Fajri Pria Obesitas 300 Kg
Dream - Muhammad Fajri, pria obesitas dengan bobot 300 kilogram di Tangerang menjalani perawatan khusus dari tim dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Dr. dr. Shannaz Nadia Yusharyahya, SpKK(K), MHA, yang menangani Fajri mengatakan bahwa pria berusia 27 itu telah menderita banyak penyakit atau komplikasi.
Fajri mengalami sakit pernapasan dan filariasis atau kaki gajah. Organ-organ di tubuh Fajri juga membengkak karena sumbatan.
“ Mungkin salah satu dari diagnosis kita ialah filariasis dan kita sedang cari penyebabnya. Kaki kanannya bengkak membesar,” kata dr. Nadia, dilansir dari baperanews.com, Senin 19 Juni 2023.
Nadia menjelaskan, filariasis disebabkan oleh cacing Filaria yakni jenis Brugia Timori, Brugia Malayi, dan Wuchereria Bancrofti yang ditularkan oleh nyamuk.
Beda dengan penyakit malaria atau demam berdarah yang hanya bisa ditularkan jenis nyamuk tertentu, penyakit Filariasis ini bisa ditularkan oleh semua jenis nyamuk yang membawa cacing tersebut.
Menurutnya, bengkak di kaki kanan Fajri sudah ada sejak tiga bulan lalu. Berat badannya yang obesitas ekstrem makin memperparah penyakit tersebut.
dr. Nadia menduga kecelakaan yang pernah dialami Fajri turut jadi penyebab berat badan Fajri meningkat.
“ Kalau menurut kami jelas ada hubungannya sumbatan limfa, obesitas, tapi kemungkinan juga berhubungan dengan kecelakaan yang dia alami 3 tahun lalu, ini masih dugaan ya,” ujarnya.
Dream - Pria obesitas dengan bobot 260 kg dari Tangerang, Muhammad Fajri, dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada Jumat malam 9 Juni 2023. Sebelumnya, ia dirawat di RSUD Tangerang.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti, mengungkap kondisi yang dialami Fajri merupakan kasus yang sangat langka. Hal ini menyebabkan Fajri harus ditempatkan di ruangan yang dimodifikasi khusus.
“ Karena kondisi yang sangat luar biasa itu kami tidak bisa merawat di ruang rawat biasa, kami menyiapkan satu ruangan khusus yang hanya untuk yang bersangkutan,” terang Lies.
Mengingat kondisinya yang luar biasa itu tidak pihak rumah sakit harus memodifikasi ruangan perawatan karena tidak ada tempat tidur yang cukup muat untuk pasien berusia 26 tahun tersebut.
“ Dia tidak bisa di tempat tidur karena berat badan yang tidak memungkinkan adanya tempat tidur yang cukup,” ungkap Lies.
“ Tempat tidurnya kami modifikasi, sehingga dia dalam posisi kepalanya sedikit naik karena itu adalah posisi paling ideal untuk perawatan ICU," tambahnya.
Lies menerangkan, alat-alat untuk ICU dipindahkan ke ruangan tersebut untuk memonitor pasien, dengan memodifikasi ruangannya menjadi mini ICU.
" Ruangannya cukup luas sekitar 6 x 6 meter, dengan ventilator, obat-obat infus yang cukup banyak. Kemudian ada monitoring curah jantung,” katanya.
Lies dan para dokter lainnya yang menangani kasus Fajri mengungkapkan bahwa kondisi pasien saat ini cukup stabil. Meski begitu, pasien masih harus terus dalam pemantauan.
“ Perkembangan selama perawatan di ICU kondisinya cukup stabil, tetapi kami harus benar-benar memantau karena perubahan fisiologi pada pasien yang gemuk itu sangat unik,” jelas Lilies dan rekan.
Pihak RSCM mengaku masih memerhatikan berbagai parameter, pernapasan, ginjal, jantung, dan infeksi pasien satu persatu.
“ Sistem kami lebih melihat, menunggu, dan menangani apa yang terjadi sambil mengembalikan kondisi pasien,” lanjutnya.
sumber: Liputan6.com.
Dream - Fajri, warga Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang, yang menderita obesitas dengan bobot 300 kilogram dievakuasi ke rumah sakit pada Rabu 7 Juni 2023.
Evakuasi dibantu oleh petugas Pemadam Kebakaran dan warga setempat denggan menjebol pintu depan rumah yang dihuni Fajri bersama orangtuanya.
Setelah bagian depan berhasil dijebol, petugas mengevakuasi Fajri menggunakan Forklift untuk memindahkannya dari rumah ke mobil pikap.
Evi, salah seorang tetangga Fajri, menceritakan keseharian pria berusia 27 tahun itu saat di rumah. Menurutnya, Fajri lebih sering berada di rumah karena kesulitan bergerak.
" Kesehariannya cuma tiduran aja sih, enggak kemana-mana, soalnya sebelum dia ngedrop begini mah bisa naik motor keluar, waktu itu masih ada pacar. Terus setelah pacarnya meninggal dia ngedrop, di rumah, tiduran saja, makan apa cuman pesan saja. Kayaknya setahunan setelah pacarnya meninggal," tutur Evi, dikutip dari liputan6.com.
Dia mengatakan bahwa berat badan Fajri meningkat pesat satu tahun terakhir. Terlebih selama di rumah Fajri hanya tinggal bersama ibunya karena sang ayah sudah meninggal dunia.
" Proses evakuasi terkendala jalannya yang sempit, dan kedua, beban tubuhnya terlalu besar sehingga kita perlu membongkar pintu dan kita angkat juga berat, akhirnya kita pakai forklift dan dari situ kita pindahkan di bentor, baru kita bawa ke Puskesmas, langsung dirujuk ke RSUD," kata Kepala UPT BPBD Ciledug, Mulyadi.