10 Adab Bicara Muslimah yang Harus Diperhatikan agar Terlindung dari Fitnah

Reporter : Widya Resti Oktaviana
Senin, 29 Mei 2023 19:02
10 Adab Bicara Muslimah yang Harus Diperhatikan agar Terlindung dari Fitnah
Seorang muslimah adalah seseorang yang lembut, penuh kasih sayang, dan selalu berkata baik.

Dream - Islam memiliki adab-adab yang harus dipatuhi oleh setiap umatnya. Adab sendiri sangatlah penting karena bisa menjadikan manusia sebagai pribadi yang lebih baik. Dalam bahasa Arab, adab berarti kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan menurut Rasulullah saw, adab adalah pendidikan tentang kebaikan yang merupakan bagian dari keimanan.

Salah satu adab yang diatur dalam Islam adalah adab berbicara seorang muslimah. Islam sendiri sangat menjunjung tinggi harkat serta martabat perempuan sesuai dengan fitrohnya. Islam mengajarkan perempuan untuk memiliki sikap yang lembut dan penuh kasih sayang sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Bersikap lembut tentu tidak bisa disamakan dengan sikap lemah. Seorang perempuan juga bisa bersikap tegas dalam menghadapi kemunkaran. Lalu, bagaimana adab bagi seorang muslimah ketika berbicara?

Berikut adalah beberapa adab muslimah ketika sedang berbicara sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

1 dari 2 halaman

Adab Muslimah saat Berbicara

Jangan Banyak Bicara yang Tidak Bermanfaat

Adab berbicara bagi muslimah yang pertama adalah tidak banyak bicara yang tidak bermanfaat. Berbicaralah secara ringkas sesuai dengan apa yang hendak disampaikan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 114:

۞ لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْ اِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا

Artinya: " Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisa: 114)

Hati-Hati saat Berbicara

Adab yang kedua adalah berhati-hati saat berbicara. Dalam hal ini, penting untuk bisa mengontrol lidah agar bisa mengeluarkan kata-kata yang positif. Berbicara juga penting untuk melibatkan hati, agar perkataan yang dikeluarkan tidak menyakiti hati orang lain. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaf ayat 18:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Artinya: " Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS. Qaf: 18)

Tidak Mencela

Adab selanjutnya adalah tidak mencela. Ketika sedang berbicara, maka jangan sampai perkataan kita mencela orang lain. Karena orang yang selalu berbicara kebaikan adalah termasuk orang yang beriman. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi saw berikut:

" Bukanlah seorang mukmin tidak suka mencela, melaknat, dan berkata-kata keji." (HR. Tirmidzi)

Berkata Baik, jika Tidak Diam

Saat sedang berbicara, maka keluarkanlah kata-kata yang baik. Jika tidak bisa, maka sebaiknya diam. Hindari hal-hal yang bisa memancing kamu untuk mendengarkan hal tidak baik, kemudian turut bergabung ke dalamnya. Seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut:

" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Menghindari Ghibah

Ghibah atau bergosip adalah membicarakan keburukan orang lain. Hal ini tentu saja sangay dibenci oleh Allah SWT dan sudah seharusnya dihindari. Seorang muslimah yang beriman pun haruslah terhindar dari ghibah. Hal ini pun dijelaskan dalam sabda Nabi saw berikut:

" Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Muttafaq'alaih)

2 dari 2 halaman

Menghindari Dusta

Dalam sebuah hadis Bukhari dijelaskan bahwasanya tanda-tanda orang munafik ada tiga, yakni jika berbicara maka berdusta, jika berjanji maka mengingkari, dan jika diberi amanah maka berkhianat. Bahkan seseorang yang menghindarkan dirinya dari dusta, maka akan mendapatkan jaminan surga ketika di akhirat kelak. Seperti sabda Nabi saw berikut:

" Aku jamin rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaknya." (HR. Abu Daud)

Tidak Memotong Pembicaraan

Memotong pembicaraan adalah perbuatan yang tidak baik. Tak hanya dilakukan oleh seorang muslimah saja, setiap orang sebaiknya tidak melakukan hal tersebut. Selain mengganggu, memotong pembicaraan juga bisa membuat informasi yang sedang disampaikan tidak bisa berlangsung dengan baik.

Menghindari Debat Kusir

Debat kusir adalah perdebatan yang terus berlanjut dan tidak disertai dengan alasan ataupun penguat argumentasi yang masuk akal. Bentuk pembicaraan yang seperti ini sebaiknya dijauhi oleh setiap muslimah. Karena ini adalah bagian dari adab berbicara yang baik. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

" Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Menjaga Suara

Seorang muslimah haruslah menjaga suaranya. Hal ini dengan berlandas pada hadis berikut:

" Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah)." (HR. At-Tirmidzi)

Kagum dengan Diri Sendiri

Kagum atau terlalu membanggakan diri sendiri adalah hal yang tidak baik. Sifat seperti ini seharusnya dijauhi karena Rasulullah saw membenci sifat tersebut. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:

" Sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat: orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta'ajjub terhadap ucapannya." (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan lainnya dari hadis Abu Tsa'labah Al-Khusyani)

Beri Komentar