Akhirnya Terungkap! Misteri Suara-Suara Menyeramkan yang Terdengar di Gunung Everest Setiap Malam Turun

Reporter : Sugiono
Sabtu, 6 Mei 2023 10:01
Akhirnya Terungkap! Misteri Suara-Suara Menyeramkan yang Terdengar di Gunung Everest Setiap Malam Turun
Selain terkenal sebagai gunung tertinggi, Gunung Everest ternyata menyimpan misteri yang menyeramkan seperti gunung-gunung di Indonesia.

Dream - Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut.

Selain terkenal sebagai gunung tertinggi, Gunung Everest ternyata menyimpan misteri yang menyeramkan seperti gunung-gunung di Indonesia.

Menurut seorang pendaki kawakan, ada suara seram di sekitar Gunung Everest pada malam hari. Suara itu muncul dari gletser yang berada di sekitar Gunung Everest.

1 dari 4 halaman

Adalah pendaki kawakan Dave Hahn yang mengaku mendengar suara-suara seram di Gunung Everest itu. Dave Hahn menceritakannya saat menjadi host di film dokumenter Netflix berjudul Aftershock: Everest and the Nepal Earthquake.

" Sulit untuk tidur di Everest. Kalian bisa mendengar suara bermunculan di gletser, ada suara es dan bebatuan yang runtuh di berbagai tempat di sekitar lembah," kata Dave Hahn.

Ternyata, sebelum Dave Hahn mengalami kejadian horor selama pendakian, sudah pernah ada penelitian untuk mencari tahu asal-usul suara misterius di Gunung Everest.

2 dari 4 halaman

Tercatat ahli glasiologi Evgeny Podolskiy dari Pusat Penelitian Arktik di Universitas Hokkaido memimpin sebuah tim peneliti internasional pada tahun 2018 silam.

Mereka melakukan ekspedisi ke Himalaya Nepal untuk menyelidiki penyebab suara malam yang mengerikan di Gunung Everest tersebut.

Hasilnya, penurunan tajam suhu yang terjadi setelah gelap bertanggung jawab atas suara seperti tabrakan dan pecah di dalam gletser itu.

3 dari 4 halaman

Untuk mengungkap misteri di Gunung Everest ini, Dr. Podolskiy dan timnya menghabiskan lebih dari seminggu melakukan perjalanan.

Mereka melewati Himalaya sebelum sampai di sistem Gletser Trakarding-Trambau, tempat mereka mendirikan kemah dan memulai penyelidikan.

Para ilmuwan harus bertahan terhadap dinginnya gletser yang menusuk tulang selama tiga minggu. Di sana, Dr. Podolskiy dan timnya memiliki kesempatan untuk mendengar suara-suara yang menakutkan itu secara langsung.

" Kami mendengar dentuman keras. Gletser seperti retak," katanya

4 dari 4 halaman

Para peneliti kemudian memasang sensor di atas bebatuan es untuk mengukur getaran jauh di dalam gletser. Ini adalah teknologi yang juga digunakan untuk mengukur besarnya gempa bumi.

Setelah menganalisis data seismografi, Dr. Podolskiy dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa suara dentuman yang terjadi setelah hari menjadi gelap itu memang terkait dengan suhu dingin yang ekstrem.

Beri Komentar