Perjalanan Terakhir Siswi SD Pelintas Jembatan Gantung Menuju Sekolah

Reporter : Sugiono
Sabtu, 27 Juli 2019 06:01
Perjalanan Terakhir Siswi SD Pelintas Jembatan Gantung Menuju Sekolah
Saban hari siswi SD itu menggunakan jembatan tersebut untuk pergi dan pulang dari sekolah

Dream - Anak-anak yang tinggal di pelosok biasanya mengalami masalah transportasi saat berangkat dan pulang sekolah.

Terkadang, mereka harus menempuh perjalanan yang menyusahkan dan memberatkan. Ada yang harus naik perahu, jalan melewati hutan, hingga menyeberang jembatan gantung.

Perjalanan demi menuntut ilmu tersebut terkadang tidak sebanding dengan keselamatan yang mengancam jiwa mereka.

Seperti insiden memilukan yang menimpa seorang murid SD berusia enam tahun asal Malaysia ini.

New Straits Times melaporkan, Angelliena Juilan mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan pulang dari sekolahnya.

Gadis malang itu meninggal dunia setelah jatuh saat menyeberang jembatan gantung di Kampung Porotawoi di Tongod, Sabah.

1 dari 3 halaman

Hanyut 7 Meter dari Lokasi Jembatan

Pada tanggal 23 Juli 2019 siang waktu setempat, Angelliena menyeberang jembatan gantung saat pulang dari sekolah bersama teman-temannya.

Namun nahas. Ia terjatuh ketika terperosok lubang yang menganga di jembatan tua tersebut.

Dia terperosok lubang di jembatan tua itu.

Tubuh kecilnya langsung menghujam deras ke dalam sungai di bawah jembatan gantung itu.

Warga kampung akhirnya bisa menemukan tubuh Angelliena setelah 45 menit berusaha mencarinya.

Gadis kecil itu ditemukan masih dengan tas sekolah di punggungya. Tubuh Angelliena hanyut setelah ditemukan mengapung 7 meter dari lokasi jembatan.

2 dari 3 halaman

Angelliena Jatuh Disaksikan Teman-temannya

Sementara itu, ayah korban, Juilan Razali, sedang bekerja saat istrinya memberitahu kejadian mengenaskan yang menimpa putri mereka.

Juilan mengatakan teman-teman putrinya menyaksikan bagaimana Angelliena terperosok lubang di jembatan hingga jatuh ke dalam sungai.

" Saya pun bergegas lari ke jembatan dan berusaha mencarinya. Tapi saya tidak menemukannya," kata pria 31 tahun itu.

Meski kehilangan Angelliena, Juilan dan keluarganya menerima dengan lapang dada. Mereka tidak mau menyalahkan siapa-siapa atas kejadian memilukan itu.

3 dari 3 halaman

Jadi Satu-satunya Akses ke Sekolah

Menurut Juilan, Angelliena dan teman-temannya sering menggunakan jembatan tersebut untuk pulang ke rumah dari sekolah.

Ibu Angelliena, Rosdianti Titi, mengatakan dirinya langsung lari ke arah sungai begitu mendengar apa yang sedang terjadi.

" Saat tiba di lokasi, Angelliena sudah tiada. Mereka menaruh jasadnya di atas perahu. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali pasrah. Membawanya ke klinik juga percuma," kata wanita 28 tahun itu.

Juilan dan Rosdianti memiliki dua anak lain. Salah satunya berusia sembilan tahun sedangkan yang lebih muda berusia delapan bulan.

(Sah, Sumber: World of Buzz)

Beri Komentar