I'tikaf di masjid dan menjalankan berbagai amalan menjadi cara untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
I'tikaf di masjid dan menjalankan berbagai amalan menjadi cara untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Dream - Umat Islam berlomba-lomba dalam ibadahnya pada 10 hari terakhir Ramadan untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Ada berbagai amalan yang dikerjakan untuk meraih pahala malam penuh kemuliaan 1.000 bulan itu.
Salah satunya adalah i'tikaf di masjid dan menjalankan berbagai amalan, seperti sholat sunah, membaca Al-Quran, dan berdzikir.
Nabi Muhammad saw telah memberikan petunjuk tentang kedatangan malam Lailatul Qadar, meski tidak diketahui secara tepat kapan waktu tersebut.
Untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan berbagai keutamaannya, tidak sedikit umat Islam memilih tidak tidur atau begadang.
Sayangnya sebagian orang banyak yang begadang saja tanpa melakukan amalan ibadah seperti yang diharapkan. Bagaimana pandangan Islam terkait fenomena tersebut? Berikut penjelasannya sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Malam Lailatul Qadar selama ini hanya dipahami sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Padahal malam tersebut memiliki makna yang jauh lebih dalam.
Apa saja makna malam Lailatul Qadar yang sebenarnya?
Malam Lailatul Qadar adalah malam penetapan Allah SWT bagi perjalanan hidup manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Ad-Dukhan ayat 3-5:
“Sesungguhnya kami menurunkan Al-Quran pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul.”
Selain itu, malam Lailatul Qadar juga adalah malam yang penuh dengan kemuliaan. Hal ini karena di malam itulah Al-Quran diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril.
Allah SWT telah menjelaskan dalam firman-Nya melalui surat Al-An'am ayat 91 yang menceritakan tentang kaum musyrik yang tidak memuliakan Allah SWT dengan kemuliaan yang sebenarnya. Di mana saat itu mereka berkata bahwa Allah SWT tidak menurunkan sesuatu kepada masyarakat.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sempit. Apa maksudnya? Hal ini karena di malam tersebut, yakni pada 10 hari terakhir bulan Ramadan ada banyak malaikat yang turun ke bumi sebagaimana dijelaskan dalam surat Ar-Ra'd ayat 26. Malam itu adalah yang memiliki keutamaan lebih baik dari 1000 bulan.
Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia dan penuh berkah. Meskipun tanggal pastinya tidak diketahui pasti, tetapi ada beberapa cara yang dianjurkan untuk mendapatkan keberkahan dan kemuliaan Lailatul Qadar:
Salah satu cara untuk mendapatkan Lailatul Qadar adalah dengan melakukan ibadah secara khusyuk dan ikhlas.
Hal ini mencakup sholat malam (tahajjud), membaca Al-Quran, berdoa, berzikir, dan beribadah lainnya dengan penuh kesungguhan dan kekhusyukan.
Memperbanyak amal kebaikan seperti sedekah, berbuat baik kepada sesama, menolong orang yang membutuhkan, dan melakukan perbuatan baik lainnya.
Amal kebaikan yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar diyakini memiliki nilai yang sangat besar di hadapan Allah SWT.
Malam Lailatul Qadar juga merupakan waktu yang tepat untuk memperdalam pemahaman terhadap Al-Quran.
Membaca, merenungkan, dan menggali makna serta hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya dapat menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berdoa adalah salah satu cara terpenting untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar.
Memohon ampunan, petunjuk, rahmat, dan keberkahan kepada Allah SWT dengan penuh keyakinan dan ketulusan hati.
Malam Lailatul Qadar adalah waktu yang tepat untuk bertaubat dan menjauhi segala dosa dan kesalahan.
Membersihkan hati dan jiwa dari segala ketidakmurnian serta memperbaiki hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Tidak sedikit orang yang ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar, namun ia hanya ikut begadang saja.
Menurut Quraish Shihab, hal tersebut adalah cara yang salah. Karena hal itu bisa disalahartikan bahwa orang yang mendapat keistimewaan adalah mereka yang tidak tidur, baik untuk menyambutnya ataupun tidak.
Di samping itu, hal tersebut juga berarti kehadirannya ditandai dengan hal-hal yang bersifat fisik material.
Sedangkan riwayat-riwayat tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan kesahihannya.
Hadirnya malam Lailatul Qadar yang istimewa diibaratkan sebagai tamu agung.
Nah, kedatangan dari tamu agung ke suatu tempat, tidak akan datang menemui setiap orang di tempat tersebut, meski setiap orang di tempat itu mengingikannya.
Di bulan Ramadan ini menjadi momen kedatangan malam Lailatul Qadar. Yakni bulan penyucian jiwa yang diberi petunjuk oleh Rasulullah saw bahwa malam itu akan datang pada 10 malam terakhir bulan Ramadan.
Itulah kenapa, umat manusia yang sudah menjalankan puasa 20 hari sebelumnya, diharapkan jiwanya mencapai satu tingkat kesadaran dan kesucian yang memungkinkan malam tersebut hadir untuk menjumpainya.
Hal itulah yang kemudian membuat Rasulullah saw menganjurkan umat Islam untuk melakukan i'tikaf di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR