Keren! Bali Waste Cycle `Sulap` Sampah Jadi Kaki Palsu

Reporter : Astri Agustina
Rabu, 27 Agustus 2025 19:08
Keren! Bali Waste Cycle `Sulap` Sampah Jadi Kaki Palsu
Bali Waste Cycle mendaur ulang sampah plastik menjadi produk bernilai guna, salah satunya kaki palsu untuk disabilitas.

DREAM.CO.ID - Kaki palsu mulai banyak digunakan kalangan disabilitas untuk membantu mobilitasnya. Kaki palsu merupakan alat pengganti pada seseorang yang mengalami kehilangan pada bagian tubuh tersebut sehingga bisa membantunya beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain setiap saat.

Kebanyakan kaki palsu modern terbuat dari berbagai material tergantung jenis dan fungsinya, termasuk bahan komposit seperti fiberglass dan karbon fiber untuk kekuatan dan keringanan. Silikon digunakan untuk memberikan tampilan mirip kulit asli dan kenyamanan.

Bahan lain yang juga digunakan adalah polyester resin, polietilena, karet, stainless steel untuk komponen internal, dan titanium untuk kekuatan tinggi, serta material alami seperti serat bambu dan rotan untuk versi yang lebih ramah lingkungan

Namun, pernahkah kami membayangkan sebuah kaki palsu yang dibuat dari bahan-bahan sampah? Bahan inilah yang dipakai Bali Waste Cycle (BWC) dengan memanfaatkan sejumlah sampah plastik yang saat ini kondisinya menjadi masalah lingkungan serius bagi Indonesia.

BWC merupakan sebuah perusahaan yang berfokus pada pengelolaan sampah, terutama kemasan MLP dan non-B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Bali. Ada banyak produk yang dihasilkan dari sampah plastik. 

Direktur BWC, Olivia Anastasia Padang mengatakan, jika pihaknya mengumpulkan sampah plastik segala jenis. Nantinya sampah-sampah tersebut akan dikelompokan untuk didaur ulang sesuai kebutuhannya. 

" Kita mengumpulkan plastik segala jenis. Banyak sekali produk yang sudah kami hasilkan dari sampah plastik ini, salah satunya kaki palsu," ungkap Olivia saat wawancara dengan DREAM, Selasa, 26 Agustus 2025. 

1 dari 2 halaman

Jumlah Sampah Tergantung Ukuran Kaki

Pembuatan kaki palsu untuk penyandang disabilitas terbilang sederhana dan dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Untuk saat ini, BWC baru bisa memproduksi kaki palsu yang patahannya di bawah lutut. 

Dalam memproduksi satu buah kaki palsu, jelas Olivia, jumlah sampah plastik yang dibutuhkan tergantung dari ukuran kaki serta betis pengguna. 

" Prosesnya simple banget. Hanya saja, tergantung case-nya. Kalau kaki palsu itu tergantung ukuran kaki atau betisnya dan sejauh ini kita baru bisa buat yang patahannya di bawah lutut," ungkapnya. 

Selain kaki palsu, BWC yang telah menggandeng banyak komunitas untuk mendaur ulang sampah di Bali ini juga mampu menghasilkan banyak produk kece. Di antaranya patung budha, mini tray, hanger, serta meja dan kursi portable. 

      View this post on Instagram      

A post shared by Bali Waste Cycle (@baliwastecycle)

2 dari 2 halaman

Proses Pembuatan Kaki Palsu

Untuk membuat meja berukuran 65x50x65 cm dan kursi portable dengan ukuran 16 kilogram, dibutuhkan 29 kilogram sampah plaastik berjenis pet dan botol hdpe. 

Contoh lainnya adalah proses pembuatan gantungan kunci membutuhkan bahan baku sampah plastik berjenis tutup pet dan botol hdpe dengan bobot 50 gram per pieces. 

      View this post on Instagram      

A post shared by Bali Waste Cycle (@baliwastecycle)

Diakui Olivia, proses untuk mendaur ulang tumpukan sampah banyak menemukan tantangan. Namun, BWC berusaha mengatasi tantangan tersebut dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa pihak. 

" Pengelolaan dan daur ulang kemasan pasca-konsumsi, khususnya Low-Value Plastic (LVP) dan MLP, masih menjadi tantangan besar. Akan tetapi, melalui kolaborasi multipihak, BWC berhasil mengembangkan inovasi pengumpulan dan pengolahan MLP menjadi produk bernilai guna," tutupnya.

Beri Komentar