Dream - Bencana angin tornado menerjang Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Rabu 22 Februari 2024.
Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB itu cukup mengejutkan karena mengakibatkan kerusakan parah pada rumah warga.
Awalnya banyak yang mengira jika fenomena angin dahsyat tersebut adalah angin puting beliung.
Namun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut itu adalah angin tornado.
Hal ini berdasarkan analisis pada foto dan video, serta dampak kerusakan yang diunggah warga.
Dari analisis tersebut, BRIN menyimpulkan fenomena angin tornado di Rancaekek ini yang pertama terjadi di Indonesia.
BRIN menyatakan fenomena angin dahsyat di Rancaekek sebagai tornado karena memiliki radius putaran angin lebih dari 2 kilometer.
Selain itu skala kecepatan angin di Rancaekek saat itu begitu kuat, diduga mencapai angka 65 hingga 67 kilometer/jam.
Yang menguatkan bahwa bencana angin dahsyat di Rancaekek itu adalah tornado karena durasinya yang lama.
Menurut BRIN, dari sisi durasi, angin puting beliung terjadi dalam durasi yang singkat, paling lama sekitar 10 menit.
Sementara itu, badai tornado terjadi di Rancaekek dan sekitarnya setelah melihat pergerakan melalui satelit awan.
Dalam sebuah video yang tak diketahui sumbernya diperlihatkan terdeteksinya visual angin tornado melalui satelit awan.
Dari pantauan satelit tersebut awan tebal sudah terlihat di atas Rancaekek dan sekitarnya sejak jam 15.00 WIB.
Awan tebal tersebut semakin banyak menutupi area di wilayah Bandung tersebut saat jam menunjukkan 15.50 WIB.
Hingga puncaknya awan bergerak dengan gerakan berputar cukup kuat saat jam 16.00 WIB lebih.
Di video itu juga ditunjukkan bentuk pusaran angin berwarna gelap bergerak di antara rumah penduduk.
Fenomena badai tornado pertama kali di Indonesia yang terjadi di Rancaekek Bandung ini tentu saja mengejutkan.
Karena selama ini warga Indonesia hanya mengenal angin puting beliung yang cukup meresahkan.
Peneliti BRIN Dr. Erma Yulihastin menyebut badai tornado di Rancaekek mirip dengan yang di Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan Erma melalui cuitan di X dengan mengatakan kemiripannya mencapai 99,99%.
Meski demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak menyebut fenomena di Rancaekek itu dengan istilah tornado. BMKG menyebut fenomena itu sebagau puting beliung.
Menurut BMKG, secara esensial fenomena puting beliung dan tornado merujuk pada fenomena alam yang punya beberapa kemiripan visual, yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya, dan berpotensi merusak.
Istilah tornado biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa.
Sementara itu, di Indonesia fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR