Dream – Menasihati adalah bentuk mengingatkan seseorang ke arah yang lebih baik. Hal itu jugalah yang diajarkan dalam Islam untuk saling menasihati kepada kebaikan.
Akan tetapi, menasihati orang lain tidak bisa dilakukan sesuka hati. Melainkan ada adab-adabnya yang penting diperhatikan oleh umat Islam.
Adanya adab dalam menasihati adalah agar orang yang sedang dinasihati terhindar dari sikap dipermalukan atau merasa dipojokkan.
Karena dalam menasihati orang lain, penting untuk turut menjaga hati orang tersebut. Sehingga, kebaikan itu bisa tersampaikan dengan baik tanpa merugikan salah satu pihak.
Lalu, bagaimana adab menasihati orang dalam Islam? Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Menasihati adalah sikap baik yang diajarkan dalam Islam. Oleh karena itu, harus memerhatikan adab-adabnya. Berikut adalah beberapa adab menasihati orang lain dalam Islam yang perlu sahabat Dream ketahui:
Salah satu adab menasihati orang lain adalah dengan berniat untuk mendapatkan rida Allah SWT.
Karena menasihati adalah bentuk amalan kebaikan yang akan diterima oleh Allah SWT jika niatnya juga baik. Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menasihati adalah bentuk ajaran yang ada di dalam agama Islam. Oleh karena itu, ada syariat-syariat yang harus dipatuhi oleh umat Islam.
Bahkan, di dalam Islam juga diajarkan bagaimana caranya dalam menghadapi suatu kemunkaran. Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa dari kalian melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya.
Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Melalui hadis di atas menjelaskan bahwa seseorang yang tidak mampu untuk mengingkari kemunkaran dengan tangan, maka tidak diperbolehkan untuk memaksakan diri melakukan pengingkaran dengan tangan. Walaupun ia memiliki niat yang baik.
Adab berikutnya ketika menasihati orang lain adalah dengan cara rahasia. Dalam artian, sahabat Dream bisa mengajak orang tersebut untuk berbicara secara empat mati atau berdua saja.
Jadi, bukan menasihatinya ketika berada di tengah orang banyak.
Hal ini agar tujuan untuk menasihati itu bisa benar-benar tercapai.
Selain itu, dengan cara tersebut juga menghindarkan seseorang dari rasa malu. Sebagaimana Imam Asy Syafi’i mengatakan:
“Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku. Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.”
Ketika menasihati orang lain, maka sahabat Dream harus menggunakan kata-kata yang lembut dan beradab.
Bisa dibayangkan ketika orang yang kita nasihati itu berbuat kesalahan, lalu kita menasihatinya dengan penuh kejengkelan serta membuatnya terpojok.
Hal tersebut justru akan membuat orang itu merasa sangat sedih, bahkan bisa menimbulkan rasa tidak suka.
Oleh karena itu, menasihati seseorang haruslah sopan dan lemah lembut. Rasulullah saw bersabda:
“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya.” (HR. Muslim)
Ketika menasihati orang lain, maka penting untuk mencari waktu yang tepat.
Itulah kenapa, kita harus bisa melihat bagaimana kondisi orang yang akan dinasihati. Apakah sedang merasa kesal, sedih, kecewa, atau marah.
Dalam kondisi tersebut, sebaiknya jangan dulu untuk memberikan nasihat. Karena hal itu justru akan membuat suasana hatinya semakin buruk.
Misalnya kamu bisa mulai mengajaknya berbicara ketika ia sudah mulai tenang.
Ibnu Mas’ud pernah berkata:
“Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.”
Saat memberikan nasihat, maka jangan sampai memaksakan seseorang untuk menerima nasihat kamu.
Karena tujuan dari menasihati adalah untuk menunjukkan jalan yang benar. Bukan untuk memerintahkannya.
Jadi, ketika menasihati haruslah berlapang hati dan tidak berharap tinggi bahwa nasihat kamu akan langsung diterima dengan baik oleh orang tersebut.
Dalam menasihati seseorang penting untuk memiliki pengetahuan. Jangan hanya melibatkan dugaan saja, tanpa ada landasan kuat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 36:
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati Nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR