7 Adab Menasihati Orang Lain Sesuai Ajaran Islam, Jangan Sampai MembuatnyaTerpojok

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 19 Juni 2024 07:01
7 Adab Menasihati Orang Lain Sesuai Ajaran Islam, Jangan Sampai MembuatnyaTerpojok
Dalam menasihati orang lain, penting untuk turut menjaga hati orang tersebut.

1 dari 18 halaman

7 Adab Menasihati Orang Lain Sesuai Ajaran Islam, Jangan Sampai Membuatnya Terpojok

7 Adab Menasihati Orang Lain Sesuai Ajaran Islam, Jangan Sampai Membuatnya Terpojok © Adab Menasihati Orang Lain Pexels.com

2 dari 18 halaman

Dream – Menasihati adalah bentuk mengingatkan seseorang ke arah yang lebih baik. Hal itu jugalah yang diajarkan dalam Islam untuk saling menasihati kepada kebaikan.

Akan tetapi, menasihati orang lain tidak bisa dilakukan sesuka hati. Melainkan ada adab-adabnya yang penting diperhatikan oleh umat Islam.

Adanya adab dalam menasihati adalah agar orang yang sedang dinasihati terhindar dari sikap dipermalukan atau merasa dipojokkan.

Karena dalam menasihati orang lain, penting untuk turut menjaga hati orang tersebut. Sehingga, kebaikan itu bisa tersampaikan dengan baik tanpa merugikan salah satu pihak.

3 dari 18 halaman

© Adab Menasihati Orang Lain Pexels.com

Lalu, bagaimana adab menasihati orang dalam Islam? Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

4 dari 18 halaman

Adab Menasihati Orang Lain dalam Islam

Adab Menasihati Orang Lain dalam Islam © Adab Menasihati Orang Lain Pexels.com

Menasihati adalah sikap baik yang diajarkan dalam Islam. Oleh karena itu, harus memerhatikan adab-adabnya. Berikut adalah beberapa adab menasihati orang lain dalam Islam yang perlu sahabat Dream ketahui:

5 dari 18 halaman

1. Berniat Mendapatkan Rida Allah SWT

Salah satu adab menasihati orang lain adalah dengan berniat untuk mendapatkan rida Allah SWT.

Karena menasihati adalah bentuk amalan kebaikan yang akan diterima oleh Allah SWT jika niatnya juga baik. Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6 dari 18 halaman

2. Menasihati Sesuai dengan Syariat Islam

Menasihati adalah bentuk ajaran yang ada di dalam agama Islam. Oleh karena itu, ada syariat-syariat yang harus dipatuhi oleh umat Islam.

Bahkan, di dalam Islam juga diajarkan bagaimana caranya dalam menghadapi suatu kemunkaran. Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa dari kalian melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. 

7 dari 18 halaman

Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Melalui hadis di atas menjelaskan bahwa seseorang yang tidak mampu untuk mengingkari kemunkaran dengan tangan, maka tidak diperbolehkan untuk memaksakan diri melakukan pengingkaran dengan tangan. Walaupun ia memiliki niat yang baik. 

8 dari 18 halaman

© Manfaat husnudzon dalam kehidupan sehari-hari yang bisa membuat jiwa menjadi lebih tenang. Pexels.com

9 dari 18 halaman

3. Menasihati dengan Rahasia

Adab berikutnya ketika menasihati orang lain adalah dengan cara rahasia. Dalam artian, sahabat Dream bisa mengajak orang tersebut untuk berbicara secara empat mati atau berdua saja.

Jadi, bukan menasihatinya ketika berada di tengah orang banyak.
Hal ini agar tujuan untuk menasihati itu bisa benar-benar tercapai.

Selain itu, dengan cara tersebut juga menghindarkan seseorang dari rasa malu. Sebagaimana Imam Asy Syafi’i mengatakan:

10 dari 18 halaman

Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku. Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.

11 dari 18 halaman

4. Menggunakan Perkataan yang Lembut

Ketika menasihati orang lain, maka sahabat Dream harus menggunakan kata-kata yang lembut dan beradab.

Bisa dibayangkan ketika orang yang kita nasihati itu berbuat kesalahan, lalu kita menasihatinya dengan penuh kejengkelan serta membuatnya terpojok.

Hal tersebut justru akan membuat orang itu merasa sangat sedih, bahkan bisa menimbulkan rasa tidak suka. 

12 dari 18 halaman

Oleh karena itu, menasihati seseorang haruslah sopan dan lemah lembut. Rasulullah saw bersabda:

Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya.” (HR. Muslim)

13 dari 18 halaman

© Adab Menasihati Orang Lain Pexels.com

14 dari 18 halaman

5. Mencari Waktu yang Tepat

Ketika menasihati orang lain, maka penting untuk mencari waktu yang tepat.

Itulah kenapa, kita harus bisa melihat bagaimana kondisi orang yang akan dinasihati. Apakah sedang merasa kesal, sedih, kecewa, atau marah.

Dalam kondisi tersebut, sebaiknya jangan dulu untuk memberikan nasihat. Karena hal itu justru akan membuat suasana hatinya semakin buruk.

Misalnya kamu bisa mulai mengajaknya berbicara ketika ia sudah mulai tenang. 

15 dari 18 halaman

Ibnu Mas’ud pernah berkata:

Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.” 

16 dari 18 halaman

© Adab Menasihati Orang Lain Pexels.com

17 dari 18 halaman

6. Tidak Memaksakan

Saat memberikan nasihat, maka jangan sampai memaksakan seseorang untuk menerima nasihat kamu.

Karena tujuan dari menasihati adalah untuk menunjukkan jalan yang benar. Bukan untuk memerintahkannya.

Jadi, ketika menasihati haruslah berlapang hati dan tidak berharap tinggi bahwa nasihat kamu akan langsung diterima dengan baik oleh orang tersebut.

18 dari 18 halaman

7. Menasihati Sesuai dengan Ilmu yang Dimiliki

Dalam menasihati seseorang penting untuk memiliki pengetahuan. Jangan hanya melibatkan dugaan saja, tanpa ada landasan kuat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 36:

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati Nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36)

Beri Komentar