Berbagi Berkah Dengan Mengelola Sampah

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 12 September 2021 14:17
Berbagi Berkah Dengan Mengelola Sampah
Sampah dapat mendatangkan manfaat baik secara ekonomi maupun lingkungan jika dikelola dengan tepat.

Dream - Sampah kerap dianggap sebagai benda kotor tak bernilai ekonomi. Akibatnya, sampah banyak ditelantarkan hingga menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

Padahal, sampah sebenarnya menyimpan manfaat ekonomi yang memadai. Ini jika dikelola dengan baik melibatkan banyak pihak, terutama masyarakat.

Berangkat dari pandangan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Kabupaten Badung menjalin kolaborasi dengan swasta mendirikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku).

Fasilitas yang terletak di lahan 5.000 meter persegi di Jimbaran, Kuta Selatan ini memiliki kapasitas pengolahan sampah maksimum 120 ton per hari dan menjadi PTST terbesar di Bali.

" Kolaborasi pemerintah daerah dan swasta seperti ini merupakan contoh yang sangat bagus untuk diterapkan dalam menangani persampahan, sekaligus implementasi dari perubahan paradigma pengelolaan sampah secara terintegrasi dengan pendekatan ekonomi sirkular," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan tertulis. 

 

1 dari 2 halaman

Kolaborasi

Fasilitas yang lahir dari kolaborasi Pemerintah Kabupaten Badung dengan Danone-AQUA dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki) selaku pengelola ini menggunakan model ekonomi sirkular dan Zero Waste to Landfill. Sampah yang terkumpul di fasilitas ini nantinya akan dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Misalnya, botol plastik bekas akan dikirim ke pabrik daur ulang milik Veolia untuk diolah menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru Danone-AQUA. Sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.

Luhut mengatakan pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik, merupakan komitmen prioritas Pemerintah. Luhut menyatakan Pemerintah mengapresiasi dan mendukung inisiatif untuk terus memperkuat komitmen dalam mengelola sampah di Indonesia menggunakan prinsip ekonomi sirkular,

" Sehingga dapat mendukung program pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di lautan sampai 70 persen pada 2025," kata Luhut.

 

2 dari 2 halaman

Upaya Bersama Kurangi Sampah

Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, mengatakan setiap hari jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Bali mencapai 4.281 ton. Dalam setahun, jumlah sampah di Bali mencapai 1,5 juta tiap tahun.

" Dari jumlah tersebut, baru 48 persen yang dapat dikelola, sementara 52 persen lagi belum," kata Prasta.

Pihaknya mendukung pembangunan TPST Samtaku oleh Danone-AQUA bekerja sama dengan Reciki. Selain mendukung pemda dalam mengurangi sampah plastik, kolaborasi tersebut sekaligus menjadi solusi agar sampah dapat dikelola sejak dari sumber.

" Tidak hanya dibiarkan memenuhi TPA Suwung, sebagai pusat pembuangan sampah terbesar di Bali," kata dia.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan TPST Samtaku tidak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah semata. Tetapi juga menjadi sarana menyebarluaskan pengetahuan dan mendorong perubahan perilaku masyarakat.

" TPST Samtaku ini juga akan semakin mengukuhkan komitmen Danone-AQUA untuk terus berkontribusi menyelesaikan permasalahan sampah plastik di Indonesia dengan memperluas kolaborasi antar pemangku kepentingan," kata Karyanto.

Beri Komentar