BPOM Evaluasi 3 Kandidat Vaksin Covid-19 Pendamping CoronaVac

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 9 Februari 2021 08:01
BPOM Evaluasi 3 Kandidat Vaksin Covid-19 Pendamping CoronaVac
Tiga kandidat vaksin ini sudah menjalin komitmen dengan Pemerintah.

Dream - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) vaksin Covid-19 pada kelompok lanjut usia 60 tahun ke atas. Saat ini, izin masih diberikan untuk penggunaan vaksin CoronaVac.

Kepala BPOM, Penny Lukito, mengatakan saat ini vaksin yang sudah tersedia di Indonesia baru CoronaVac buatan Sinovac, China. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk penggunaan vaksin lain.

" Setelah menyetujui vaksin CoronaVac ini, Badan POM akan mengevaluasi beberapa vaksin," ujar Penny, disiarkan channel YouTube BPOM.

Penny mengatakan pihaknya terus berupaya menjaga khasiat dan mutu vaksin agar tujuan herd immunity (kekebalan kelompok) bisa dicapai. Sejauh ini, kata Penny, sudah ada beberapa vaksin yang akan menjalani evaluasi BPOM.

" Astra Zeneca, Sinopharm, dan Novavax itu sudah berproses karena memang sudah ada komitmen dengan Pemerintah," kata Penny.

 

1 dari 2 halaman

Menurut Penny, evaluasi pada tiga kandidat vaksin tersebut sedang berjalan namun belum membuahkan hasil. Meski demikian, dia memastikan BPOM akan menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) sesuai batas waktu yang ditetapkan yaitu 20 hari.

" Kami selalu menunggu data-data untuk disetorkan walaupun EUA akan diberikan seusai waktu normal paling lama 20 hari kerja," kata Penny.

Terkait izin CoronaVac untuk lansia, Penny menjelaskan pihaknya menggunakan data uji klinis tahap 1 dan 2 di China dan tahap 3 di Brazil. Di China, uji klinis dijalankan pada 400 relawan usia di atas 60 tahun sedangkan di Brazil melibatkan 600 relawan lansia.

" Uji klinis fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia 400 orang menunjukkan vaksin CoronaVac yang diberikan dengan 2 dosis dengan jarak 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik," ucap Penny.

 

2 dari 2 halaman

Menurut dia, peningkatan kadar antibodi usai suntikan kedua pada jarak 28 hari dari suntikan pertama mencapai 97,98 persen. Data keamanan uji klinis dapat ditoleransi.

" Serta tidak adanya efek samping serius derajat III yang berarti sistemik dan serius yang dilaporkan karena pemberian vaksin," ucap dia.

Sedangkan data uji klinis tahap 3 di Brazil menunjukkan hasil vaksin yang diberikan aman. Selain itu, tidak menimbulkan efek samping serius derajat III yang dilaporkan.

" Hasil uji klinik yang dilaporkan, efek samping terjadi adalah ringan yaitu nyeri, mual, bengkak merah pada kulit dan sakit kepala," ucap dia.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar