Berjuang Melawan Kanker Tulang Demi Kebahagiaan Ibu

Reporter : Ayik
Jumat, 12 Desember 2014 13:53
Berjuang Melawan Kanker Tulang Demi Kebahagiaan Ibu
Keterbatasan biaya Zulfikar tidak menjalani kemoterapi seperti kebanyakan penderita kanker. Ia hanya mengkonsumsi obat dan pengobatan paliatif atau sejenis penghilang rasa sakit.

Dream - Perjuangan bocah 12 tahun untuk melawan penyakit mematikan kanker tulang sungguh teramat luar biasa. Tubuhnya terbaring lemas di bangsal anak kelas 3 Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Semangat Zulfikar untuk sembuh dan bangkit dari kanker sering ia ungkpan pada sang bunda.

Sakit kanker tulang belakang yang dialaminya membuat Zulfikar tak bisa banyak bergerak, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur dan mengkonsumsi obat Morfin untuk menahan rasa sakit.

Kanker tulang belakang adalah salah satu jenis kanker yang tumbuh dan berkembang disekitar saraf tulang belakang atau dalam tulang belakang itu sendiri. Rasa nyeri yang ditimbulkan ini biasanya menjadi lebih parah saat malam hari.

Tahun 2009 lalu ia positif didiagnosa mengalami kanker tulang belakang stadium awal, namun karena keterbatasan biaya Zulfikar tidak menjalani kemoterapi seperti kebanyak penderita kanker. Ia hanya mengkonsumsi obat dan pengobatan paliatif atau sejenis penghilang rasa sakit.

" Saya sangat sedih dengan keadaan yang menimpa anak semata wayang saya, namun apa boleh buat biaya sekali kemoterapi menghabisi dana sekitar Rp 15 juta. Hanya doa dan pengobatan semampu saya yang bisa saya berikan pada Zulfikar" , ungkap Ibunya.

Kejala awal yang Zulfikar rasakan yakni nyeri dan pegal disekitar tubuh, namun sayangnya keluhan itu tidak segera direspon karena rasa sakit itu hanya sesekali saja datangnya. Saat Februari 2009 rasa nyeri hebat disertai pendarahan membuat panik seluruh keuarganya.

Tindakan pertama yang dilakukan yaitu biopsi di salah satu rumah sakit di Balikpapan. Namun usai melakukan biopsi ia tidak bisa berjalan dan segera dirujuk ke rumah sakit yang berada di Jakarta. Bersama sang ibu Zulfikar berjuang melawan penyakitnya itu. Sang ayah yang telah meninggalkannya lebih dulu menjadi semangat Zulfikar untuk terus hidup dan membahagiakan sang ibu.

Harapan hidup Zulfikar sungguh besar, " Ibu aku ingin sembuh, aku ingin hidup seperti teman-temanku yang lain, dan aku ingin melihatmu tersenyum bukan menangis lagi" , ungkapnya saat berada di kamar Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.


Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Ayo berbagi traffic di sini!

Beri Komentar