Ilustrasi Jembatan Rusak Berlubang. (Foto: Pixabay)
Dream - Anak-anak yang tinggal di pelosok biasanya mengalami masalah transportasi saat berangkat dan pulang sekolah.
Terkadang, mereka harus menempuh perjalanan yang menyusahkan dan memberatkan. Ada yang harus naik perahu, jalan melewati hutan, hingga menyeberang jembatan gantung.
Perjalanan demi menuntut ilmu tersebut terkadang tidak sebanding dengan keselamatan yang mengancam jiwa mereka.
Seperti insiden memilukan yang menimpa seorang murid SD berusia enam tahun asal Malaysia ini.
New Straits Times melaporkan, Angelliena Juilan mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari sekolahnya.
Gadis malang itu meninggal dunia setelah jatuh saat menyeberang jembatan gantung di Kampung Porotawoi di Tongod, Sabah.
Pada tanggal 23 Juli 2019 siang waktu setempat, Angelliena menyeberang jembatan gantung saat pulang dari sekolah bersama teman-temannya.
Namun nahas. Ia terjatuh ketika terperosok lubang yang menganga di jembatan tua tersebut.
Tubuh kecilnya langsung menghujam deras ke dalam sungai di bawah jembatan gantung itu.
Warga kampung akhirnya bisa menemukan tubuh Angelliena setelah 45 menit berusaha mencarinya.
Gadis kecil itu ditemukan masih dengan tas sekolah di punggungya. Tubuh Angelliena hanyut setelah ditemukan mengapung 7 meter dari lokasi jembatan.
Sementara itu, ayah korban, Juilan Razali, sedang bekerja saat istrinya memberitahu kejadian mengenaskan yang menimpa putri mereka.
Juilan mengatakan teman-teman putrinya menyaksikan bagaimana Angelliena terperosok lubang di jembatan hingga jatuh ke dalam sungai.
" Saya pun bergegas lari ke jembatan dan berusaha mencarinya. Tapi saya tidak menemukannya," kata pria 31 tahun itu.
Meski kehilangan Angelliena, Juilan dan keluarganya menerima dengan lapang dada. Mereka tidak mau menyalahkan siapa-siapa atas kejadian memilukan itu.
Menurut Juilan, Angelliena dan teman-temannya sering menggunakan jembatan tersebut untuk pulang ke rumah dari sekolah.
Ibu Angelliena, Rosdianti Titi, mengatakan dirinya langsung lari ke arah sungai begitu mendengar apa yang sedang terjadi.
" Saat tiba di lokasi, Angelliena sudah tiada. Mereka menaruh jasadnya di atas perahu. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali pasrah. Membawanya ke klinik juga percuma," kata wanita 28 tahun itu.
Juilan dan Rosdianti memiliki dua anak lain. Salah satunya berusia sembilan tahun sedangkan yang lebih muda berusia delapan bulan.
(Sah, Sumber: World of Buzz)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah