Ustaz-ustaz Mantan Rocker Indonesia

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 26 Juni 2014 16:25
Ustaz-ustaz Mantan Rocker Indonesia
Para rocker ini rela melepas ketenaran, gelimang harta, serta gemerlap dunia hiburan. Mereka lebih memilih mengabdi kepada Tuhan.

Dream - Tak ada yang tahu masa depan manusia. Seperti halnya para rocker ini. Dulu, mereka dikenal sebagai penyanyi maupun musisi rock. Dari atas panggung, mereka selalu memukau para penonton dengan musik-musik cadas.

Saat masih jaya di dunia musik, para rocker ini punya banyak penggemar. Musik, lagu, bahkan gaya busana mereka ditiru oleh khalayak. Di mana pun mereka mentas, situ pula segala puja dari fans terdengar membahana.

Namun siapa sangka, sejenak kemudian segalanya berubah. Para rocker ini rela melepas ketenaran, gelimang harta, serta gemerlap dunia hiburan. Mereka lebih memilih mengabdi kepada Tuhan.

Seakan tercerahkan, mereka mulai menata kehidupan dengan akar agama. Mereka juga menyebar damai Islam kepada masyarakat. Mereka sekarang menjadi dai, dari majelis yang satu ke tempat yang lain.

Beberapa di antara mereka memilih berdakwah melalui lagu, seperti saat mereka masih menjadi rocker. Berikut beberapa mantan rocker Indonesia yang jadi pendakwah.

(Ism)

1 dari 6 halaman

Gito Rollies

Gito Rollies © Dream

Gito Rollies

Dia sudah almarhum. Sebelum menjadi ustaz, pria bernama lengkap bangun Sugito ini dikenal sebagai rocker kondang Tanah Air.

Dengan suara serak, pria kelahiran Biak 1 November 1947 ini berjaya dengan band Rolling Stone. Saat jaya, Gito muda dikenal lekat dengan premanisme, drugs, dan wanita. Bahkan dia kerap kali mengajak teman-temannya untuk berpesta miras.

Hingga suatu saat dia overdosis saat mengonsumsi narkoba. Dia koma beberapa hari. Dalam keadaan sekarat tersebut semua perbuatan tidak baik terekam ulang. Inilah titik balik dalam hidupnya. Gito pun bertobat dan mendekati masjid.

Dulu, Gito pernah berujar ingin meninggal di atas panggung. Namun setelah insyaf dia meralat doa itu. Dan Gito ternyata meninggal setelah pulang berdakwah di luar kota. Kala itu, 28 Februari 2008. (Ism)

2 dari 6 halaman

Harry Moekti

Harry Moekti © Dream

Harry Moekti

Setelah bertobat, Harry Moekti lebih senang mengenakan gamis. Sebuah syal dia gantungkan di leher. Itulah penampilan Harry setelah tak lagi berjingkrak di atas panggung sebagai rocker. Dia kini menjadi dai.

Pemilik nama asli Hariadi Wibowo dulu memang tenar. Bagi remaja era 1980 sampai 1990-an, Harry yang kelahiran Cimahi, Jawa Barat, ini adalah idola. Namanya melambung, tembang-tembangnya kerap bercokol di puncak tangga lagu. Lagu berjudul " Ada Kamu" merupakan salah satunya.

Namun di tahun 1990-an, Harry mulai gamang. Kala itu sudah mulai muncul banyak bintang. Persaingan semakin ketat. Harry mati-matian mempertahankan popularitasnya di jagat musik nusantara.

Hati galau itulah yang membuat Harry mendekati banyak ustaz. Dia mulai mengaji. Sejak itu, pikiran dan hatinya terbuka. Hari berpikir ternyata selama ini apa yang dia lakoni justru merusak sendi-sendi Islam.

Sejak bertobat itu, kehidupan Harry Moekti berubah 180 derajat. Dia tanggalkan semua ketenaran dan glanmor dunia panggung. Dia mantap masuk ke dunia dakwah.

Meski demikian, dia tetap menyandang nama panggung Harry Moekti dalam berdakwah. Kharisma yang dulu mencorong di atas panggung tak berubah meski kini beada di balik mimbar dakwah. (Ism)

3 dari 6 halaman

Irvan Sembiring

Irvan Sembiring © Dream

Irvan Sembiring

Dialah " raja metal" Indonesia. Namanya berkibat bersama grup band metal " Rotor" , yang dia bentuk setelah pada 1988 keluar dari " Sucker Head" , band pionir Jakarta. Di masa jayanya, Rotor berhasil menjual ratusan ribu keping video.

Tak puas sukses di Tanah Air, Irvan ingin berkarier di Amerika Serikat. Sehingga, pada 1993 Irvan dan Rotor bertolak ke negeri Paman Sam itu. Mereka ingin rekaman dan tenar di sana.

Namun, setelah sampai di California, mereka terkejut. Sebab, saat melihat daftar ternyata sudah ada enam ribu band metal yang rekaman. Semua jauh lebih keren dari Rotor. Hingga 1995, Rotor masih sempat manggung di sana. Namun karena seret, mereka akhirnya kerja serabutan.

Hingga 1997, pria kelahiran Surabaya 2 Maret 1970 ini masih eksis di belantika musik metal nusantara. Total sudah empat album mereka telurkan di bawah naungan berbagai label musik.

Di tengah jalan sukses itu, Irvan merenung. Dia pelajari kisah hidup musisi-musisi top dunia. Ternyata banyak akhir hidupnya tidak enak. Sehinga dia terus mencari bagaimana bisa sukses di dunia dan akhirat.

Perenungan itu membawa langkah Irvan ke toko buku terkemuka Jakarta. Kala itu April 1997. Di sanalah dia menemukan buku tentang tokoh dunia. Judulnya " The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History" . Pengarang buku itu, Michael H Hart, menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh paling berpengaruh dunia. Irvan pun terkejut.

Berbekal buku itu, Irvan yakin Nabi Muhammad adalah orang paling sukses di dunia dan harus ditiru. Dia pun mencari guru yang bisa menunjukkan jalan mengikuti cara hidup Nabi Muhammad.

Berbagai pengajian dia hadiri. Pesantren kilat juga pernah dia ikuti. Dia akhirnya mantap mengikuti jamaah tabligh pada 1998. Sejak itulah Irvan ketagihan berdakwah, termasuk berguru hingga India dan Pakistan.

Ditinggallah segala popularitas. Ingar bingar panggung metal juga tak lagi dia peduli. Semua dia tinggalkan. Meski teman-teman barunya di jamaah tak melarang dia bermain musik. Rambut gondrong pun dia pangkas. Kini dia lebih akrab dengan busana gamis.

Bapak empat anak ini menekuni dakwah. Dulu, masjid di seputaran Bogor dan Jakarta Selatan kerap dia kunjungi. Namun sekarang dia fokus berdakwah di sekitar Cinere dan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Di sela-sela kesibukan berdakwah, Irvan juga ikut bisnis multilevel marketing untuk mencari nafkah. Selain itu, dia juga menjual album dan aksesoris grup band Rotor.

Lima tahun silam, dia kembali terjun ke dunia musik. Menghidupkan kembali Rotor. Meski jarang manggung Rotor yang dia usung kini berbeda dari yang dulu. Lirik-liriknya sekarang banyak yang diambil dari ayat-ayat Alquran. Memang, tujuan Irvan menghidupkan grup lawas ini untuk berdakwah. (Ism)

4 dari 6 halaman

Yuke Sumeru

Yuke Sumeru © Dream

Yuke Sumeru

Bagi penggemar grup band Gong 2000, tentu tak asing dengan nama Yuke Sumeru. Ya, Yuke adalah pemain bas grup yang jaya pada tahun 1990-an itu. Nama Yuke melejit sejak menyabet gelar pemain bas terbaik di Indonesia pada sebuah festival musik tahun 1983 dan 1985. Dari situlah dia kenal banyak musisi, hingga akhirnya masuk personel Gong 2000 yang antara lain diawaki oleh rocker Ahmad Albar.

Sebagai musisi kondang, Yuke punya banyak penggemar. Kehidupan layaknya selebriti pun dia jalani. Sukses di dunia musik, Yuke juga berhasil mempertebal pundi-pundi uangnya. Namun, itu semua ternyata tak membuat hatinya tenang.

Kisah hidup Yuke berbalik setelah dia naik haji empat belas tahun silam. Saat di Tanah Suci, Yuke berdoa di depan Kabah. Meminta Allah mengambil apapun yang tidak disuka dari dirinya. Sejak itulah, Yuke mulai mengurangi perbuatan buruk. Yuke juga mulai menjauhi alat musik yang selama ini menjadi kawan karibnya.

Yuke semakin meresapi Islam. Terutama setelah bergabung dengan aktivitas Jamaah Tabligh. Sepuluh tahun silam, pria kelahiran Bandung 18 Oktober 1958 ini bahkan berhasil menyandang gelar Sarjana al-Qur’an (SQ). Dia juga meraih gelar master bidang yang sama dan bahkan telah menghafal 30 juz Alquran.

Kini, Yuke dikenal sebagai pendakwah. Berdakwah ke daerah-daerah miskin menjadi kegemarannya. Sebab, tempat-tempat itulah yang rawan pemurtadan. Yuke berdakwah menyusuri daerah pinggiran Ibukota, di sekitar Bintaro, Serpong, hingga Lebak Bulus. Di kampung-kampung pemulung, bahkan dia memberi uang untuk para jamaah yang hadir di pengajian. Di karti nama pun pekerjaanya sebagai " Pegawai Allah" . (Ism)

5 dari 6 halaman

Opick

Opick © Dream

Opick

Opick kini dikenal sebagai penyanyi lagu-lagu religi. Tak hanya itu, pemilik nama asli Aunur Rofiq Lil Firdaus itersebut juga dikenal sebagai seorang dai. Nyanyian-nyanyian religi itulah yang menjadi senjata ampuh dalam setiap dakwah pria kelahiran Jember, 16 Maret 1974 ini.

Album-album religi Opick selalu booming. Bahkan, album perdananya, Istighfar, yang dirilis tahun 2005 mampu mencetak dobel platinum dengan penjualan lebih dari 300 ribu kopi pada bulan perdana. Album Istighfar sukses di pasaran, hingga menembus lebih dari 800 ribu kopi dan mendapat penghargaan lima platinum sekaligus.

Sejak itulah namanya semakin cemerlang di kalangan muslim Indonesia. Satu tahun berselang, dia kembali meluncurkan album. Kali ini berjudul Semesta Bertasbih yang berisi sepuluh lagu. Tak lama setelah meluncurkan album kedua, Opick mengeluarkan buku berjudul " Opick, Oase Spiritual Dalam Senandung" .

Sebelum menjadi pendakwah, Opick memang dikenal sebagai penyanyi. Pada tahun 1990-an, dia memulai karier bermusiknya dengan membentuk band bernama Timor Band yang beraliran cadas.

Karirnya di rock pun terombang ambing tidak jelas, band itu gagal bersinar, sehingga dia berpikir keras untuk mengubah penampilan dalam bermusik. Hingga akhirnya dia pun mendapat tawaran sebagai juri lomba nasyid dan qira'ah.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya sang rocker mulai hijrah. Dia mulai karib dnegan sorban dan baju koko. Pokoknya yang berbau islami. Dia kemudian menekuni jalur musik religi hingga menelurkan album pada 2005 itu. (Ism)

6 dari 6 halaman

Sakti

Sakti © Dream

Sakti

Saktia Ari Seno alias Sakti. Gitaris ini mundur dari band Sheila On 7 saat masih berjaya. Dia memutuskan untuk mengubah jalan hidupnya. Sakti kini tak lagi berprofesi sebagai musisi atau anak band, melainkan sebagai pendakwah.

Nama Sakti pun telah dia tinggalkan. Karena dia menilai nama depan itu berlebihan. Menurut dia, yang Maha Sakti itu hanya Allah. Sekarang dia lebih memilih nama Salman Al-Jugjawy. Salman dari Jogjakarta.

Sakti memutuskan mendalami Islam. Pada 2006 silam, dia hijrah ke India, Pakistan, Bangladesh, hingga Irak untuk mendalami Islam. Sejak saat itu dia meninggalkan pakaian kesehariannya dan memilih mengenakan gamis pria dalam kehidupan sehari-hari.

Kini telah kembali ke dunia musik. Namun, lirik-liriknya dibuat untuk berdakwah. Dia ingin penyampaian dakwahnya bisa tersebar melalui sebuah lagu. (Ism)

Beri Komentar