(Foto: Shutterstock)
Dream - Sejumlah perawat Muslim wanita menyambut gembira keputusan terbaru Pemerintah Singapura yang mengizinkan mereka tetap menggunakan hijab saat bekerja. Keputusan ini membuka haraan baru untuk hijaber bekerja di negara kaya Asia Tenggara tersebut.
Keputusan ini diumumkan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong saat pidato Perayaan Hari Nasional pada Minggu, 29 Agustus 2021. Keputusan yang menjadi kabar yang melegakan ini mulai berlaku pada November 2021.
" Saya sangat lega, sangat senang ketika mendengar berita itu. Sudah lama sekali kami tidak menanyakan hal ini. Ada rasa lega. Saya bahkan sampai menitikkan air mata, sedikit emosi," cerita seorang perawat yang hanya ingin dikenal sebagai Wati.
Wanita Melayu-Muslim berusia 36 tahun ini telah menjadi perawat di Singapore General Hospital selama 16 tahun. Dia mengaku sempat kehilangan harapan melanjutkan pekerjaannya karena adnaya larangan mengenakan hijab di tempat kerja.
Selama ini Wati selalu memakai hijab ketika dalam perjalanan ke tempat kerja. Namun adanya aturan larangan hijab memaksanya melepas salah satu item fashion penutup auratnya ketika di tempat kerja, lalu memakainya lagi ketika pulang.
" Ada alasan mengapa hijab begitu penting bagi umat Islam. Memakai hijab adalah bagian dari perjalanan spiritual menuju Tuhan," kata Wati.
Dia mengatakan saat bekerja sebagai perawat, sudah menjadi tugasnya untuk menyembuhkan orang lain. Sementara memakai hijab, Wati menyatakan hal itu sebanding dengan tugas yang dia ampu.
" Itu adalah sesuatu yang ada di hati kami, dan akhirnya kami bisa mempraktikkannya, menjadi bagian dari komunitas," kata dia.
Hal senada diungkap oleh Aishah Sulaiman, 33 tahun. Wanita yang juga seorang perawat ini mengaku sangat senang mendengar berita tersebut.
Aishah mengaku hijab bukanlah halangan baginya dalam bekerja. Keputusan Pemerintah membuat dia merasa lega.
Dia pun yakin banyak perawat Muslimah di Singapura telah menunggu kabar ini. Khususnya ketika mereka melihat para perawat di negara-negara lain bisa memakai hijab.
" Berita ini penting bagi saya karena saya adalah Muslim. Saya berharap bisa mengenakan hijab saya (saat bekerja) karena itu wajib bagi saya sebagai seorang Muslimah," kata Aishah.
Pengelola rumah sakit swasta dan fasilitas kesehatan di Singapura menyatakan akan mengikuti perubahan ketentuan ini.
" Sebagai penyedia layanan kesehatan swasta terbesar di negara ini, kami akan menjadi yang pertama dalam mengizinkan perawat wanita Muslim dan petugas kesehatan kami di sektor swasta mengenakan hijab," kata Direktur Keperawatan IHH Healthcare Singapura, Josephine Ong.
IHH Healthcare merupakan perusahaan terkemuka yang mengoperasikan sejumlah rumah sakit terkemuka di Singapura. Di antaranya Mount Elizabeth (Orchard dan Novena), Parkway East dan Gleneagles.
" Pengumuman itu adalah berita yang sangat disambut baik pada staf Muslimah kami di seluruh rumah sakit IHH Healthcare Singapore, Parkway Shenton, laboratorium, dan pusat radiologi. Mereka senang diizinkan mengenakan hijab di tempat kerja mulai November, dan berterima kasih atas perubahan kebijakan tersebut," kata Ong.
Di Thomson Medical Center (TMC), perusahaan akan mengomunikasikan perubahan kebijakan kepada perawat mereka melalui panggilan harian, pengarahan ad-hoc, dan surat edaran resmi. TMC menyatakan siap mendukung penuh kebijakan Pemerintah Singapura.
" Untuk mendorong lingkungan kerja yang inklusif di antara tenaga keperawatan kami yang beragam, kami akan melibatkan staf Muslim dan non-Muslim untuk umpan balik guna menjawab setiap pertanyaan potensial yang mungkin muncul," kata Direktur Keperawatan Thomson Medical Pte, Siti Hosier.
Hijab sekarang biasa dipakai di sebagian besar tempat tanpa batasan apapun, termasuk di ruang publik, tempat kerja dan di Parlemen. Tetapi, Lee mengatakan di beberapa tempat yang membutuhkan seragam, Pemerintah tidak mengizinkan pemakaian hijab.
Ketentuan ini berlaku untuk seragam di sekolah, Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) dan di rumah sakit umum. Status quo harus dipertahankan untuk layanan berseragam, kata Lee.
" Mereka adalah senjata negara yang tidak memihak dan sekuler, mereka menggunakan kekuatan bersenjata, dan mereka menegakkan hukum Singapura. Mereka harus selalu terlihat melakukannya tanpa rasa takut atau bantuan. Oleh karena itu, semua orang memakai seragam yang sama," kata Lee, dikutip dari Channel News Asia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia