TikTok @anna_sullivan
Dream - Meski tak dianjurkan, banyak orang yang tetap melakukan olahraga di luar ruangan pada malam hari. Kebanyakan karena alasan tak punya waktu kosong di pagi hari karena sudah sibuk beraktivitas atau sedang di perjalanan.
Berolahraga di malam hari umumnya dilakukan setelah pukul 6-9 malam. Namun sekelompok pemuda di Malaysia melakukan kegiatan olahraga di waktu yang ekstrem. Hal ini membuat seorang warga asing terkejut melihat fenomena yang dilihatnya.
DIketahui seorang warga asing yang menginap di Malaysia dikejutkan dengan aktivitas segelintir orang yang masih aktif di jam 1.30 dini hari.
Dibagikan dari akun TikTok pribadinya @anna_sullivan, pemilik akun menceritakan dia mendengar bunyi peluit di jam 1.30 pagi. Penasaran dengan suara tersebut, dia keluar dari kamar di gedung bertingkat dan melihat kondisi di sekitarnya.
Rupanya pemilik akun ini tinggal di dekat sebuah stadion sepakbola. Menggunakan ponselnya dia merekam kondisi sekitar yang gelap dengan sinar lampu menerangi beberapa gedung bertingkat.
Saat kamera ponsel mengambil video dengan mode zoom, dia baru tersadar masih ada orang yang bermain sepak bola di lapangan dekat hotel tempatnya menginap.
" Kuala Lumpur, waktu pagi ini 90 Fahrenheit (32 derajat celcius) mungkin inilah mereka main sepak bola karena lebih sejuk," jelas Anna pada videonya.
Melihat hal ini, salah satu warganet asal Malaysia berkomentar bahwa hal ini cukup normal di Negeri Jiran itu.
" Percayalah ini normal di Malaysia, Anda seharusnya pergi dan lihat di gelanggang futsal," tulis salah satu warganet.
Dream - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 1 Oktober 2022, menjadi catatan kelam bagi dunia sepak bola Indonesia.
Sepak bola yang tadinya sebagai hiburan semata, namun berujung pelik dengan 131 orang yang harus meninggal dunia.
Laga Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya berujung kericuhan setelah ada suporter yang masuk ke lapangan.
Polisi pun menembakkan gas air mata untuk meredam kerusuhan, hingga ribuan suporter berusaha menghindar dengan keluar stadion.
Akibatnya, mereka berdesak-desakan di pintu keluar, sebagian terinjak-injak hingga meninggal dunia. Pintu 13 menjadi saksi bisu kematian para suporter yang disebut sebagai titik paling banyak menimbulkan korban.
Namun petaka di pertandingan sepak bola tak hanya dirasakan di Kanjuruhan saja. Bertahun-tahun sebelumnya, tragedi sepak bola yang terjadi di sejumlah negara ini juga menelan banyak korban jiwa. Bahkan ada yang melebihi kerusuhan di Kanjuruhan.
Peru
Tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola dunia terjadi di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964. Pertandingan yang mempertemukan Peru versus Argentina itu memakan korban 328 jiwa dan 500 lainnya luka-luka.
Penyebabnya berawal dari suporter yang kecewa akan keputusan kontroversial sang wasit. Alhasil fans tuan rumah menyerbu lapangan. Polisi lalu menembakkan gas air mata ke arah suporter dan menyebabkan kerusuhan makin parah.
Belgia
Pada 19 Mei 1985 juga menjadi waktu yang tak terelakan memakan korban meningal dunia. Tragedi ini terjadi sekitar satu jam menjelang kick off final European Champion Clubs antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, Belgia.
Sebanyak 39 orang tewas dalam insiden tersebut. Penyebanya adalah pembatas tribun yang roboh ketika pendukung Liverpool mencoba melompati pagar. Mereka merangsek ke wilayah pendukung Juventus.
Afrika
Kali ini ada kerusuhan yang menjadi tragedi sepak bola paling mematikan di Afrika. Tepatnya di Stadion Ohene Djan, Accra, Ghana pada 9 Mei 2001.
Suporter yang melempar kursi dan botol ke lapangan menjadi pemicunya, aksi itu dibalas tembakan gas air mata oleh polisi.
Alhasil suporter pun panikan hingga kericuhan terjadi saat mereka berusaha melarikan diri. Nyawa 126 orang melayang dalam peristiwa itu.
Prancis
Selanjutnya ada tragedi yang terjadi di negeri Eropa yakni pada 5 Mei 1992 di Stade Armand-Cesari di Bastia, Prancis. Sebanyak 18 orang tewas setelah tribun penonton roboh dalam laga Semifinal Piala Prancis antara SC Bastia dan Olympique de Marseille.
Mesir
Kerusuhan besar juga terjadi di Stadion Port Said di Port Said, Mesir pada 1 Februari 2012, dalam pertandingan sepak bola Liga Utama Mesir antara Masry dan Ahly.
Ini merupakan tragedi sepak bola paling mematikan kedua di Afrika setelah tragedi Accra. Tercatat, 79 orang tewas setelah ribuan penggemar Al Masry menyerbu tribun stadion dan lapangan.
Sumber: Merdeka.com dan Bola.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik