Aiptu Wazir, Polisi yang Lacak Identitas Mayat dengan Quran

Reporter : Sandy Mahaputra
Jumat, 8 Mei 2015 15:02
Aiptu Wazir, Polisi yang Lacak Identitas Mayat dengan Quran
Ia kerap mengaplikasikan Surat Yasin ayat 12 dalam tugas forensiknya.

Dream - Seorang polisi bernama Wazir Arwani Malik mampu mensinergikan antara ilmu forensik dengan sejumlah ayat yang ada dalam kitab suci Alquran.

Penyidik berpangkat Aiptu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Tengah, yang kesehariannya berkutat di dunia forensik mampu mengaplikasikan ayat Alquran saat melakukan olah TKP terhadap mayat.

Menurut dia, pendekatan teologis dalam hal autopsi sangat membantu untuk memecahkan persoalan forensik yang kerap menjadi tanda tanya. 

Apalagi, ketika ia harus memecahkan suatu kasus, seperti mayat yang tidak diketahui identitasnya. Penasaran? Kisah selengkapnya klik di sini. (Ism)

 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini! 

Baca Juga: Mengapa Allah Butuh 6 Hari untuk Menciptakan Langit dan Bumi? Benarkah Tiga Kali Baca Al Ikhlas Seperti Khatam Alquran? Ini Alasan Mengapa Alquran Ditulis dalam Bahasa Arab Mohon Ampun hingga Bersihkan Tulang Belulang Almarhumah Ibu Tobat di Taksi Usai Mendengar Lantunan Surat Al Hadid Ayat 16 Doa Sapu Jagat, Doa Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

1 dari 3 halaman

Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur Anti-Korupsi

Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur Anti-Korupsi

Dream - Hoegeng Iman Santoso. Inilah polisi yang disebut sebagai contoh jenderal jujur yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Kapolri yang patut menjadi teladan bagi seluruh anggota Korps Bhayangkara.

Bahkan, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki anekdot: hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia. Mereka yakni patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng.

Hoegeng lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 14 Oktober 1921. Terlahir dengan nama Iman Santoso. Semasa kecil sering dipanggil Bugel (gemuk), yang kemudian sampai dewasa lebih populer dipanggil Hoegeng. Maka, menempellah nama itu sehingga menjadi Hoegeng Iman Santoso.

Dia merupakan anak sulung pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem. Sang ayah merupakan seorang Kepala Kejaksaan yang selama hayatnya tidak pernah mempunyai tanah dan rumah pribadi. Sementara sang ibu merupakan perempuan sederhana yang sering menanamkan nilai-nilai budi pekerti baik kepada Hoegeng kecil.

Selengkapnya.. Jenderal Hoegeng, Polisi Jujur Anti-Korupsi

2 dari 3 halaman

Kisah Para Polisi Jujur

Kisah Para Polisi Jujur

Dream - Azan membelah kesunyian subuh itu. Syahdu hingga ke relung jiwa. Membangunkan Muhammad Taufiq Hidayat dari dipan itu. Dia lalu bergegas mengambil air wudhu. Lalu menunaikan kewajiban. Sesudah itu menyelinap ke luar rumah. Bergegas tanpa berisik. Agar tak ada orang terganggu.

Taufiq harus bergerak cepat. Pukul enam pagi  harus tiba di kantor. Dari jalan di muka rumah, dia mulai berlari. Perut keroncongan, juga angin dini hari yang menggilukan tulang tak dihirau. Taufik memang tak punya kendaraan. Angkutan umum pada dini hari itu juga belum bergerak. Berlari adalah satu-satunya pilihan.  

Baru seperempat perjalanan, keringat mengucur deras. Pada tubuh terutama dahi. Napas terengah-engah. Dia harus menurunkan kecepatan. Berlari pelan demi menghemat helaan napas. Meski dia tahu, waktu tak bisa menunggu. Satu jam lebih berlari, Taufiq sudah meninggalkan 7 kilometer. Jarak yang sungguh sangat meletihkan. 

Selengkapnya.. Kisah Polisi Jujur

3 dari 3 halaman

Aiptu Jailani, Polisi Langka Penilang Istri Sendiri

Aiptu Jailani, Polisi Langka Penilang Istri Sendiri

Dream - Hari belum terang tanah. Kumandang azan subuh baru saja lewat, di Ahad itu. Di rumah sederhana dalam sebuah gang, Rahmawati sedang berkemas. Istri polisi lalu lintas itu menyisipkan dompetnya ke dalam tas belanja yang tergantung di sepeda motor. 

Dari balik pagar rumahnya di Gang 6D, Jalan Jaksa  Agung Suprapto, Gresik, Jawa Timur, Rahmawati mengeluarkan motornya dengan senyap. Dia berusaha tidak membangunkan dua anaknya yang masih terlelap. “ Belanja ke pasar sebentar, pulang sebelum anak-anak bangun,” begitu pikirnya. 

Di mulut gang, baru Rahmawati menyalakan mesin motor menuju pasar di Simpang Lima Gresik. Setiba di pasar, pembeli sudah ramai. Mumpung anak-anak libur sekolah, dia ingin memasak agak istimewa.

Terlalu asyik belanja Rahmawati lupa hari mulai terang. Bergegas dia keluar pasar dan memacu motornya pulang. Sial baginya, jarum jam sudah menunjuk angka tujuh. Setiap hari Ahad, jalan Jaksa Agung yang menuju rumahnya ada larangan kendaraan bermotor melintas. Car free dayitu berlaku selama dua jam sejak pukul 06.00 WIB.

Selengkapnya.. Polisi Langka, Penilang Istri Sendiri

Beri Komentar