Anak Buruh Tani Tundukan Pecatur Asia

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 18 Agustus 2017 19:28
Anak Buruh Tani Tundukan Pecatur Asia
Rela menempuh 26 kilometer di usia belia demi mempelajari langkah-langkah bidak catur.

Dream - Remaja 16 tahun bernama Catur Adi Sagita asal Pacitan, Jawa Timur menaklukkan kejuaraan catur Asia di Tiongkok, Juli 2017.

Putera keempat buruh tani ini memenangi tiga medali emas di tiga nomor dia ajang The 13th Asian School Chess Championship, yaitu catur standar perseorangan, catur cepat perseorangan, dan kilat perseorangan.

" Dapat tiga medali, emas semua," kata Catur, 17 Agustus 2017.

Di nomor catur standar perseorangan dan catur cepat, Catur mengalahkan pecatur asal Filipina. Sementara itu, di nomor kilat, Catur mengalahkan pecatur asal Tiongkok.

Menurut Catur, kegemarannya memainkan bidak-bidak catur dimulai sejak kelas satu SD. Tak perlu waktu lama, di kelas dua SD, dia berhasil menjadi juara olimpiade tingkat kabupaten. Sejak itulah bakat Catur mulai diasah oleh Persatuan Catur se-Indonesia Pacitan.

Tetapi, proses belajar itu tak mudah. 

1 dari 1 halaman

Main Catur 8 Jam Sehari

Tetapi, proses belajar itu tak mudah. Dia harus berjalan empat kilometer dari terminal ke sekolahnya. Menempuh 26 kilometer perjalanan dari rumahnya di Kecamatan Kebonagung.

" Waktu itu kan nggak ada kendaraan, jadi jalan kaki dari terminal," ucap dia.

Tetapi, kondisi itu tak berlangsung lama. Catur diangkat menjadi seorang putera oleh guru SD Pacitan bernama Asraf.

Sepulang sekolah dia belajar catur minimal selama delapan jam sehari.

Tetapi, kerja keras Catur terbayar. Berbagai prestasti ditingkat nasional maupun internasional. Beberapa prestasi yang pernah diraihnya, antara lain perunggu di ASEAN Age 2010, emas di Asean Primary School Olimpyad 2010 tingkat Asia Tenggara, emas di ASEAN Age 2012, dan peringkat lima di World Youth Chess Championship di Yunani 2013.

Simak kisah selengkapnya di sini.

Beri Komentar