Dream – Salah satu yang menjadi sorotan dalam film dokumenter Ice Cold: Murderer, Coffee and Jessica Wongso, adalah ayah Mirna Salihin, Edi Darmawan, yang membawa pistol saat wawancara.
“Anda tidak membawa pistol, kan?” tanya prouser itu. “Bawa, kenapa?” jawab Edi Darmawan.
Produser film yang dirilis Netflix pada 28 September lalu itu meminta Edi Darmawan menyingkirkan pistol dalam saku celananya.
“Singkirkan dan jangan diperlihatkan,” pinta sang produser.
Namun Darmawan menolak. “Tidak, ini tidak apa-apa,” jawab dia.
“Ini terkunci,” tambah Edi Darmawan.
Pistol itu juga menjadi bahan perbincangan netizen di media sosial. Karni Ilyas pun juga menyinggung soal pistol tersebut saat meawancara Edi Darmawan di Karni Ilyas Club.
Edi Darmawan pun tak keberatan menjelaskannya. “Saya ceritain soal itu. Baik, netizen, nih dengerin baik-baik,” ujar Edi Darmawan dalam video yang diunggah kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Edi mengatakan, pistol dan kemampuan menembak yang dipamerkan dalam dalam film Netflix karena memenuhi permintaan dari pihak pembuat dokumenter tersebut.
Menurut Edi Darmawan, permintaan itu bermula ketika pembuat film menanyakan tentang hobi yang dilakoninya selama ini.
Awalnya Edi mengaku senang memancing di laut lepas. " Saya demen mancing tapi kapal saya sudah dijual, mahal," ujar Edi.
Kemudian pembuat film memutuskan untuk mengambil gambar saat Edi menuturkan hobi menembak. Edi menambahkan, hobi itu dipilih sebagai bahan film karena produser tak mampu membayar biaya sewa kapal saat dibawa ke kawasan Pantai Marina di Ancol, Jakarta.
“Ditawarin yang paling murah Rp35 juta..... Dia pilih hobi saya yang satu lagi, nembak. Ya saya kasih lihat nembak, nembak kan enggak bayar, pelor doang rugi,” ungkap Edi Darmawan.
“Karena dia pelit, diajak saya yang murah itu, nembak,” imbuh Edi Darmawan.
Dia mengaku sering berlatih bersama polisi, TNI, bahkan tim Gegana. Edi Darmawan juga mengungkapkan berbagai prestasi yang pernah diraihnya saat aktif menggeluti dunia menembak.
Dalam film Ice Cold: Murderer, Coffee and Jessica Wongso, Edi Darmawan memang memamerkan hobi menembak. Dia menembak sasaran papan karton berjarak beberapa meter dengan pistol.
“Itu kan nembaknya di Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia). Saya nembak, memang jago,” kata Edi Darmawan.
Sebelum beberapa kali menembak dengan menghadap lurus ke sasaran, Edi Darmawan sempat memamerkan beberapa gaya, mulai membidik dengan cara jongkok hingga memakai satu tangan dengan tangan kiri ke belakang.
Namun, dalam tayangan film Netflix, dari empat bekas peluru yang mengenai karton, tak ada satu pun yang tepat sasaran. Yang terdekat, peluru yang dilepaskan Edi Darmawan mendarat ke angka 8. Nyaris menyentuh garis 9.
Satu lagi mendarat di angka 3. Satu lainnya mengenai angka 2 bahkan nyaris menyentuh garis angka 1. Satu tembakan lainnya bahkan jauh di luar lingkaran sasaran.
Namun dari tiga karton sasaran yang terlihat, hanya satu yang hasilnya diperlihatkan dalam film itu. Tak ditunjukkan apakah dua papan lain menjadi sasaran tembak Edi Darmawan.