang kecewa. Sebagian besar mengaku menyesal telah memilih Jokowi pada saat Pemilu Presiden kemarin.
Mengenai uneg-uneg netizen yang menyesal telah memilih Jokowi ini, komika Pandji Pragiwaksono memberikan tanggapannya.
Melalui video di kanal YouTube miliknya, Pandji menyebut bahwa mereka yang menyesal itu adalah orang-orang yang puber politik.
Menurutnya, mereka yang seperti itu kemungkinan adalah orang-orang yang baru pertama kali ikut pemilu. Atau sering ikut pemilu tapi pilihannya tidak pernah menjabat atau menang.
" Nyesal kan lo milih ini, nyesal kan lo. Kayaknya dia cuman sekali ikutan pemilu. Kalo ikut berkali-kali, maka lo akan tahu bahwa semua pilihan itu akan mengecewakan, udah pasti," katanya
Kata Pandji, mungkin ada yang bilang pilihannya tidak mungkin akan mengecewakan. Tapi hal itu tidak mungkin karena setiap pilihan pasti akan mengecewakan.
" Kenapa? Karena saat dalam posisi tidak menjabat, pilihan lo itu lebih mudah bilang. Yang benar itu seperti ini, harusnya seperti itu," kata Pandji.
Menurut Pandji, berbicara ketika tidak menjabat memang lebih mudah karena apa yang dikatakannya tidak memiliki dampak atau konsekuensi.
Namun begitu pilihannya itu menjabat, dia pasti akan membuat orang yang memilihnya kecewa. Karena keputusan yang dia buat bukan hanya untuk satu orang tapi banyak orang.
Jadi, pernyataan menyesal pilih seseorang itu adalah pernyataan aneh dari orang yang ikut pemilu baru sekali atau setiap kali dia memilih, pilihannya tidak pernah menjabat.
" Ini ditujukan spesifik terhadap pendukung-pendukung Pak Jokowi yang ngelihat orang mengkritik Jokowi sebagai serangan. Yang dibenak lo apa, orang ini selalu benar? Tidak mungkin," kata Pandji dalam videonya.
" Kalau dipikir-pikir apakah ada orang selalu benar? Kan tidak mungkin. Jadi ketika salah, kita kritik, ketika benar, kita puji," lanjutnya.
Selain itu, Pandji juga mengingatkan netizen untuk tidak terlalu fanatik yang berlebihan terhadap seseorang, apalagi politisi.
" Ngefans sih boleh. Tapi tidak kepada politisi. Fanatik ke politisi kan? Ya jangan. Ngefans sih ke penyanyi, penulis, aktor, sutradara, stand up comedian mungkin."
Sumber: Kanal Youtube Pandji Pragiwaksono
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?