Cara Mudah Mendapat Lailatul Qadar

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 27 Juni 2016 15:00
Cara Mudah Mendapat Lailatul Qadar
Dalam sebuah hadits, terdapat anjuran untuk meningkatkan ibadah di waktu-waktu tertentu di sepuluh hari terakhir Ramadan. Waktu tertentu tersebut yaitu malam-malam ganjil.

Dream - Ramadan telah memasuki waktu sepuluh hari terakhir. Di waktu ini, keberkahan dan kebaikan disebar dengan berlimpah.

Umat Muslim banyak menghabiskan malam-malam di sepuluh hari terakhir Ramadan dengan meningkatkan ibadah dan amal saleh. Salah satunya dengan menjalankan iktikaf di masjid demi mendapatkan malam lailatul qadar.

Mungkin waktu sepuluh hari terasa terlalu lama untuk bisa meraih lailatul qadar. Ada cara mudah mendapatkan malam mulia tersebut.

Dalam sebuah hadits, terdapat anjuran untuk meningkatkan ibadah di waktu-waktu tertentu di sepuluh hari terakhir Ramadan. Waktu tertentu tersebut yaitu malam-malam ganjil.

" Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, 'Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dalam sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR Bukhari).

Mendapatkan lailatul qadar memang tidak bukan perkara mudah. Butuh usaha keras dan tidak kenal lelah untuk selalu meningkatkan intensitas ibadah terutama di sepuluh malam terakhir, seperti dipraktikkan Rasulullah Muhammad SAW.

" Dari Aswad dari Aisyah RA ia berkata, Nabi SAW meningkat amal-ibadah pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan melebihi di waktu yang lain,” (HR Muslim).

Dalam riwayat lain, Rasulullah mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malam, dan membangunkan keluarganya.

" Dari Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW ketika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadan, mengencangkan kain bawahnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya,” (Muttafaq 'alaih).

Ibnu Baththal dalam Syarhu Shahihil Bukhari memberikan penjelasan mengenai makna 'mengencangkan ikat pinggang' pada hadits di atas, yaitu tidak menggauli istrinya. Sedangkan makna 'membangunkan keluarganya' adalah Rasulullah mendorong keluarganya untuk mengerjakan amalan-amalan sunah di waktu sepuluh hari terakhir.

" Sufyan Ats Tsauri berkata maksud 'mengencangkan kain atasnya' dalam hadits di atas adalah Rasulullah SAW tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sedangkan pernyataan 'Beliau (Nabi SAW) membangunkan keluarganya' dapat dipahami bahwa suami dianjurkan mendorong keluarganya untuk mengerjakan amalan sunah dan amal kebajikan lainya selain yang wajib serta menekankan kepada mereka untuk melakukan hal tersebut."

Sementara terkait dengan 'menghidupkan malam', Abdurrauf Al Munawi dalam Faidlul Qadir memberikan penjelasan Rasulullah tidak mengisi waktu sepanjang malam hingga pagi hari dengan beribadah. Rasulullah mengisi sebagian besar waktu malam dengan ibadah, bukan semalam suntuk tanpa tidur.

" (Dan menghidupkan malamnya) maksudnya adalah Rasulullah SAW tidak tidur di mana tidur adalah saudara kematian, dan beribadah pada sebagian besar malam bukan seluruhnya sebab ada riwayat dari Aisyah RA yang menyatakan, 'Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW melakukan ibadah satu malam penuh sampai pagi hari'."

Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap, baca pada tautan ini. (Ism) 

 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi

Beri Komentar